Daftar Isi:
  • Saat ini kebutuhan gula di Indonesia sangat besar sampai total produksi gula masih belum mencukupi kebutuhan gula secara keseluruhan. Selain itu, aliran bahan pada rantai pasok menentukan kualitas produk gula sehingga membuat persaingan bisnis gula menjadi ketat. Permasalahan pada penelitian ini dapat dilihat dari setiap aktivitas rantai pasok pada masing-masing pelaku saling berhubungan antara satu dengan lainnya, sehingga setiap risiko yang terdapat pada satu pelaku akan mempengaruhi aktivitas pelaku rantai pasok lain. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor-faktor dan variabel risiko yang mempengaruhi produksi gula pada setiap pelaku rantai pasok, mengetahui dampak dari risiko yang dihadapi pelaku rantai pasok terhadap produksi gula, dan mengetahui urutan prioritas yang diperoleh dalam evaluasi risiko yang dilakukan secara bersama-sama, untuk meminimasi risiko rantai pasok selama proses produksi berlangsung. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode failure mode and effect analysis (FMEA) dan metode analytical hierarchy process (AHP) dengan pemilihan informan yang terdiri dari 2 informan petani tebu, 2 informan karyawan PG Ngadiredjo, dan 4 informan pedagang gula. Berdasarkan hasil penelitian strategi mitigasi risiko dilakukan dengan mencari solusi sebanyak tiga strategi untuk setiap risiko yang terjadi pada pelaku rantai pasok, dengan pemilihan tiga risiko dengan ranking teratas. Pada petani tebu rakyat faktor yang dimitigasi adalah pada sektor bahan baku dengan strategi memanfaatkan ampas tebu dari pabrik sebagai cadangan pupuk. Pada PG Ngadiredjo faktor yang dimitigasi adalah pada sektor produk dengan strategi memperbaiki komunikasi dengan petani tebu mitra. Pada pedagang gula faktor yang dimitigasi adalah pengemasan ulang dengan strategi memperbaiki sistem pemeliharaan produk. Setiap strategi mitigasi merupakan langkah yang dapat digunakan untuk solusi mengatasi risiko-risiko pada setiap pelaku rantai pasok.