Peramalan Permintaan Produk Gula Tebu Menggunakan Model Jaringan Syaraf Tiruan (JST) Dan Adaptive Neuro Fuzzy Inference System (ANFIS) (Studi Kasus di Pabrik Gula (PG) Kremboong PTPN X Sidoarjo Jawa Timur)

Main Author: Darmawan S, Dwi
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/11440/7/BAGIAN%20DEPAN.pdf
http://repository.ub.ac.id/11440/9/BAB%20I.pdf
http://repository.ub.ac.id/11440/10/BAB%20II.pdf
http://repository.ub.ac.id/11440/11/BAB%20III.pdf
http://repository.ub.ac.id/11440/12/BAB%20IV.pdf
http://repository.ub.ac.id/11440/13/BAB%20V.pdf
http://repository.ub.ac.id/11440/14/DAFTAR%20PUSTAKA.pdf
http://repository.ub.ac.id/11440/
Daftar Isi:
  • Tebu adalah tanaman yang ditanam untuk bahan baku gula pasir. Salah satu pabrik yang memproduksi gula tebu di Indonesia adalah PG Kremboong yang merupakan salah satu pabrik yang dimiliki oleh PTPN X yang terletak di Sidoarjo, Jawa Timur. Di dalam sebuah perusahaan, menentukan prediksi penjualan sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan di masa yang akan datang. Selama ini, permintaan gula tebu yang ada di PG Kremboong masih belum dapat ditebak jumlahnya. Berdasarkan uraian tersebut, maka penting untuk perusahaan melakukan peramalan permintaan produk gula tebu untuk mengambil keputusan yang tepat dan efisien dalam memproduksi suatu produk. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk meramalkan permintaan produk adalah Jaringan Syaraf Tiruan (JST). Metode yang digunakan sebagai pembanding adalah metode Adaptive Neuro Fuzzy Inference System (ANFIS). Pada hasil simulasi peramalan dengan metode JST nilai error yang terkecil terletak pada jaringan 3-17-1 sebesar 0,00879. Sedangkan nilai koefisien korelasi (R) yang diperoleh yaitu sebesar 0,99558 dan dapat diketahui bahwa hasil output yang didapat dari pelatihan memiliki tingkat akurasi 99,558 %. Pada penelitian menggunakan ANFIS, nilai error yang dihasilkan pada proses Training cukup besar yaitu 934,87. Sedang kanu ntuk rata-rata kesalahan pada proses checking yaitu sebesar 943,87. Dari hasil yang diperoleh nilai MSE terkecil terletak pada metode JST sebesar 3415.41, sedangkan dengan menggunakan ANFIS, MSE yang diperoleh sebesar 6954.51. Hasil rata-rata kesalahan persentase untuk kedua metode yang dibandingkan berdasarkan nilai hasil simulasi peramalan dan nilai aktual yaitu yang memiliki nilai persentase terendah berada pada metode JST sebesar 13.9%. Nilai persentase untuk metode ANFIS diperoleh sebesar 29.1%. Dari hasil yang telah diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa metode Jaringan Syaraf Tiruan (JST) merupakan metode yang lebih cocok diterapkan di PG Kremboong Sidoardjo, Jawa Timur untuk meramalkan permintaan produk gula kristal putih.