Eksplorasi Dan Uji Potensi Khamir Sebagai Bioremediator Residu Fungisida Berbahan Aktif Metalaksil Secara In Vitro

Main Author: Fahir, Adlu
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/11325/
Daftar Isi:
  • Pertanian di Indonesia mengalami peningkatan produksi dengan berkembangnya varietas unggul, pupuk, pestisida, dan alat-alat pertanian yang semakin mempermudah proses produksi pertanian (Nurhidayati, 2008). Pestisida adalah bahan kimia yang digunakan untuk mengendalikan organisme pengganggu tanaman (OPT). Residu fungisida menimbulkan efek tidak langsung terhadap konsumen namun, dalam jangka panjang dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Fungisida yang dapat menimbulkan residu salah satunya adalah berbahan aktif Metalaksil yang diperdagangkan dengan beberapa nama dagang seperti Rampart 25 WP (Komisi Pestisida, 2016). Penggunaan mikroba sebagai agen bioremediator berpotensi untuk memperbaiki lingkungan tercermar residu yang telah banyak dimanfaatkan dalam proses pembersihan lingkungan. Potensi khamir dalam mendegradasi polutan dan residu perlu dikaji kemampuannya sebagai bioremidiator residu fungisida metalaksil. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang. Pada bulan Maret 2017 sampai dengan September 2017. Parameter pengamatan antara lain uji adaptasi dan uji degradasi. Penelitian ini disusun berdasarkan rancangan acak lengkap yang terdiri dari perlakuan dari hasil eksplorasi khamir dan berbagai konsentrasi fungisida metalaksil untuk uji adaptasi dan rancangan acak lengkap untuk uji remediasi. Analisis ragam atau Uji F taraf 5 % digunakan untuk menganalisis berbeda nyata atau tidaknya data hasil uji degradasi. Jika hasil Uji F berbeda nyata maka dilanjutkan dengan uji lanjutan menggunakan uji Duncan (DMRT) pada taraf 5 % untuk lebih teliti dan mengetahui perbedaan antara perlakuan. Terdapat 5 isolat khamir yang ditemukan pada pertanaman kentang yang mampu beradaptasi pada kondisi tercemar fungisida metalaksil yang terdiri dari: Pichia sp. (1), Pichia sp. (2), Zygosaccharomyces sp., dan Hanseniaspora sp. serta Saccharomycopsis sp. Khamir Pichia sp. (1) mampu bertahan pada konsentrasi 10 kali dengan jumlah koloni tunggal tertinggi mencapai 614 koloni dan Khamir Zygosaccharomyces sp. bertahan pada konsentrasi 10 kali dengan jumlah koloni terendah mencapai 194 koloni. Adanya potensi Khamir yang toleran terhadap fungisida Metalaksil tersebut sebagai agens bioremediasi pendegradasi metalaksil yang ditandai dengan pertumbuhan diameter koloni jamur patogen Alternaria solani yang tidak memiliki perbedaan nyata yang signifikan. Khamir Pichia sp. (1) diduga memiliki potensi sebagai agens bioremediasi paling besar dibandingkan dengan khamir lain yang ditemukan karena mampu mengurangi daya toksisitas dari fungisida berbahan aktif metalaksil.