Daftar Isi:
  • Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya persaingan antar perusahaan yang kompetitif khususnya pada industri rokok di Indonesia. Setiap perusahaan dituntut untuk bisa terus bersaing dan memajukan prestasi keuangan perusahaan dalam persaingan antara industri rokok di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prestasi keuangan perusahaan diukur dengan menggunakan Return on Investment (ROI) dan Residual Income (RI). Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dimana obyek penelitiannya pada PT. Bentoel Internasional Investama, Tbk dan jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari Pojok Bursa Efek Indonesia (BEI) Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Malang. Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder dengan teknik pengambilan data dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis rasio keuangan dan analisis perbandingan laporan keuangan. Rasio aktivitas dan profitabilitas merupakan beberapa rasio keuangan yang dapat digunakan untuk mengukur manajemen secara keseluruhan. Rasio ini dipergunakan sebagai dasar pengukuran prestasi keuangan perusahaan dengan alat ukur yang dipakai adalah Return On Investment dan Residual Income. Residual Income dipergunakan sebagai alternatif alat ukur prestasi keuangan perusahaan, dimana Residual Income diperlukan untuk menutupi kelemahan dari ROI sehingga dengan memakai kedua analisis ini, diharapkan akan saling memperkuat hasil yang diperoleh dalam mengukur prestasi keuangan perusahaan. Hasil analisis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa, kondisi keuangan perusahaan fluktuatif atau tidak stabil. Dari penyajian laporan keuangan perusahaan yang ada dan setelah diukur dengan alat ukur ROI dan RI dihasilkan kondisi yang cukup baik meskipun terjadi kenaikan maupun penurunan dari tahun ke tahun. Meskipun perusahaan memperoleh laba tiap tahunnya, tetapi pada tahun 2009 perusahaan memperoleh laba sangat kecil dari tahun sebelumnya maupun tahun berikutnya. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab ketidak stabilan posisi keuangan perusahaan. Sedangkan analisis dari RI menunjukkan bahwa prestasi perusahaan cukup buruk, dimana nilai dari RI selalu negative mulai tahun 2008 sampai dengan tahun 2011. RI yang bernilai negative akan menunjukkan bahwa perusahaan belum bisa atau belum efektif dalam menginvestasikan biaya modalnya.