Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum Dan Sesudah Merger (Studi Pada Bank Cimb Niaga)

Main Author: Koemajas,HildaNatalia
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2012
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/115304/1/051200371.pdf
http://repository.ub.ac.id/115304/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini dilakukan atas perkembangan teknologi dan globalisasi yang telah membawa pengaruh yang cukup besar dalam bisnis perbankan. Pada sector perbankan di tanah air, pengaruh globalisasi dapat dilihat dari banyaknya bank asing yang masuk ke Indonesia. Hal ini menyebabkan semakin banyaknya perbankan domestik yang hanya dikuasai oleh sekelompok orang atau grup usaha asing dan berpotensi untuk menimbulkan berbagai efek negatif, seperti kurang efektifnya pengawasan terhadap bank – bank tersebut. Oleh karena itulah, Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia No.8/16/PBI/2006 tentang Kebijakan Kepemilikan Tunggal pada Perbankan (KKTP) Indonesia. Dalam kebijakan tersebut, salah satu opsi kepemilikan saham yang ditawarkan pada pemegang saham pengendali (PSP) adalah dengan melakukan penggabungan usaha (merger) atau konsolidasi atas bank – bank yang dikendalikan. Merger Bank Niaga dan LippoBank merupakan dampak dari diterapkannya aturan kepemilikan tunggal ( Single Presence Policy / SPP) yang ditetapkan Bank Indonesia dan merupakan penggabungan yang pertama di Indonesia terkait dengan kebijakan SPP. Bagaimana kinerja keuangan Bank CIMB Niaga pada saat sebelum merger dan bagaimana kinerja keuangan Bank CIMB Niaga pada saat setelah merger. Apakah merger menjadi solusi yang tepat untuk meningkatkan nilai bagi Bank CIMB Niaga. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Bank CIMB Niaga pada saat sebelum merger (Bank Niaga dan LippoBank) mengalami penurunan pada rasio CR, LDR, LAR, ROE, BOPO, CAR dan EPS. Pada tahun pertama merger, Bank CIMB Niaga belum mampu memperbaiki penurunan pada masing – masing rasio tersebut. Salah satu penyebab utamanya adalah besarnya biaya merger yang harus dikeluarkan pada tahun 2008. Pada tahun 2009-2010, Bank CIMB Niaga mulai bangkit dan terjadi banyak peningkatan kinerja keuangan berdasarkan rasio keuangan tersebut bagi Bank CIMB Niaga. Pengelolaan biaya operasional yang semakin optimal dan efisien mendukung peningkatan laba dan pendapatan Bank CIMB Niaga. Hal ini berarti bahwa merger telah menjadi solusi yang tepat dan mampu mberi nilai bagi Bank CIMB Niaga.