Upaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam Pelestarian Unsur Budaya ( Studi tentang Pelestarian kesenian Wayang Topeng Malangan Kabupaten Malang )
Main Author: | Anggrainy, DesyLya |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2010
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/114635/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini meneliti tentang upaya yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Malang dalam melestarikan kesenian Wayang Topeng Malangan Kabupaten Malang. Penelitian ini didasarkan atas semakin hilangnya kesenian Wayang Topeng Malangan sebagai identitas dari Kabupaten Malang sejalan dengan berkembangnya jaman dan teknologi. Oleh karena itu, diperlukan suatu upaya oleh Pemerintah untuk terus melestarikan kesenian Wayang Topeng Malangan ini karena kesenian merupakan salah satu dari unsur budaya dan budaya merupakan salah satu aspek dari pembangunan. Pembangunan tidaklah cukup pada esensi fisik belaka tetapi juga dari aspek non fisik yang salah satunya dari aspek budaya. Kebudayaan daerah sebagai simbol kedaerahan yang juga merupakan kekayaan nasional bidang kesenian memiliki arti penting dalam kehidupan masyarakat pemiliknya sehingga diperlukan adanya suatu usaha untuk terus mempertahankan eksistensinya. Namun, saat ini yang terjadi adalah kecenderungan generasi muda sebagai pewaris budaya semakin lupa dan meninggalkan kekayaan budayanya sendiri. Dengan adanya fenomena tersebut, maka permasalahan yang diangkat adalah bagaiamana upaya yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam melestarikan kesenian Wayang Topeng Malangan, Bagaimana bentuk partisipasi masyarakat local dalam pelestarian kesenian Wayang Topeng Malangan dan factor-faktor apa sajakah yang dapat mendukung dan menghambat dari pelaksanaan perencanaan dalam kegiatan pelestarian kesenian Wayang Topeng Malangan. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa kesenian Wayang Topeng Malangan layak untuk dilestarikan karena memiliki potensi yang sangat besar. Dilihat dari potensi historis, kesenian Wayang Topeng Malangan merupakan peninggalan nenek moyang yang merupakan tradisi kultural dan religiusitas masyarakat Jawa. Dilihat dari potensi seni, kesenian Wayang Topeng Malangan kaya akan kesenian, yaitu seni tari, teater, dan gamelan. Sedangkan secara ekonomi, kesenian ini dapat mendukung perekonomian bagi pengrajin dan seniman kesenianWayang Topeng Malangan. Penyusunan Perencanaan yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata bertujuan untuk mempertahankan eksistensi kesenian Wayang Topeng Malangan. Di tahun 2010 ini, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata mengikuti kegiatan-kegiatan budaya yiatu, Kegiatan pergelaran budaya yang diadakan di kabupaten Jembrana, Bali, Festival kesenian kawasan selatan dan juga kegiatan peregelaran budaya yang diadakan di anjungan Jawa Timur TMII Jakarta. Perencanaan yang disusun oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sudah bagus namun, sebaiknya ditambah kegiatan yang diadakan didalam Kabupaten Malang, seperti misalnya workshop dan festival Wayang Topeng Malangan untuk generasi muda sehingga proses pewarisan budaya kepada generasi muda dapat terlaksana. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata juga telah menyusun petunjuk teknis pelaksanaan untuk memperlancar dan meminimalkan penyimpangan yang terjadi dalam pelaksanaan kegiatan serta melakukan kegiatan sosialisasi perencanaan agar kegaitan yang akan diadakan dapat diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat. Pada tahap penyusunan perencanaan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata tidak melibatkan pihak lain, sedangkan dalam melaksanakan kegiatan pelestarian kesenian Wayang Topeng Malangan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata bekerjasama dengan organisasi non pemerintah yaitu Dewan Kesenian Kabupaten Malangan (DKKM) dan juga masyarakat lokal, yaitu pengrajin dan seniman kesenian Wayang Topeng Malangan. Dalam melaksanakan rencana kegiatan pelestarian, terdapat faktor pendukung dan penghambat yang muncul dari internal maupun ekternal organisasi. Faktor pendukung yang ada dalam Dinas Kebudayaan dan Pariwisata adalah adanya tugas pokok dan fungsi yang telah tercantum di dalam Peraturan Bupati no. 11 tahun 2008, sedangkan faktor pendukung dari lingkungan eksternal adalah potensi dari kesenian Wayang Topeng Malang serta sarana dan prasarana kegiatan yang memadai sehingga membuat kesenian ini patut untuk dilestarikan. Selain faktor pendukung, terdapat pula factor penghambat yang muncul dari internal maupun eksternal Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Dari internal Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yaitu kurangnya jumlah SDM di dalam tubuh Bidang Kebudayaan serta dana yang diperlukan belum sesuai untuk kegiatan pelestarian. Sedangkan dari factor eksternal adalah Lokasi atau daerah wilayah kabupaten malang sangat luas, sehingga fokus pembangunan meliputi banyak aspek serta SDM dari masing-masing sanggar masih kurang.