Analisis Metode Altman (Z-Score) Sebagai Alat Evaluasi Guna Memprediksi Kebangkrutan Perusahaan (Studi Pada Industri Rokok Yang Terdaftar Di BEI Periode 2007-2011)

Main Author: Safitra, BataraAldino
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2013
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/115825/1/051307833.pdf
http://repository.ub.ac.id/115825/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini didasari oleh terancamnya industri rokok di Indonesia yang diakibatkan oleh masuknya investor asing yang ingin menguasai. Kondisi tersebut juga didukung oleh adanya pembuatan Peraturan Menteri (PMK) Nomer 191/PMK.04/2010 mengenai Hubungan Istimewa Perusahaan Rokok yang mempunyai menciptakan harga cukai yang tinggi sehingga dapat mematikan industri rokok lokal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelompokan perusahaan pada industri rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007-2011 berdasarkan prediksi kebangkrutan apabila dianalisis menggunakan analisis diskriminan Altman Z-Score. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Lokasi yang diambil untuk penelitian ini adalah Pojok Bursa Efek Indonesia Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya. Sumber data yang digunakan adalah data sekunder dari perusahaan berupa laporan keuangan tahun 2007-2011. Teknik analisis data yang digunakan adalah menggunakan metode altman z-score dengan mengkombinasikan lima ratio untuk melihat perbedaan antara perusahaan yang bangkrut dan yang tidak bangkrut,yaitu modal kerja terhadap total aktiva, laba ditahan terhadap total aktiva, EBIT terhadap total aktiva, nilai buku ekuitas terhadap nilai buku hutang, dan penjualan terhadap total aktiva. Dimana kelima rasio tersebut dikombinasikan dengan rumus: (Z) Z-Score = 1,2X1+1,4X2+3,3X3+0,6X4+1,0X5. Apabila hasil perhitungan kurang dari 1,81 maka perusahaan dikategorikan bangkrut. Apabila hasil perhitungan di antara 1,81-2,99 maka dikategorikan rawan bangkrut. Dan apabila hasil perhitungan berada di ata s 2,99 maka perusahaan dikategorikan sehat. Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 3 (tiga) perusahaan rokok menunjukkan bahwa terdapat dua perusahaan yang menghasilkan nilai z-score di atas 2,99 yang dikategorikan sehat, sedangkan satu perusahaan menghasilkan nilai z-score di antara 1,81-2,9 yang dikategorikan rawan kebangkrutan. Pihak perusahaan yang terindikasi sehat harus bisa mempertahankan atau bahkan meningkatkan prestasi yang dicapai. Bagi perusahaan yang terindikasi rawan kebangkrutan perlu meningkatkan nilai pasar ekuitas. Serta, meningkatkan penjualan, memperbesar laba, dapat dilakukan efisiensi operating expenses (biaya operasi) seoptimal mungkin.