Pelaksanaan Gerakan Terpadu Pengentasan Kemiskinan (Gerdu-Taskin) dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat (Suatu Studi pada Desa Plandirejo, Kecamatan Bakung, Kabupaten Blitar
Main Author: | MafrikhatulKNisa, |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2008
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/113592/1/050801651.pdf http://repository.ub.ac.id/113592/ |
Daftar Isi:
- Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak tahun 1997, menimbulkan akibat buruk bagi kehidupan sosial, ekonomi dan politik yang cukup besar. Dampak sosial ekonomi yang terjadi meliputi peningkatan angka pengangguran, peningkatan jumlah Rumah Tangga Miskin (RTM) dan kerentanan struktur sosial akibat hilangnya pekerjaan dan kemampuan RTM dalam memenuhi kebutuhan dasar. Dalam rangka mengurangi dampak krisis tersebut, pemerintah Propinsi Jawa Timur telah menetapkan program Gerakan Terpadu Pengentasan Kemiskinan sebagai salah satu program strategis dalam rangka mempercepat penanggulangan kemiskinan. Hal ini makin menarik untuk dikaji lebih mendalam tentang peran pemerintah maupun masyarakat sebagai aktor pembangunan dalam penanganan penanggulangan kemiskinan, agar Gerdu-Taskin tersebut bisa berjalan dengan lancar sesuai dengan yang diharapkan. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan serta menganalisis secara kritis tentang pelaksanaan Gerdu-Taskin Desa Plandirejo, Kec.Bakung, Kab.Blitar. Penelitian ini difokuskan pada aspek inpu t, proses dan output (hasil) program. Penelitian dilakukan melalui pendekatan kualitatif (pemahaman, pandangan, dan tanggapan) para informan di lapangan yang menghasilkan data deskriptif, yakni gambaran implementasi program di lapangan secara sistematis dan faktual. Data tersebut diperoleh melalui wawancara mendalam dengan para informan, disamping studi dokumentasi, dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan, meskipun masyarakat telah menunjukkan kinerjanya (pada awal pelaksanaan program), dimana telah mampu melakukan pembangunan sejumlah prasarana desa melalui dana program Pemberdayaan lingkungan dan manusia, menyalurkan dana kepada Pokmas, dan telah mampu menggulirkan beberapa kali, tetapi jika dicermati (setelah program menginjak tahun kedua), dapat dinyatakan belum terjadi proses pemberdayaan (khususnya) bagi warga miskin, karena: (a) tidak terjadi transfer daya kepada warga miskin, sebab program lebih dimanfaatkan oleh kelompok yang mampu; (b) proses belajar sosial tidak berlangsung, sebab program lebih bernuansa economic; dan (c) lembaga lokal masyarakat (UPK) lebih berperan sebagai penyalur kredit daripada lembaga pemberdayaan. Terkait dengan itu, saran ditekankan yaitu: 1)Para pelaku Gerdu-Taskin (tahap berikutnya) perlu mempunyai pemahaman secara baik terhadap konsep Gerdu-Taskin; 2) Perlunya sosialisasi program kepada masyarakat secara benar,yaitu menuju penyadaran tentang permasalahan yang dihadapi dan tumbuhnya semangat untuk memecahkannya secara mandiri, sehingga implementasi program dapat menjangkau kelompok sasaran. Selain itu juga harus ada sanksi yang tegas jika terjadi kemacetan angsuran; 3) Perlunya pendampingan dan dukungan dari Pemerintah Desa setempat. Diharapkan Pemerintah Desa dapat menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik.