Rantai Nilai Produk Kopi Biji Salak Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing Pada Umkm Kunara, Kabupaten Jombang
Main Author: | Rahayu, Herlin Fuji |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/11562/ |
Daftar Isi:
- Rantai nilai merupakan cara untuk memandang suatu perusahaan sebagai rantai aktivitas yang mengubah input menjadi output yang bernilai bagi pelanggan Tujuan rantai nilai yaitu untuk mengenali kekuatan dan kelemahan UMKM, sehingga akan mewujudkan peningkatan keunggulan bersaing UMKM. Pada penelitian kali ini dilakukan di UMKM Kunara. UMKM Kunara merupakan UMKM yang bergerak di bidang pengolahan hasil pertanian khususnya buah salak yang di olah menjadi kopi biji salak yang memiliki nilai jual yang tinggi di Kabupaten Jombang. Penelitian yang dilakukan pada UMKM Kunara yaitu terkait nilai tambah produk kopi biji salak dan rantai nilai. Pada rantai nilai yang akan di analisis meliputi aktivitas primer dan sekunder. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis besar nilai tambah pengolahan kopi biji salak, menganalisis aktivitas primer dan aktivitas sekunder yang dapat di gunakan untuk meningkatkan keunggulan bersaing pada UMKM Kunara. Metode analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif, analisis nilai tambah dan rantai nilai, selain itu responden yang di gunakan oleh peneliti sebanyak 7 orang meliputi pemilik, dan 6 tenaga kerja, sehingga hasil dari jawaban responden nantinya akan digunakan untuk menghitung nilai tambah serta bobot, nilai, dan skor pada analisis rantai nilai. Hasil penelitian nilai tambah terkait produk kopi biji salak menghasilkan nilai tambah sebesar Rp 28.378. Keuntungan yang diperoleh setiap satu kilogram yaitu Rp 26.386. Nilai tambah pada kopi biji salak menghasilkan nilai tambah yang tinggi dikarenakan memiliki rasio nilai tambah yang tinggi yaitu > 40%, rasio nilai tambah pada UMKM Kunara tersebut sebesar 71%. Pada nilai tambah juga menghitung biaya bahan baku, upah rata-rata tenaga kerja dan sumbangan input lain. Biaya bahan baku yang di keluarkan sebanyak Rp 2.500/ kg, upah rata-rata tenaga kerja Rp 3.571/kg dan sumbangan input lain Rp 9.122/kg, sedangkan untuk analisis rantai nilai dihasilkan skor tertinggi dan terendah pada aktivitas primer maupun sekunder. Aktivitas primer yang memiliki skor tertinggi sebesar 2,52 yaitu aktivitas logistik ke dalam yang meliputi aktivitas penggunaan bahan baku dan persediaan, sedangkan untuk aktivitas yang memiliki skor terendah yaitu aktivitas pelayanan dimana memiliki skor 0,16 aktivitas tersebut meliputi aktivitas penanganan komplain dan interaksi konsumen. Hasil lain pada aktivitas sekunder yang memiliki skor tertinggi yaitu aktivitas pengembangan teknologi dengan sub aktivitas kelengkapan peralatan yang dimana memiliki skor 0,33, sedangakan untuk aktivitas yang memiliki skor terendah yaitu manajemen sumber daya manusia yang memiliki skor 0,16 dimana pada sub aktivitas rekrutmen dan kompenasai tenaga kerja. Pada analisis rantai nilai yang memiliki skor tertinggi dapat meningkatkan keunggulan bersaing sedangkan skor terendah pada aktivitas primer perlu dilakukan peningkatan kinerja aktivitas dengan cara menerapkan layanan komplain konsumen yang meliputi kotak saran di setiap outlet yang ii bermitra dan mencatumkan nomer telepon pada kemasan. Selain itu aktivitas sekunder yang memiliki skor terendah yaitu manajemen sumber daya manusia sehingga untuk meningkatkan keunggulan kinerja aktivitas pada manajemen sumber daya manusia di UMKM Kunara maka perlu adanya penerapan rekrutmen karyawan dengan cara mengiklankan lowongan pekerjaan di sosial media, seleksi administrasi, interview awal pemilihan tenaga kerja dan negosiasi gaji, dari hal tersebut dapat menciptakan keunggulan bersaing UMKM Kunara. Saran lain yang diberikan yaitu repositioning dengan cara menjalin kerjasama dengan himpunan kesehatan untuk melakukan promosi produk dan edukasi terkait produk UMKM. Mengingat pemilik UMKM merupakan salah satu anggota Himpunan Makanan dan Minuman Kabupaten Jombang, sehingga memudahkan dalam melakukan kegiatan pemasaran yang dapat menarik konsumen untuk bergabung dalam himpunan tersebut. Konsumen yang bergabung dalam himpunan akan mendapatkan fasilitas berupa pengecekan kesehatan konsumen setiap satu minggu sekali dan dilakukannya workshop terkait kesehatan satu bulan sekali. Sebagian besar konsumen yang bergabung merupakan pelanggan setia dari produk UMKM salah satunya kopi biji salak, sedangkan saran lain untuk mengembangkan produk agar menarik konsumen dapat dilakukan dengan cara menambahkan varian rasa seperti capuccino, caramel, kopi susu, mocca, dan latte.