Implementasi Program Peningkatan Kelangsungan Hidup Ibu Dan Bayi Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Kualitas Kesehatan Studi tentang Program Expanding Maternal and Neonatal Survival di Dinas Kesehatan K
Main Author: | Mutomima, NofrianaDevi |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/116601/1/Skripsi_Nofriana_Devi_M.pdf http://repository.ub.ac.id/116601/ |
Daftar Isi:
- Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator untuk melihat kualitas kesehatan masyarakat. Saat ini AKI dan AKB di Indonesia masih cukup tinggi. Melihat tingginya AKI dan AKB, Kementerian Kesehatan RI melakukan kerjasama dengan United State Agency for International Development (USAID) untuk menurunkan AKI dan AKB melalui Program Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS). Program EMAS dilaksanakan di berbagai daerah di Indonesia salah satunya adalah Kabupaten Sidoarjo karena AKI dan AKB di Kabupaten Sidoarjo tergolong tinggi. Berdasarkan hal tersebut, maka permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini yaitu, Pertama bagaimana implementasi Program EMAS di Kabupaten Sidoarjo, kedua apa faktor pendukung dan penghambat implementasi Program EMAS. Penelitian ini adalah penelitian yang berbasis pada penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dengan cara wawancara dan dokumentasi. Metode analisis yang digunakan adalah dengan cara pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini mengambil kesimpulan, yakni (1) Implementasi Program EMAS di Kabupaten Sidoarjo telah berjalan dengan baik apabila dilihat berdasarkan output, akan tetapi jika dilihat berdasarkan outcomehasil dari program ini belum terlihat secara signifikan. (2) Faktor pendukung dalam penerapan Program EMAS tersebut antara lain: Sumber Daya Manusia (SDM), serta pengadaan fasilitas dan alat-alat kesehatan, sedangkan faktor penghambatnya antara lain: Komitmen dari pemerintah daerah, penolakan dari Rumah Sakit Swasta, serta pembagian SDM yang tidak merata. Saran dalam penelitian ini yaitu agar pemerintah daerah dalam memberikan dukungan terhadap penerapan Program EMAS dilakukan secara berkelanjutan, selain itu melakukan sosialisasi ke Rumah Sakit yang hendak diintervensi dengan Program EMAS, menempatkan SDM kesehatan secara merata di Puskesmas-puskesmas, memperkuat keterlibatan pihak swasta dalam penerapan program, melakukan inovasi dalam penerapan program agar tujuan yang ditentukan bisa segera tercapai.