Implementasi Program One Village One Product Dalam Peningkatan Perekonomian Lokal (Studi Pada Desa Sambirembe Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen)
Main Author: | Arief, Muhammad |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/116784/1/BAB_I.pdf http://repository.ub.ac.id/116784/2/Cover.pdf http://repository.ub.ac.id/116784/2/BAB_IV.pdf http://repository.ub.ac.id/116784/3/BAB_II.pdf http://repository.ub.ac.id/116784/3/BAB_V.pdf http://repository.ub.ac.id/116784/4/BAB_III.pdf http://repository.ub.ac.id/116784/5/Daftar_Pustaka.pdf http://repository.ub.ac.id/116784/6/MOTTO%2Cdll.pdf http://repository.ub.ac.id/116784/ |
Daftar Isi:
- Kesepakatan perdagangan bebas atau Free Trade Agreement (FTA) ASEAN-China menjadikan Indonesia sebagai salah satu anggota ASEAN akan bersaing dengan seluruh anggota FTA. Terkendala lemahnya produk-produk lokal yang untuk bersaing dengan pasar global serta domestik harus segera terselesaikan, mengingat semakin terbukanya persaingan perdagangan bebas pada tingkat ASEAN-China. Salah satu penyelesaiannya adalah dengan memperkuat keberadaan UKM yang memang telah menjadi pilar utama ekonomi Indonesia, sekaligus sebagai wadah bagi pengembangan produk lokal untuk mempromosikan diri. Maka dari itu, pemerintah membuat program OVOP (One Village One Product) sebagai strategi pengembangan potensi daerah di satu wilayah desa untuk menghasilkan satu produk unggulan yang unik khas daerah dengan memanfaatkan sumber daya lokal. Sebagai pelaksana program OVOP ini adalah Dinas Koperasi, Perdagangan, Industri dan UMKM. Penelitian ini menggunakan jenis deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilakukan di Koperasi Industri dan Kerajinan Agawe Makmur di Desa Sambirembe. Sumber data diperoleh dari Dinas Koperindag dan UMKM dan BPS berupa wawancara, observasi, maupun dokumentasi dari berbagai sumber. Analisis data didasarkan pada pengembangan ekonomi lokal oleh Blakely. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Dinas Koperindag dan UMKM bekerja sama dengan pihak kedua yakni BDS (Business Development Services) Mekar Niaga Indonesia dan PT GenTrade (Sragen Trading) untuk melakukan pembinaan dan pelatihan kepada pengelola beserta anggota koperasi agawe makmur sejak program OVOP mulai diimplementasikan dan juga terdapat bantuan modal yang diberikan kepada koperasi agawe makmur serta terdapat pula promosi pemasaran. Dampak yang terjadi dengan adanya implementasi program ini yakni terdapat pada peningkatan kualitas sumber daya manusia dan juga peningkatan pendapatan pengrajin meskipun peningkatan yang terjadi tidak terlalu signifikan. Adapun faktor pendukung dan juga penghambat dalam prosesnya. Faktor pendukung tersebut antara lain ketersediaannya bahan baku dan kualitas produk yang baik. Sedangkan faktor penghambatnya antara lain kualitas sumber daya manusia yang masih rendah, terjadinya persaingan usaha yang tidak sehat, kurang ketersediaannya pengrajin, serta hambatan pada pemasaran produk. Pada akhirnya program OVOP yang diimplementasikan pada koperasi industri dan kerajinan agawe makmur tidak maksimal dan berakibat pada koperasi agawe makmur berhenti berproduksi. Sehubungan dengan hal itu, pemerintah daerah dapat menciptakan iklim usaha yang lebih baik serta memberikan pelatihan tambahan terkait pemasaran produk yang dihasilkan.