ctrlnum 112919
fullrecord <?xml version="1.0"?> <dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><relation>http://repository.ub.ac.id/112919/</relation><title>Hak Kewarisan Anak Di Luar Perkawinan Dalam Perspektif Fiqih Syafi&#x2019;i Dan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46/Puu-Viii/2010</title><creator>Fathullah, Zaki</creator><subject>346.05 Inheritance, succession, fiduciary trusts, trustees</subject><description>Kedudukan dan status anak dapat dilihat dari sah atau tidak suatu perkawinan yang dilangsungkan oleh kedua orang tuanya. Dengan munculnya putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46/PUU-VIII/2010 tentu akan berakibat pada perombakan hukum keluarga di Indonesia secara signifikan dan status hak keperdataan anak luar kawin menjadikan anak luar kawin sebagai pihak yang memiliki kedudukan hukum (persona in judicio). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis hak kewarisan anak di luar perkawinan dalam perspektif fiqih Syafi&#x2019;i dan untuk mendeskripsikan dan menganalisis hak kewarisan anak di luar perkawinan dalam perspektif putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46/PUU-VIII/2010. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dengan jenis yuridis normatif. Penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan hukum, dapat dinamakan penelitian yuridis normatif. Kemudian pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan perundang-undangan (statute approach). Dari hasil rangkaian penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan bahwa dalam perspektif fiqih Syafi&#x2019;i anak luar kawin tidak mewarisi harta ayah biologisnya dan begitu juga sebaliknya. Suatu hubungan nasab bagi seorang anak dengan ayahnya harus dilandasi dengan adanya sebab yaitu perkawinan yang sah antara kedua orang tuanya. Sebab perkawinan yang sah tersebut menjadi salah satu syarat terhadap pemenuhan hubungan nasab dan kemudian akan berujung pada pemenuhan hak kewarisan. Sedangkan dalam perspektif putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46/PUU-VIII/2010, anak luar kawin memiliki hubungan nasab dengan ayah biologisnya. Asalkan, memang benar terbukti berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan/atau alat bukti lain menurut hukum. Sehingga, jika benar terbukti anak luar kawin dan ayah biologis memiliki hubungan nasab maka anak luar kawin memiliki hak kewarisan terhadap ayah biologisnya dan begitu juga sebaliknya. Saran yang dapat peneliti berikan dari hasil penelitian ini yaitu saran untuk masyarakat agar lebih memperhatikan hak perdata anak luar kawin atau anak zina, sebab setelah adanya putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46/PUU-VIII/2010 anak luar kawin secara hukum memiliki kedudukan yang sama dengan anak sah pada umumnya dan diharapkan masyarakat agar tidak memberikan kesan negatif terhadap anak luar kawin atau anak zina karena anak luar kawin pada hakikatnya adalah sama dengan anak lainnya yang terlahir dalam keadaan suci.</description><date>2017-01-05</date><type>Thesis:Thesis</type><type>PeerReview:NonPeerReviewed</type><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://repository.ub.ac.id/112919/1/6._KATA_PENGANTAR.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://repository.ub.ac.id/112919/2/5._MOTTO.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://repository.ub.ac.id/112919/3/1._COVER.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://repository.ub.ac.id/112919/3/2._PERNYATAAN_KEASLIAN_SKRIPSI.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://repository.ub.ac.id/112919/4/3._HALAMAN_PERSETUJUAN_.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://repository.ub.ac.id/112919/5/4._HALAMAN_PENGESAHAN_.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://repository.ub.ac.id/112919/6/7._PEDOMAN_TRANSLITERASI.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://repository.ub.ac.id/112919/7/8._DAFTAR_ISI.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://repository.ub.ac.id/112919/8/9._DAFTAR_LAMPIRAN.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://repository.ub.ac.id/112919/9/11._ABSTRAK_INGGRIS.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://repository.ub.ac.id/112919/10/10._ABSTRAK_INDO.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://repository.ub.ac.id/112919/11/12._ABSTRAK_ARAB.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://repository.ub.ac.id/112919/12/BAB_I.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://repository.ub.ac.id/112919/13/BAB_II.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://repository.ub.ac.id/112919/14/BAB_III.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://repository.ub.ac.id/112919/15/BAB_IV.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://repository.ub.ac.id/112919/15/BAB_V.pdf</identifier><identifier> Fathullah, Zaki (2017) Hak Kewarisan Anak Di Luar Perkawinan Dalam Perspektif Fiqih Syafi&#x2019;i Dan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46/Puu-Viii/2010. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya. </identifier><relation>SKR/FH/2017/18/051702652</relation><recordID>112919</recordID></dc>
