Pengentasan Kemiskinan Melalui Pemberdayaan Masyarakat studi tentang Efektivitas Pelaksanaan di Kelurahan Polowijen Kecamatan Blimbing Kota Malang
Main Author: | WahyuSafarulloh |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2008
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/113837/1/050803618.pdf http://repository.ub.ac.id/113837/ |
Daftar Isi:
- Kemiskinan bukan hanya masalah di Negara Dunia Ketiga tetapi juga masalah di negara maju. Badai krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia pada pertengahan tahun 1997 memperburuk keadaan masyarakat Indonesia yang telah menyebabkan meningkatnya jumlah penduduk miskin mencapai 40% dari total penduduk dan pada tahun 2007 berkurang menjadi 16,58%. Pada tahun 2007 pemerintah meluncurkan Program Nasional Pemberdayaan Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) yang berlandaskan pada kelembagaan lokal yaitu Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) sebagai upaya mengurangi masyarakat miskin. Namun pencapaian hasil PNPM di tiap daerah berbeda-beda dan tingkat efektivitas dari PNPM tersebut juga belum diketahui. Hal ini dikarenakan faktor dari masyarakat dan kinerja dari BKM itu sendiri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mendeskripsikan upaya pemberdayaan masyarakat melalui PNPM, untuk mengetahui tingkat efektivitas dari PNPM, dan untuk mengetahui dan menggambarkan faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan PNPM. Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan secara purposive sampling (sampling bertujuan). Analisa data dalam penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan PNPM di BKM Polowijen belum berjalan dengan sempurna karena dari empat komponen PNPM baru berjalan tiga komponen PNPM. Tiga komponen tersebut adalah pengembangan masyarakat, bantuan langsung masyarakat dan peningkatan kapasitas pemerintahan dan pelaku lokal. Komponen yang paling berjalan adalah bantuan langsung masyarakat yang didalamnya berfokus pada pembangunan sarana dan prasarana lingkungan. Tingkat partisipasi masyarakat pada pelatihan-pelatihan yang diadakan BKM kurang mendapat respon dari masyarakat sehingga tujuan inti dari PNPM belum tercapai. Pengawasan dan pengevaluasian dilakukan oleh BKM dan seluruh masyarakat. Tingkat efektivitas dari PNPM ini bisa dikatakan kurang efektif karena kondisi masyarakat Kelurahan Polowijen sudah cukup berdaya sehingga pelaksanaan PNPM hanya berfokus pada pembangunan sarana dan prasarana lingkungan. Hal ini kurang sejalan dengan tujuan PNPM yaitu memberdayakan masyarakat melalui pelatihan yang bertujuan agar masyarakat hidup mandiri. Faktor penghambat dari pelaksanaan PNPM ini diantaranya adalah kurangnya loyalitas dari pengurus dan anggota BKM dalam melaksanakan PNPM. Selain itu, kurangnya partisipasi dari masyarakat pada pelatihan-pelatihan yang diadakan BKM menghambat pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh BKM.