Intensifikasi pemungutan retribusi terminal dalam rangka peningkatn Pendapatan Asli Daerah studi pada Unit Pelaksana Teknis Dinas Terminal Arjosari Kota Malang

Main Author: RizalRomdhonAlRosyad
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2007
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/113284/1/050702502.pdf
http://repository.ub.ac.id/113284/
Daftar Isi:
  • Sejak digulirkannya otonomi daerah pada tahun 2001, memaksa Kabupaten/Kota di Indonesia dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) untuk pembiayaan daerah. Pembiayaan daerah yang mandiri dapat mendukung tercapainya pelaksanaan otonomi daerah dengan lebih baik. Sebagai upaya menggali kebutuhan dana yang semakin meningkat bagi daerah otonom, maka perhatian harus ditumpahkan pada upaya memaksimalkan bidang usaha perpajakan dan retribusi daerah. Salah satu unsur dari retribusi yang memiliki potensi cukup besar adalah retribusi terminal. Hal ini dapat dilihat dari semakin bertambahnya jumlah penduduk dan kebutuhannya dalam bidang transportasi. Malang merupakan kota terbesar kedua di Jawa Timur yang memiliki pertumbuhan sosial ekonomi yang cukup tinggi yang ditandai dengan semakin cepatnya pertumbuhan pusat bisnis, daerah wisata, hotel, dan restoran. Ditambah lagi Kota Malang sebagai salah satu kota pendidikan yang menjadi tujuan utama para pelajar di seluruh Indonesia. Dengan latar belakang yang demikian, terminal merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi warga Kota Malang untuk memenuhi kebutuhan transportasinya. Untuk memenuhi kebutuhan warganya dalam bidang transportasi tersebut, Pemerintah Kota Malang membangun sarana dan prasarana terminal dan masyarakat umum atau kendaraan angkutan umum dan yang menggunakan sarana tersebut dikenakan retribusi. Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Malang No.3 Tahun 2001 tentang Retribusi terminal, pengelolaan retribusi terminal di Kota Malang dibawah kewenangan Dinas Perhubungan Kota Malang dan UPTD sebagai ujung tombak pelaksanaanya. Akan tetapi selama ini pengelolaan terminal dirasa belum cukup maksimal. Hal ini dapat dilihat dari tidak tercapainya target yang telah ditetapkan. Permasalahan yang muncul kemudian adalah bagaimana mekanisme pelaksanaan pemungutan retribusi terminal tersebut. Permasalahan lainnya adalah bagaimana program/upaya intensifikasi yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan dalam menggali potensi parkir tersebut sehingga dapat memberikan kontribusi yang signifikan kepada Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dalam perencanan maupun pelaksanaannya terdapat berbagai faktor yang berpengaruh, diantaranya faktor pendukung dan penghambat. Faktor penghambat mampu menjadi sumber motivasi dan inspirasi bagi UPTD Terminal Arjosari Kota Malang untuk terus berinovasi mencari solusi yang paling tepat agar proses implementasi dapat terselenggara secara utuh dan optimal.