Kualitas Lingkungan Pada Tambak Udang Vaname (Litopenaeus Vannamei) Dengan Kepadatan Berbeda Terkait Prevalensi Penyakit

Main Author: Hasanah, Uswatun
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/11635/
Daftar Isi:
  • Penerapan sistem budidaya super intensif yang memiliki kepadatan lebih tinggi diduga mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan yang berdampak pada melemahnya ketahanan tubuh udang terhadap serangan penyakit. Udang vaname telah banyak dibudidayakan di Indonesia. Menurunnya kualitas lingkungan budidaya dapat menyebabkan munculnya penyakit baik infeksius dan non infeksius dan menyerang udang vaname. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas lingkungan tambak udang, morfologi udang dan prevalensi penyakit infeksius dan non infeksius pada tambak dengan kepadatan berbeda. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober 2017 - Januari 2018. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan teknik pengambilan data yang meliputi data primer dan data sekunder kemudian menganalisa data yang diperoleh. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan partisipasi langsung dari studi pustaka. Data kemudian dianalisis menggunakan uji parametrik yakni uji normalitas dan uji t untuk mengetahui persamaan atau perbedaan kualitas lingkungan pada kedua tambak menggunakan software SPSS. Hasil dari penelitian mengenai kualitas lingkungan pada tambak udang vaname dengan kepadatan berbeda yakni pada tambak A (super intensif) dengan kepadatan ± 384 ekor/m2 dalam kondisi optimal yakni suhu 30.43-33.270C, Power of Hydrogen (pH) 7.06-9.12, Dissolved Oxygen (DO) 4.78-6.97 mg/l, salinitas 23.83-30.17 ppt, nitrit 0.28-0.48 mg/l, nitrat 0.72-1.50 mg/l dan Total Organic Matter (TOM) 45.33-58.00 ppm dan diluar batas optimal yakni kecerahan 13.93-16.33 cm dan amonia 0.67-1.13 mg/l. Pada tambak B (intensif) dengan kepadatan 200 ekor/m2 dalam kondisi optimal yakni suhu 30.08-33.550C, Power of Hydrogen (pH) 8.19-9.33, Dissolved Oxygen (DO) 5.40-7.15 mg/l, salinitas 17.50-23.50 ppt, nitrit 0.24-0.30 mg/l, nitrat 0.48-1.01 dan Total Organic Matter (TOM) 41.67-49.33 serta di luar batas optimal yakni kecerahan 12.50-19.03 cm dan amonia 0.46-0.86 mg/l. Pada pengujian penyakit infeksius didapatkan hasil negatif untuk uji White Spot Syndrome Virus (WSSV) dan Infectious Myonecrosis Virus (IMNV) serta ditemukan bakteri patogen di perairan yaitu Micrococcus luteus, Staphylococcus sciuri dan Staphylococcus luteus. Pada identifikasi penyakit non infeksius ditemukan adanya stres pada udang akibat kondisi kualitas air yang berada di luar batas optimum udang vaname seperti kandungan TOM dan ammonia yang tinggi. Prevalensi penyakit infeksius dari virus pada tambak A dan tambak B adalah 0% serta dari bakteri di tambak A sebesar 75% yang berarti bahwa penyakit bakterial biasanya terjadi di tambak A. Prevalensi penyakit non infeksius pada tambak A adalah 30% yang berarti bahwa penyakit non infeksius tersebut umumnya terjadi di tambak A dan pada tambak B adalah 5% yang berarti bahwa penyakit non infeksius terkadang atau sesekali terjadi pada tambak B. Saran bagi pembudidaya udang dengan kepadatan berbeda yakni perlu adanya manajemen kualitas air yang baik untuk udang sehingga dapat mencegah terserangnya penyakit serta padat tebar yang digunakan harus disesuaikan dengan daya lingkungan tambak.