Pengembangan Wilayah Hinterland di Kecamatan Kedungkandang Sebagai Upaya Peningkatan Pelayanan Publik (Studi Pada Wilayah Buring-Kota Malang)
Daftar Isi:
- Penelitian ini dilakukan atas dasar masih terdapatnya pembangunan di wilayah Kota Malang yang belum merata. Implikasi dari ketidakmerataan tersebut adalah terdapat wilayah yang pembangunan infrastruktur publiknya rendah, yaitu wilayah Buring. Upaya dalam mengatasi permasalahan tersebut adalah dilakukannya. Pengembangan wilayah merupakan bentuk dari pembangunan daerah, dimana merupakan salah satu wujud tugas pemerintah dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan masyarakat umum agar berdaya. Sebagai upaya pengembangan, maka dibutuhkannya perencanaan, yang mana merupakan langkah awal dari pengembangan wilayah. Dalam perencanaan kita dapat melihat bagaimana keadaan dan karakter wilayah. Selain itu kita nantinya dapat mengetahui layanan publik apa yang cocok untuk dikembangkan di Buring sebagai wilayah hinterland. Hal itu tidak terlepas dari proses perencanaan wilayah berupa pengenalan wilayah dan analisis situasi. Setelah proses perencanaan wilayah dilakukan, maka langkah berikutnya adalah memaparkan upaya pemerintah dalam mengembangkan wilayah. Upaya ini didapat setelah pemerintah mengenal wilayah Buring terlebih dahulu. Hal itu dilakukan agar pengembangan infrastruktur pelayanan publik tepat sasaran dan sesuai dengan kondisi sosial masyarakat setempat. Upaya pemerintah Kota Malang meliputi beberapa strategi pembangunan yang dilakukan. Selain strategi pembangunan, perlu diketahui juga mengenai bentuk pelayanan publik yang akan dikembangkan pemerintah Kota Malang agar wilayah Buring semakin diminati masyarakat wilayah Buring, dan masyarakat luar Buring. Untuk mengetahui pengembangan wilayah hinterland di wilayah Buring sebagai upaya peningkatan pelayanan publik, maka dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Metode analisis yang digunakan adalah melalui metode analisis data model Spradley. Penelitian kualitatif menurut Spreadley terdapat empat model analisis yaitu analisis domain, analisis taksonomi, analisis komponensial, analisis tema kultural. Keempat model analisis tersebut saling berhubungan. Dari hasil penelitian didapat data pengenalan wilayah buring, yaitu: keadaan alam lingkungan dan ciri-ciri fisik wilayah Buring, yang meliputi: letak geografis, iklim dan curah hujan, pegunungan dan sungai, topografi atau peta wilayah. Selain itu diketahui mengenai keadaan sosial ekonomi, yang meliputi: kegiatan-kegiatan ekonomi wilayah Buring, potensi-potensi ekonomi di wilayah Buring, komoditi-komoditi yang dihasilkan oleh wilayah Buring. Selain ekonomi, terdapat keadaan sosial dan budaya wilayah Buring, meliputi: keadaan administrasi atau kelembagaan, kebijakan-kebijakan pembangunan wilayah Buring, dan lembaga-lembaga swadaya masyarakat. Setelah mengenal wilayah Buring maka penelitian selanjutnya didapatkan data mengenai analisis situasi, yang meliputi: penetapan lokasi wilayah konsentrasi pengembangan, penetapan kelompok sasaran, dan penetapan kebutuhan program. Selain analisis wilayah, peneliti juga menetapkan bentuk pelayanan yang akan dikembangkan meliputi: pelayanan transportasi wilayah Buring, pelayanan utilitas wilayah Buring, pelayanan ruang terbuka hijau, dan pelayanan sosial kesehatan dan pendidikan di Wilayah Buring.