Analisis Karakteristik Lahan Sebagai Dasar Pengelolaan Kebun Jeruk Manis (Citrus Sinensis L. Osbeck) Di Selorejo, Dau, Kabupaten Malang
Main Author: | Chintya, Norma Handa |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/11346/ |
Daftar Isi:
- Jeruk manis merupakan tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku minuman, parfum dan aroma terapi. Di desa Selorejo yang merupakan salah satu sentra jeruk manis masih terdapat perbedaan hasil produksi pada beberapa petani. Pada kebun produktivitas tinggi dapat dihasilkan jeruk manis sebanyak 55,6 ton ha-1 tahun-1 dan pada kebun dengan produktivitas rendah hanya dihasilkan 26, 7 ton ha-1 tahun-1. Perbedaan produktivitas diduga terjadi akibat adanya perbedaan pemberian pupuk dan sistem pengelolaan kebun. Sehingga penelitian ini perlu dilakukan untuk menganalisis faktor apa yang mempengaruhi produktivitas jeruk manis agar dapat dilakukan pengelolaan yang tepat sebagai upaya meningkatkan produktivitas jeruk manis. Penelitian ini dilakukan dengan survei lapang dan analisis di laboraturium. Terdapat dua lokasi pengamatan sebagai sampel dari kebun produktivitas tinggi (KPT) dan kebun produktivitas rendah (KPR). Survei dilakukan dengan pengamatan profil tanah yang kemudian dilanjutkan dengan pengambilan sampel tanah perhorison, pengambilan sampel tanah dengan bor tanah pada kedalaman 0-30 cm, pengamatan fisiografi di lokasi penelitian dan wawancara dengan petani pemilik kebun mengenai produktivitas jeruk. Sampel tanah yang sudah diambil kemudian dianalisis KTK tanah, c-organik, pH dan tekstur tanah untuk mengetahui bagaimana karakteristik yang dimiliki oleh tanah pada setiap lokasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa unsur hara bukan merupakan faktor yang mempengaruhi produktivitas karena setelah dilakukan matching antara hasil laboraturium dan penilaian hasil analisis tanah (Balittan, 2009) diketahui bahwa hampir semua parameter masuk kedalam kriteria yang sama. KTK pada KPT 40,7 cmol(+) kg-1 dan pada KPR 37,2 cmol(+) kg-1 yang keduanya masuk kedalam kriteria tinggi dan kelas S1. KPT memiliki nilai pH 5,8 dan KPR adalah pH 5,9. Nilai pH pada kedua lokasi termasuk kedalam kriteria agak masam namun bagi tanaman jeruk termasuk sangat sesuai (S1). Perbedaan terdapat pada nilai c-organik yaitu pada KPT hanya 0,78 sedangkan pada KPR nilai c-organiknya mencapai 1. Kesesuaian lahan aktual pada KPT adalah S3ehnr dan pada KPR adalah S3eh. Terdapat perbedaan pengelolaan yang dilakukan di kedua lokasi, seperti pada KPT dilakukan olah tanah minimum sedangkan pada KPR tidak, jarak tanam KPT lebih luas dibandingkan dengan KPR. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa C-organik, kelerengan dan pengelolaan kebun berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas jeruk manis.