language eng
format Thesis:Thesis
Thesis
PeerReview:NonPeerReviewed
PeerReview
Book:Book
Book
author Fathullah, Zaki
title Hak Kewarisan Anak Di Luar Perkawinan Dalam Perspektif Fiqih Syafi’i Dan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46/Puu-Viii/2010
publishDate 2017
topic 346.05 Inheritance
succession
fiduciary trusts
trustees
url http://repository.ub.ac.id/112919/1/6._KATA_PENGANTAR.pdf
http://repository.ub.ac.id/112919/2/5._MOTTO.pdf
http://repository.ub.ac.id/112919/3/1._COVER.pdf
http://repository.ub.ac.id/112919/3/2._PERNYATAAN_KEASLIAN_SKRIPSI.pdf
http://repository.ub.ac.id/112919/4/3._HALAMAN_PERSETUJUAN_.pdf
http://repository.ub.ac.id/112919/5/4._HALAMAN_PENGESAHAN_.pdf
http://repository.ub.ac.id/112919/6/7._PEDOMAN_TRANSLITERASI.pdf
http://repository.ub.ac.id/112919/7/8._DAFTAR_ISI.pdf
http://repository.ub.ac.id/112919/8/9._DAFTAR_LAMPIRAN.pdf
http://repository.ub.ac.id/112919/9/11._ABSTRAK_INGGRIS.pdf
http://repository.ub.ac.id/112919/10/10._ABSTRAK_INDO.pdf
http://repository.ub.ac.id/112919/11/12._ABSTRAK_ARAB.pdf
http://repository.ub.ac.id/112919/12/BAB_I.pdf
http://repository.ub.ac.id/112919/13/BAB_II.pdf
http://repository.ub.ac.id/112919/14/BAB_III.pdf
http://repository.ub.ac.id/112919/15/BAB_IV.pdf
http://repository.ub.ac.id/112919/15/BAB_V.pdf
http://repository.ub.ac.id/112919/
contents Kedudukan dan status anak dapat dilihat dari sah atau tidak suatu perkawinan yang dilangsungkan oleh kedua orang tuanya. Dengan munculnya putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46/PUU-VIII/2010 tentu akan berakibat pada perombakan hukum keluarga di Indonesia secara signifikan dan status hak keperdataan anak luar kawin menjadikan anak luar kawin sebagai pihak yang memiliki kedudukan hukum (persona in judicio). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis hak kewarisan anak di luar perkawinan dalam perspektif fiqih Syafi’i dan untuk mendeskripsikan dan menganalisis hak kewarisan anak di luar perkawinan dalam perspektif putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46/PUU-VIII/2010. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dengan jenis yuridis normatif. Penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan hukum, dapat dinamakan penelitian yuridis normatif. Kemudian pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan perundang-undangan (statute approach). Dari hasil rangkaian penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan bahwa dalam perspektif fiqih Syafi’i anak luar kawin tidak mewarisi harta ayah biologisnya dan begitu juga sebaliknya. Suatu hubungan nasab bagi seorang anak dengan ayahnya harus dilandasi dengan adanya sebab yaitu perkawinan yang sah antara kedua orang tuanya. Sebab perkawinan yang sah tersebut menjadi salah satu syarat terhadap pemenuhan hubungan nasab dan kemudian akan berujung pada pemenuhan hak kewarisan. Sedangkan dalam perspektif putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46/PUU-VIII/2010, anak luar kawin memiliki hubungan nasab dengan ayah biologisnya. Asalkan, memang benar terbukti berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan/atau alat bukti lain menurut hukum. Sehingga, jika benar terbukti anak luar kawin dan ayah biologis memiliki hubungan nasab maka anak luar kawin memiliki hak kewarisan terhadap ayah biologisnya dan begitu juga sebaliknya. Saran yang dapat peneliti berikan dari hasil penelitian ini yaitu saran untuk masyarakat agar lebih memperhatikan hak perdata anak luar kawin atau anak zina, sebab setelah adanya putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46/PUU-VIII/2010 anak luar kawin secara hukum memiliki kedudukan yang sama dengan anak sah pada umumnya dan diharapkan masyarakat agar tidak memberikan kesan negatif terhadap anak luar kawin atau anak zina karena anak luar kawin pada hakikatnya adalah sama dengan anak lainnya yang terlahir dalam keadaan suci.
id IOS4666.112919
institution Universitas Brawijaya
affiliation mill.onesearch.id
fkp2tn.onesearch.id
institution_id 30
institution_type library:university
library
library Perpustakaan Universitas Brawijaya
library_id 480
collection Repository Universitas Brawijaya
repository_id 4666
subject_area Indonesian Language Collection/Kumpulan Karya Umum dalam Bahasa Indonesia*
city MALANG
province JAWA TIMUR
shared_to_ipusnas_str 1
repoId IOS4666
first_indexed 2021-10-19T08:32:46Z
last_indexed 2021-10-28T07:03:06Z
recordtype dc
merged_child_boolean 1
_version_ 1763305017065865216
score 17.13294