Analisis Penerapan Sistem Akuntansi Penjualan Tunai dan Penerimaan Kas Dalam Mendukung Sistem Pengendalian Intern (Studi Pada CV. ROYAL JAYA Malang)

Main Author: Setyawatie, LatyMulyani
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2012
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/115617/1/BAB_I.pdf
http://repository.ub.ac.id/115617/2/BAB_II.pdf
http://repository.ub.ac.id/115617/3/BAB_III.pdf
http://repository.ub.ac.id/115617/4/BAB_IV.pdf
http://repository.ub.ac.id/115617/5/BAB_V.pdf
http://repository.ub.ac.id/115617/
Daftar Isi:
  • Penjualan merupakan sumber penerimaan kas terbesar pada suatu perusahaan. Ancaman akan pencurian barang baik dilakukan oleh pembeli ataupun karyawan, penyelewengan kas serta pencatatan yang dilakukan secara tidak akurat akan mengakibatkan kerugian pada perusahaan. Hal ini diperlukan suatu prosedur pengendalian yang diterapkan dalam perusahaan harus tepat dan tegas seperti dengan memisahkan fungsi-fungsi penyimpanan, pelaksanaan, dan pencatatan. Keamanan harta milik perusahaan menjadikan alasan utama diperlukan suatu sistem pengendalian intern yang baik terutama di dalam aktivitas penjualan dan penerimaan kas. Pengendalian intern yang memadai tidak menjamin bahwa semua penyimpangan atas tindakan yang merugikan perusahaan dapat dihindarkan sama sekali, tetapi kemungkinan-kemungkinan tersebut diusahakan dapat seminimal mungkin. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui sistem akuntansi penjualan tunai dan penerimaan kas pada CV. ROYAL JAYA Malang dalam mendukung sistem pengendalian intern. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Fokus dalam penelitian ini sistem akuntansi penjualan tunai dan penerimaan kas dan pengendalian intern atas sistem akuntansi penjualan tunai dan penerimaan kas. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terdapat beberapa hal yang kurang sesuai dengan teori yang ada. Kelemahan-kelemahan tersebut yaitu masih ada perangkapan fungsi gudang dan pengiriman, sistem penjualan yang dilakukan masih kurang. Selain itu, supervisor yang berkoordinasi dengan pramuniaga dan bagian gudang dan pengiriman menyiapkan barang berdasarkan surat order atau informasi lisan dari admin penjualan, tidak adanya formulir Bukti Kas Masuk dan stock opname yang dilakukan kurang optimal karena dilakukan sekali dalam setahun. Beberapa saran dari penulis adalah sebaiknya dilakukan pemisahan bagian gudang dan pengiriman, admin penjualan dalam menerima order pembeli menggunakan program komputer yang terhubung dengan area toko sehingga admin penjualan dapat mengetahui saldo barang yang ada saat itu juga dan dapat langsung mencetak faktur penjualan, menggunakan formulir Bukti Kas Masuk bernomor urut dan tercetak dan stock opname dilakukan sebaiknya 3 bulan sekali atau 6 bulan sekali. Hal ini dilakukan agar dalam pemutakhiran informasi mengenai saldo barang dapat membantu admin penjualan dalam melakukan transaksi penjualan.