Analisis Efisiensi Teknis Usahatani Tebu (Saccharum Officinarum L) Di Desa Ganjaran, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang
Main Author: | Rusidah, Syaniati |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/11559/ |
Daftar Isi:
- Jawa Timur merupakan provinsi dengan area perkebunan tebu terluas di Indonesia, yaitu seluas 205,801 ha pada tahun 2008 atau sekitar 47 % dari total luas lahan tebu di Indonesia. Kabupaten Malang merupakan wilayah dengan areal tanaman tebu terluas di Jawa Timur yang mana dari tahun ke tahun luasannya semakin bertambah. Pada tahun 2004 luas area penanaman tebu sebesar 20.325 ha, kemudian meningkat menjadi 24.415 ha pada tahun 2005, pada tahun 2006 luasnya meningkat menjadi 27.348 ha. Dari data Badan Pusat Statistik Kabupaten Malang tahun 2016, Kecamatan Gondanglegi merupakan penghasil tebu terbesar kedua di Kabupaten Malang dengan produksi sebesar 362.084 ton tebu dan luas areal lahan perkebunan tebu sebesar 3155 ha pada tahun 2016. Desa Ganjaran merupakan salah satu desa yang sebagian besar lahan pertaniannya ditanami komoditas tebu di Kecamatan Gondanglegi Kabupaten Malang. Pada saat melakukan penelitian di Desa Ganjaran masih banyak petani tebu yang menggunakan faktor produksinya secara berlebihan, akibatnya pendapatan yang diterima petani menjadi sedikit. Pengunaan pupuk kimia secara terus menerus akan menimbulkan dampak negatif. Menurut (Adi 2010), Penentuan Dosis Pemupukan (anorganik ataupun organic) idealnya ditentukan atas dasar hasil analisa tanah, plus diikuti analisa daun untuk mengetahui seberapa efektifkah aplikasi pemupukan yang dilakukan. Berdasarkan permasalahan tersebut, tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengidentifikasi dan menganalisis pengaruh penggunaan input yaitu luas lahan, benih, pupuk kimia dan tenaga kerja (faktor produksi) terhadap produksi tebu pada usahatani tebu di Desa Ganjaran, Kecamatan Gondanglegi Kabupaten Malang, 2. Menganalisis tingkat efisiensi penggunaan input (faktor produksi) pada usahatani tebu di Desa Ganjaran, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang. Sebanyak 50 petani dipilih untuk dijadikan sampel dari keseluruhan populasi. Metode analisis yang digunakan untuk mengetahui faktor-faktor produksi yang berpengaruh terhadap efisiensi usahatani tebu dan tingkat efisiensi yang dicapai pada masing-masing petani dapat dilakukan analisis fungsi Cobb Douglass Stochastic Frontier ini adalah metode estimasi MLE (Maximum Likelihood Estimation) dengan menggunakan software frontier 4.1. Hasil analisis yang telah dilakukan diantaranya : 1) faktor produksi yang berpengaruh nyata terhadap produksi tebu di Desa Ganjaran, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang dipengaruhi beberapa faktor produksi. Faktor produksi tersebut terdiri dari luas lahan, benih, pupuk kimia, dan tenaga kerja. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa faktor produksi luas lahan, jumlah benih, dan jumlah tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap produksi usahatani tebu pada taraf kepercayaan 99%. Faktor produksi yang tidak berpengaruh nyata terhadap produksi usahatani tebu adalah pupuk kimia, karena faktor produksi tersebut memiliki jumlah t-hitung lebih kecil dari t-tabel. 2) petani tebu di Desa Ganjaran, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang belum mencapai 100% ii mencapai efisiensi teknis. Petani yang masuk dalam kategori sangat tinggi adalah sebanyak 12 petani atau 24% dari total petani, sebanyak 19 petani atau 38% masuk dalam kategori tinggi, sebanyak 9 petani atau 18% masuk dalam kategori sedang dan sisanya yaitu sama banyak yaitu 5 petani atau 10% masuk dalam kategori rendah dan sangat rendah. Tingkat efisiensi rata-rata petani di Desa Ganjaran, Kecamatan Gondanglegi yaitu 0,7438. Tingkat efisiensi tertinggi yang dicapai oleh petani di Desa Ganjaran, Kecamatan Gondanglegi adalah 0,9991, sedangkan tingkat efisiensi terendah adalah 0,3341. Saran untuk usahatani tebu dalam peningkatan produksi usahatani tebu di Desa Ganjaran, Kecamatan Gondanglegi, petani yaitu perlu memperhatikan faktor yang mempengaruhi produksi tebu seperti luas lahan, lahan yang terbatas perlu dilakukan cara intensifikasi usahatani dengan teknis budidaya yang lebih baik dan penggunaan input produksi yang optimal. Sedangkan untuk penggunaan pupuk kimia perlu melakukan pemilihan tepat jenis, tepat dosis dan tepat waktu dalam melakukan pemupukan serta dilakukan penambahan pupuk organik agar meminimalkan kerusakan struktur tanah dari pupuk kimia.