Daftar Isi:
  • Penelitian ini dilakukan atas dasar adanya perbedaan dari segi kegiatan pada Program Pengembangan Daya Tarik Pariwisata antara Rencana Strategis 2007-2012 dengan Rencana Kerja tiap tahunnya. Selain itu juga disebabkan karena Kota Batu memiliki peluang untuk lebih mengembangkan daerah wisata yang lebih menarik bila dibanding daerah lain, hal ini didasarkan pada kondisi alam dan letak geografis yang sangat mendukung. Terlihat banyaknya potensi wisata yang menawan disana. Di mana Program Pengembangan Daya Tarik Pariwisata bila dikaji secara mendalam akan berguna untuk mengetahui daya tarik Kota Batu. Penelitian ini fokus pada masalah : Bagaimanakah dan faktor-faktor apasajakah yang menjadi pendukung dan penghambat dari implementasi Rencana Strategis pembangunan sektor pariwisata Program Pengembangan Daya Tarik Pariwisata di Kota Batu? Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Kemudian untuk instrumen penelitian ini didukung dengan pedoman wawancara, alat tulis, catatan lapang, dan yang terpenting dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri sebagai instrumen kuncinya. Serta analisis data menggunakan Miles dan Huberman dengan Model Interaktif. Adapun analisis data ini dilakukan agar peneliti dapat mengolah dan menganalisis data-data yang terkumpul menjadi data-data yang sistematik, teratur, terstruktur, dan mempunyai makna. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan standarisasi pariwisata di Kota Batu belum dilaksanakan sesuai dengan Rencana Strategis. Untuk pengembangan produk pariwisata, dari tahun ke tahun mengalami peningkatan jumlah produk pariwisata di Kota Batu. Kota Batu memiliki suatu pemberdayaan masyarakat yang bernama Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) dan peran pemerintah dalam hal ini melalui pelatihan dan pembinaan serta studi banding. Terdapat dampak positif dan negatif dari pelaksanaan pengembangan usaha masyarakat ini. Adapun kesan yang ditunjukkan dari para wisatawan membuktikan bahwa Kota Batu merupakan kota pariwisata. Dalam penyusunan kebijakan dan pengaturan pengembangan destinasi pariwisata, pemerintah, swasta, dan masyarakat berperan sebagai aktor.