Innovative Governance melalui Gerakan Pengentasan Gizi Buruk (GENTASIBU), (Studi pada Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Nganjuk)
Main Author: | Astini, FatinNuha, |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/116200/1/1_MOTTO_fix.pdf http://repository.ub.ac.id/116200/2/1_COVER.pdf http://repository.ub.ac.id/116200/3/6_BAB_V.pdf http://repository.ub.ac.id/116200/4/4_BAB_1_2_3.pdf http://repository.ub.ac.id/116200/4/3_DAFTAR_ISI.pdf http://repository.ub.ac.id/116200/5/5_BAB_4.pdf http://repository.ub.ac.id/116200/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini bermula dari munculnya beragam permasalahan pasca desentralisasi yang berdampingan dengan proses globalisasi, maka pemerintah daerah yang mengetahui kelemahan dan kelebihan untuk mengelola permasalahan didaerahnya dituntut seinovatif mungkin memberikan jawaban dari masalah-masalah di daerahnya. Namun perlunya innovative governance dalam menjawab masalah yang kian variatif didampingi dengan minimnya inovasi di berbagai daerah, sehingga kondisi turbulence juga berakibat pula pada bidang kesehatan, terutama permasalahan gizi buruk pada balita, karena pada usia balita, merupakan golden age dimana kemampuan otak dan psikisnya berkembang pesat, yang otomatis akan menentukan kualitas generasi penerus bangsa. Dari sisi keilmuwan public administration, study terhadap praktik innovative governance masih minim ditengah urgensitas kemunculannya, maka diperlukan pengetahuan akan proses memunculkan dan mengembangkan gagasan inovatif yang solutif hingga pada tahap penuangan dalam bentuk yang konkrit dan legal, agar dapat dijadikan sebagai percontohan. Metode penelitian dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif dan menggunakan teknik analisis data model Spradley serta berfokus pada proses innovative governance melalui gerakan pengentasan gizi buruk yang dirinci mulai dari terminologi dan gambaran umum GENTASIBU, aktor penggagas, kemunculan gagasan inovasi GENTASIBU, tindakan lanjutan terhadap gagasan, implementasi, peran stakeholders, hasil implementasi GENTASIBU serta keberlanjutan inovasi GENTASIBU terhadap kemunculan inovasi lainya, dan berfokus pada faktor pendukung dan penghambatnya. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa innovative governance yang merupakan suatu proses telah diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Nganjuk melalui gerakan pengentasan gizi buruk (GENTASIBU) yang didampingi dengan faktor penghambat dan faktor pendukung. Dengan adanya faktor penghambat, maka peneliti memberikan rekomendasi sebuah analogi yang mengilustrasikan pemaksimalan sekaligus percepatan innovative governance serta implementasinya dengan mengadopsi model Triple Helix.