Pengaruh Pemberian Ekstrak Tinta Cumi-Cumi (Loligo Sp.) Terhadap Hemosit Udang Vaname (Litopenaeus Vannamei) Yang Terinfeksi White Feces Disease
Main Author: | Affandi, Rangga Idris |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/11258/ |
Daftar Isi:
- Udang vaname merupakan salah satu jenis udang yang dibudidayakan di Indonesia karena memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Produksi tinggi merupakan tujuan dari budidaya udang secara intensif untuk memenuhi kebutuhan pasar akan udang. Penyakit merupakan salah satu kendala dalam bidang perikanan, salah satu penyakit yang sering menyerang udang sekarang adalah penyakit kotoran putih (white feces disease). Penyebab utama penyakit kotoran putih adalah gregarine yang terinteraksi dengan vibrio. Penggunaan antibiotik untuk pengendalian penyakit sudah dibatasi, karena dapat menyebabkan bakteri menjadi resisten dan menimbulkan residu pada udang. Oleh karena itu digunakannya bahan alami yang berfungsi sebagai antibakteri yaitu tinta cumi-cumi (Loligo sp.) yang dapat melawan bakteri Vibrio. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak tinta cumi-cumi (Loligo sp.) terhadap hemosit udang vaname (L. vannamei) yang terinfeksi white feces disease. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Ikan Divisi Penyakit dan Kesehatan Ikan dan Laboratorium Hidrobiologi Divisi Lingkungan dan Bioteknologi Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya pada tanggal 19 Maret 2018 hingga 1 April 2018. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan pemberian ekstrak tinta cumi-cumi dengan dosis 6 ppm (A), 8 ppm (B), 10 ppm (C), dan Kontrol (K). Parameter utama dalam penelitian adalah mengetahui hemosit udang vaname, sedangkan parameter penunjang dalam penelitian ini adalah gejala klinis dan kualitas air (pH, suhu, salinitas, DO, nitrat, nitrit, amonia, TOM, dan alkalinitas). Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah pemberian ekstrak tinta cumi-cumi berpengaruh terhadap jumlah total hemosit udang vaname. Adapun rerata jumlah total hemosit udang vaname untuk perlakuan A (6 ppm) yaitu 6,8 x 106 sel/ml, perlakuan B (8 ppm) yaitu 23,15 x 106 sel/ml dan perlakuan C (10 ppm) yaitu 11,23 x 106 sel/ml, sedangkan perlakuan K (Kontrol) yaitu 3,44 x 106 sel/ml. Jumlah total hemosit terbaik udang vaname yaitu pada perlakuan B (8 ppm). Hubungan antara dosis ekstrak tinta cumi-cumi terhadap jumlah total hemosit udang vaname yaitu dengan dosis ekstrak tinta cumi-cumi tertentu akan menghasilkan jumlah total hemosit udang vaname yang tinggi. Grafik yang terbentuk adalah kuadratik, dengan persamaan y = -5186026666 + 1314226666,6x – 81800000x2 dan koefisien R2 = 0,9719. Pemberian ekstrak tinta cumi-cumi berpengaruh terhadap jumlah diferensial hemosit udang vaname. Adapun rerata jumlah diferensial hemosit udang vaname pada masing-masing sel untuk perlakuan A (6 ppm) yaitu sel hialin 44,67%, sel granular 29%, sel semi granular 26,33%, perlakuan B (8 ppm) yaitu sel hialin 57,33%, sel granular 22%, sel semi granular 20,67% dan perlakuan C (10 ppm) yaitu sel hialin 48,33%, sel granular 28,67%, sel semi granular 23%, sedangkan perlakuan K (Kontrol) yaitu sel hialin 26,33%, sel granular 38,33%, sel semi granular 35,33%. Jumlah diferensial hemosit terbaik udang vaname dilihat dari sel hialin yaitu pada perlakuan B (8 ppm). Hubungan antara dosis ekstrak tinta cumi-cumi terhadap total sel hialin udang vaname yaitu dengan viii dosis ekstrak tinta cumi-cumi tertentu akan menghasilkan total sel hialin udang vaname yang tinggi. Grafik yang terbentuk adalah kuadratik, dengan persamaan y = -490 + 176,14x – 10,78x2 dan koefisien R2 = 0,7097. Hasil pengamatan gejala klinis udang vaname yaitu udang vaname yang terinfeksi white feces disease. Ciri-ciri morfologi yang ditimbulkan yaitu hepatopankreas berwarna putih pucat dan usus yang terlihat kosong. Selain itu ditemukan kotoran putih yang mengambang di permukaan air media pemeliharaan pada perlakuan kontrol (K). Sedangkan pada udang yang diberi ekstrak tinta cumi-cumi baik pada perlakuan A (6 ppm), B (8 ppm), C (10 ppm) sudah tidak terlihat gejala klinis seperti pada perlakuan kontrol (K). Hasil dari pengamatan parameter kualitas air yang terdiri dari suhu, pH, salinitas oksigen terlarut (DO), nitrat, nitrit, amonia, TOM, dan alkalinitas menunjukkan hasil yang secara umum normal sehingga perbedaan hasil hemosit udang vaname selama penelitian berlangsung disebabkan oleh perlakuan dosis ekstrak tinta cumi-cumi yang diberikan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa ekstrak tinta cumi-cumi (Loligo sp.) berpengaruh terhadap hemosit udang vaname yang terinfeksi white feces disease. Perlakuan terbaik yaitu pada perlakuan B dengan dosis ekstrak tinta cumi-cumi sebesar 8 ppm dengan rerata jumlah total hemosit yaitu sebesar 23,15 x 106 sel/ml dan jumlah diferensial hemosit pada masing-masing sel yaitu sel hialin 57,33%, sel granular 22%, dan sel semi granular 20,67%.