Implementasi Kebijakan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Rumah Korban Gempa Bumi studi pada Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Main Author: SetyaDananJaya
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2007
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/113288/1/050702753.pdf
http://repository.ub.ac.id/113288/
Daftar Isi:
  • Kendala dan penyimpangan selama proses pelaksanaan kebijakan Reahabilitasi dan Rekonstruksi, akan berdampak terhadap pencapaian tujuan kebijakan. Proses pelaksanaan yang menyimpang juga dapat menyebabkan tidak tercapainya tujuan yang diinginkan, atau bahkan akan membawa dampak buruk dalam kehidupan kelompok sasaran. Setelah kebijakan Rehabilitasi dan Rekonstruksi rumah korban gempa dilaksanakan, timbul pertanyaan apakah proses pelaksanaan kebijakan Rehabilitasi dan Rekonstruksi rumah akan membawa hasil-hasil seperti yang diharapkan, juga apa saja faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi masyarakat pelaksanakan kebijakan rehabilitasi dan rekonstruksi rumah pasca gempa bumi. Melihat kebutuhan untuk menjawab pertanyaan tersebut diatas penelitian ini memfokuskan untuk melihat bagaimana hasil dan pelaksanaan kebijakan rehabilitasi dan rekontuksi rumah korban gempa dengan studi pada Kecamatan Pleret, Kabupaten bantul, propinsi Daerah Iastimewa Yogyakarta. Merujuk pada model implementasi dari Brian W. Hogwood dan Lewis A. Gunn, Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi kebijakan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Rumah tidak berjalan dengan sempurna dikarenakan persyaratan untuk pelaksanaan tidak terpenuhi secara lengkap. Meskipun hasil Kebijakan tercapai, tetapi dampak yang ingin diciptakan tidak sepenuhnya tercapai. Dapat disimpulkan bahwa meski Implementasi Kebijakan Rehabilitasi dan Rekonstruksi rumah memenuhi tahap-tahap Proses Implementasi, masih terdapat celah-celah pelaksanaan yang kurang sempurna. Akan tetapi bila melihat capaian keluaran yang ditetapkan. Jumlah rumah yang dibangun di Kecamatan Pleret telah sesuai dengan data rumah roboh dan rusak berat. Faktor pendukung yang membantu terutama adalah Budaya gotong-royong dan bekerja keras. Sedangkan kenaikan harga bahan bangunan memberikan hambatan yang cukup berarti. Saran yang bisa diberikan adalah persiapan sumberdaya harus benarbenar matang, sehingga implementasi sebagai sebuah proses dapat berjalan serta control terhadap badan pelaksana harus selalu ada. Penelitian lanjutan tentang Evaluasi Kebijakan dibutuhkan untuk memberikan penilaian terhadap dampak dari kebijakan Rehabilitasi dan Rekonstruksi terhadap perbaikan hidup masyarakat korban bencana.