Studi Stabilitas Agregat Dan Makroporositas Tanah Pada Berbagai Sistem Penggunaan Lahan Berbasis Agroforestri

Main Author: Yusa, Yoga Lorensa Putra
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/11568/
Daftar Isi:
  • Degradasi lahan merupakan penurunan kemampuan lahan dalam menunjang produktivitasnya akibat adanya kerusakan fisik, kimia dan biologi, meningkatnya kebutuhan lahan pertanian dan maraknya konversi pertanian menyebabkan terjadinya degradasi lingkungan terutama penurunan kualitas tanah. Agroforestri dengan perbedaan sistem penggunaan dan pengelolaan lahan diduga akan berpengaruh positif terhadap karateristik fisik, kimia, dan biologi tanah. Karakteristik fisik meliputi stabilitas agregat dan makroporositas tanah. Tanah yang berstruktur granular akan menopang pertumbuhan tanaman karena perakaran mudah menembus tanah sehingga penyerapan air dan unsur hara dapat terpenuhi. Apabila struktur mengalami kerusakan, maka akan berdampak pada jumlah pori yang menurun dan tanah menjadi padat. Stabilitas agregat tanah dipengaruhi oleh bahan organik dan aktivitas organisme tanah. Penelitian ini fokus pada bagaimana stabilitas agregat tanah dan makroporositas tanah pada berbagai penggunaan lahan berbasis agroforestri. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli-September 2017, pengambilan contoh tanah dilakukan di Kawasan UB Forest yang secara administratif terletak di Desa Tawangargo, Donowarih, dan Desa Ngenep, Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang. Penentuan plot pengamatan berdasarkan sistem penggunaan lahan berbasis agroforestri (AF), terdapat 5 plot dengan 3 kali ulangan yang dibedakan atas penggunaan lahan berbasis AF pinus+kopi (PK) pinus+semusim (PS) mahoni+kopi (MK) mahoni+semusim (MS) dan tanaman semusim (TS) dengan luas plot 20x20 m2. Pengambilan contoh tanah terbagi menjadi tanah terganggu dan tidak terganggu yang diambil pada kedalaman (1) 0-10 cm, (2) 10-20 cm, (3) 20-30 cm, dan (4) 30-50 cm. Pengambilan contoh tanah terganggu dilakukan dengan menggunakan blok besi 20x20x10cm, sedangkan tanah tidak terganggu diambil menggunakan pisau lapangan. Contoh tanah terganggu digunakan untuk analisis fisika yaitu bobot isi, bobot jenis, porositas total, tekstur tanah, dan kimia khususnya C-organik tanah, sedangkan tanah tidak terganggu digunakan untuk analisis stabilitas agregat. Sedangkan untuk pengukuran makroporositas tanah dilakukan dengan blok besi ukuran 100x50x50cm dengan metode pewarnaan methylene blue. Pada penelitian ini diperoleh nilai bobot isi tertinggi pada plot TS 0,86 g cm-3, terendah pada plot AF PK dengan 0,62 g cm-3, nilai bobot isi ini tidak berbeda dengan yang diperoleh pada plot AF PS 0,64 g cm-3. Porositas total tertinggi pada plot AF PK sebesar 69,92% dan terendah pada plot TS 62,22%. Stabilitas agregat (DMR) pada keseluruhan penggunaan lahan termasuk sangat stabil sekali karena >2mm, kemudian sebaran pori makro (makroporositas) pada agroforestri lebih dalam (>20 cm) dibandingkan dengan tanaman semusim (<20 cm). Kemudian hubungan antara C-organik tanah dengan porositas total tanah (r= 0,99) dengan nilai koefisien determinasi (R2) C-organik tanah mempengaruhi porositas total tanah sebesar 98,43% dan 1,57% dipengarui faktor lain. Hasil korelasi antara C-organik tanah dengan makroporositas tanah (r= 0,88) dengan nilai koefisien determinasi (R2) C-organik tanah mempengaruhi makroporositas tanah sebesar 78,06% dan 21,94% dipengaruhi faktor lain. Berdasarkan hasil korelasi C-organik tanah tidak memiliki hubungan yang erat ii terhadap stabilitas agregat (r=-0,53) serta stabilitas agregat juga tidak berhubungan terhadap makroporositas tanah (r=-0,16). Secara umum, ditinjau dari berbagai parameter penelitian. Kawasan penggunaan lahan berbasis agroforestri lebih baik dibandingkan dengan tanaman semusim.