Strategi Pengembangan Kawasan Wisata Madakaripura Dalam Pespektif Community Based Tourism (CBT) (Studi Pada Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Probolinggo )

Main Author: Syahfudin, Mutiya
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/116725/1/full_skripsi_fix_baru_%5E%5E.pdf
http://repository.ub.ac.id/116725/
Daftar Isi:
  • Strategi pengembangan kawasan wisata adalah upaya untuk mengaktifkan potensi dan mengintegrasikan kemajuan yang terdapat pada suatu kawasan wisata agar dapat meningkatkan manfaat yang diterima masyarakat. Salah satu pespektif yang dapat digunakan adalah Community Based Tourism (CBT) karena dalam CBT masyarakat merupakan subjek pariwisata sehingga dapat meningkatkan partisipasi masyarakat secara langsung khususnya di Wisata Air Terjun Madakaripura. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi pengembangan wisata dan pengaplikasian CBT di Air Terjun Madakaripura yang dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Probolinggo serta mengetahui faktor pendukung dan penghambatnya. Peneliti menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis data model interaktif Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CBT dapat menjadi sebuah perspektif yang efektif digunakan khususnya dalam pengembangan kawasan wisata Air terjun Madakaripura. Pengaplikasian ini meliputi identifikasi keikutsertaan anggota masyarakat dalam pengambilan keputusan, adanya kepastian masyarakat lokal menerima manfaat dari kegiatan pariwisata dan pendidikan pariwisata yang diterima oleh masyarakat lokal. Faktor pendukungnya adalah kesamaan tujuan dan adanya peran serta dari pemerintah dan masyarakat lokal sedangkan faktor penghambat meliputi kurangnya kualitas sumber daya manusia, sulitnya mengubah pola pikir masyarakat, kondisi alam yang tidak menentu dan sarana dan prasarana yang kurang memadai. Saran yang dapat peneliti berikan berdasarkan faktor penghambat yaitu perlunya peningkatan pendidikan dan sosialiasasi pariwisata untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan mengubah pola pikir masyarakat setempat, menciptakan masyarakat yang tanggap bencana serta memperbaiki dan menambah sarana dan prasarana pariwisata.