Implementasi Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) (Studi Tentang Implementasi Program STBM Pilar 1 di Kecamatan Nganjuk, Kabupaten Nganjuk)
Main Author: | Hariyanti, Diana |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/116558/1/skripsi.pdf http://repository.ub.ac.id/116558/ |
Daftar Isi:
- Program pembangunan kesehatan yang terdahulu sangat identik dengan pemberian subsidi langsung berupa uang dan material fisik. Akibatnya akan mengurangi partisipasi masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan diri dan lingkungan melalui usaha sendiri. Maka dari itu, pemerintah mempunyai inisiatif untuk membuat program pembangunan kesehatan yaitu Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang diadaptasi dari pendekatan CLTS yang berasaskan pemberdayaan masyarakat yang memiliki 5 pilar pencapaian. Pencapaian Pilar 1 di program STBM adalah Stop buang air besar sembarangan (SBS). Kabupaten Nganjuk adalah salah satu kabupaten yang telah melaksanakan program STBM dan membawa Kecamatan Nganjuk sebagai kecamatan SBS pertama. Penelitian ini menfokuskan pada : bagaimanakah implementasi pemberdayaan masyarakat melalui program STBM Pilar 1 Dinas Kesehatan Daerah pada Kecamatan Nganjuk? Serta apa saja faktor yang menjadi pendukung dan penghambat implementasi pemberdayaan masyarakat melalui program STBM Pilar 1 Dinas Kesehatan Daerah pada Kecamatan Nganjuk? Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan studi dokumentasi yang didapatkan dari Kecamatan Nganjuk sebagai lokasi penelitian serta Dinas Kesehatan Daerah Nganjuk terutama pada bidang P3KL yang menjadi situs penelitian. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan program STBM pilar 1 yang membawa Kecamatan Nganjuk menjadi kecamatan SBS pertama di Kabupaten Nganjuk dapat memiliki beberapa tahap yaitu pemetaan wilayah dan identifikasi masalah; koordinasi dengan perangkat desa dan warga; persiapan data dan sarana prasarana pemicuan; kegiatan pemicuan serta proses monitoring dan evaluasi. Partisipasi masyarakat mayoritas dapat terlihat pada tahap kegiatan pemicuan. Dalam kegiatan pemicuan, masyarakat dapat berpartisipasi dalam mapping partisipatif yang merupakan salah satu alat PLA. Masyarakat dapat memahami masalah dan menemukan solusinya melalui kegiatan pemicuan. Program STBM yang seharusnya merupakan program non subsidi, namun pada tahun 2011 dana dari PNPM dapat digunakan sehingga menurut peneliti dapat mengurangi partisipasi aktif masyarakat. Selama proses pencapaian status ODF/SBS di Kecamatan Nganjuk didukung oleh koordinasi fasilitator kabupaten yang baik yang handal di bidangnya serta regulasi dari pusat. Kendala yang dihadapi antara lain kurangnya respon dan upaya dari pemerintah daerah kabupaten Nganjuk, tenaga kesehatan yang terbatas serta kurangnya pendanaan untuk program STBM.