Respon Varietas Lokal Dan Varietas Unggul Nasional Terhadap Kombinasi Pupuk Organik Dan Anorganik Pada Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Padi (Oryza Sativa L.)
Main Author: | Veronica, Neny Tiara |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/11331/ |
Daftar Isi:
- Tanaman Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan yang menghasilkan beras setelah melalui berbagai proses untuk dijadikan sebagai bahan baku sumber utama makanan pokok dan banyak di konsumsi khususnya di Indonesia. Pemilihan varietas yang tepat merupakan salah satu hal penting dan nantinya sangat menentukan dalam keberhasilan pertumbuhan tanaman tersebut. Peningkatan produksi dari segi budidaya juga dapat dilakukan dengan pemberian pupuk anorganik terutama pupuk unsur makro tanpa adanya penambahan bahan organik. Pupuk anorganik memiliki beberapa kelebihan dibanding dengan pupuk organik diantaranya mampu memberikan efek yang lebih cepat dan memiliki bentuk fisik yang relatif lebih praktis dan menarik namun penggunaan pupuk kimia yang secara terus menerus tanpa diikuti pemberian pupuk organik dapat menurunkan kualitas sifat fisik, kimia dan biologi tanah (Yuliarti, 2009). Penambahan bahan organik khususnya pada tanah sawah sangat diperlukan. Pada tahap awal penerapan pertanian organik masih perlu dilengkapi dengan pupuk anorganik, hal ini disebabkan karena pada pupuk organik mengandung kadar unsur hara sangat rendah sehingga memerlukan dosis yang sangat tinggi yang menyebabkan kurang ekonomis. Pupuk anorganik masih tetap diperlukan agar takaran pupuk organik tidak terlalu banyak diberikan (Sutanto, 2002). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni – Oktober 2017 berlokasi di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Kelurahan Jatimulyo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur. Ketinggian tempat 460 m dpl. Daerah ini memiliki suhu minimum 20°c dan suhu maksimum 28°c. Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi cangkul, meteran/penggaris, timbangan analitik, ember, kamera, alattulis, papan penanda, karung, oven, Leaf Area Meter. Bahan yang digunakan adalah benih padi varietas lokal Cekece dan varietas unggul nasional IR64. Pupuk yang digunakan yaitu pupuk anorganik (Urea, SP36, KCL), pupuk organik (komposAzolla). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 10 perlakuan yang diulang sebanyak 3kali sehingga didapatkan total 30 petak percobaan yaitu : V1 : Varietas Cekece + Pupuk anorganik 100%, V2 : Varietas Cekece + Pupuk anorganik 75% + organik 25%, V3 : Varietas Cekece + Pupuk anorganik 50% + organik 50%, V4 : Varietas Cekece + Pupuk anorganik 25% + organik 75%, V5 : Varietas Cekece + Pupuk organik 100%, V6 : Varietas IR64 + Pupuk anorganik 100%, V7 : Varietas IR64 + Pupuk anorganik 75% + organik 25%, V8 : Varietas IR64 + Pupuk anorganik 50% + organik 50%, V9 : Varietas IR64 + Pupuk anorganik 25% + organik 75%, V10 : Varietas IR64 + Pupuk anorganik 100%. Pengamatan dilakukan pada tanaman sampel di setiap petak percobaan. Dalam setiap petak percobaan terdapat 8 sampel tanaman pada setiap kombinasi perlakuan non destruktif dan terdapat 18 sampel tanaman pada setiap kombinasi perlakuan destruktif serta 16 tanaman sampel untuk pengamatan panen (hasil). Pengamatan dilakukan pada 15, 30, 45, 60, 75, 90 hari setelah tanam. Data yang diperoleh selanjutnya akan dilakukan pengujian menggunakan analisis ragam (uji-F) ii dengan taraf 5%. Sedangkan untuk mengetahui perbedaan antara masing-masing perlakuan dilakukan uji perbandingan dengan menggunakan uji BNJ dengan taraf 5%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perlakuan V3 (varietas Cekece dengan pupuk anorganik 50% + pupuk organik 50 %) berpengaruh nyata terhadap komponen pertumbuhan seperti tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah anakan dan berat kering tanaman, namun tidak berpengaruh nyata pada luas daun. Pada komponen hasil perlakuan V8 (varietas IR64 dengan pupuk anorganik 50% + pupuk organik 50 %) berpengaruh nyata pada jumlah malai per rumpun (29,40), jumlah gabah per malai (143,18) dan gabah kering giling (8,00) namun tidak berpengaruh nyata pada persentase gabah isi dan bobot 1000 butir.