Keragaan Klon Tebu Unggul Harapan P3gi (Saccharum Spp. Hybrid) Di Kediri Dan Pasuruan

Main Author: Putri, Baity Sri Purnama
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/11225/
Daftar Isi:
  • Rencana swasembada gula telah dicanangkan namun target tersebut tidak pernah tercapai, sehingga untuk memenuhi sisa kebutuhan domestik dipenuhi melalui import. Sejak tahun 1980 hingga tahun 2015 mengalami peningkatan volume impor. Hal ini dikarenakan jumlah stok produksi tidak dapat memenuhi kebutuhan di dalam negeri. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah penurunan produkstifitas lahan dan rendahnya rendemen dalam industri gula yang secara langsung berhubungan degan mutu intensifikasi budidaya dan introduksi varietas unggul pada areal bongkaran keprasan. Upaya mengatasi hal tersebut maka salah satu upaya yang terus dilakukan adalah melalui usaha perakitan varietas baru yang memiliki karakter komponen hasil yang baik (tonase dan rendemen tinggi) melalui pemuliaan tanaman. Komponen hasil akhir yang baik secara tidak langsung tergantung dari keragaan selama pertumbuhan tanaman tersebut. Dalam pemuliaan tebu, keberhasilan suatu varietas tergantung dari kemapuan adapatasi. Sebab secara genetik tebu adalah tanaman yang bersifat poliploid sehingga sangat besar dipengaruhi oleh lingkungan. Untuk melihat stabilitas tampilan atau keragaan yang mempengaruhi komponen hasil dari populasi hasil seleksi tahap ketiga maka perlu dilakukan pengujian daya hasil pendahuluan pada lokasi yang berbeda diamana biasa tanaman tumbuh untuk mengetahui performa masing-masing klon yang unggul pada lokasi tertentu atau perbedaan lokasi tidak berpengaruh pada beberapa klon. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui interaksi genetik lingkungan pada keragaan klon–klon unggul harapan di Kediri dan Pasuruan dan mengetahui keragaman genetik serta keragaman karakter kualitatif klon-klon terbaik. Hipotesis penelitian ini ialah terdapat interaksi antara genotipe dengan lingkungan pada klon-klon yang ditanam di Kediri dan Pasuruan dan terdapat keragaman genetic yang tinggi pada beberapa karakter serta terdapat keragaman pada karakter kualitatif klon-klon terbaik. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2016 hingga Juli 2017 di dua lokasi yaitu di Desa Tiru Kidul Kecamatan Nggurah Kabupaten Kediri dan di Kebun Percobaan Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia Kota Pasuruan. Alat yang digunakan yaitu alat pengolah lahan, meteran, ajir, kertas label, jangka sorong, meteran, hand counter, spidol marker, tali rafia, kamera digital. Bahan yang digunakan yaitu klon uji hasil seleksi tahap ketiga, varietas bina, pupuk ZA, SP36, KCl, herbisida Round up, dan Insektisida berbahan aktif Imidakloprid. Klon uji sebanyak 50 klon dan 3 varietas komersial sebagai kontrol yang terdiri dari Varietas BL, Kidang Kencana, PS 881. Metode penelitian menggunakan rancangan lingkungan RAK (Rancangan Acak Kelompok) yang terdiri dari 1 faktor perlakuan yaitu 50 klon hasil seleksi tahap ketiga dan 3 varietas bina sebagai kontrol yang dilakukan pengualangan sebanyak 3 kali. Pengamatan dilakukan sebanyak tiga tahapan yaitu pengamatan pada 1 bulan setelah tanam, 3 bulan setelah tanam, dan 6 bulan setelah tanam sesuai dengan fase pertumbuhan. ii Pada 1 bulan setelah tanam karakter yang diamati yaitu presentase perkecambahan. Pengamatan 3 bulan setelah tanama yaitu jumlah tunas, jumlah rumpun, intensitas serangan penyakit (mosaic, pohkabung, blendok, luka api), dan intensitas serangan hama ( penggerek batang dan penggerek pucuk). Untuk pengamatan 6 bulan yaitu meliputi jumlah rumpun, jumlah batang, jumlah ruas, tinggi batang, diameter batang, volume batang, intensitas kerobohan, intensitas sogolan, intensitas serangan penyakit (mosaic, pohkabung, blendok, luka api), dan intensitas serangan hama (penggerek batang dan penggerek pucuk). Pengamatan Morfologi dilakukan pada 7 BST. Data-data yang diperoleh dianalisa degan menggunakan analisis keragaman (ANOVA) atau uji F (5%) pada masing–masing lokasi dan analisis ragam gabungan. Apabila terdapat karakter yang signifikan maka dilanjutkan dengan uji Scott-Knott 5%. Dari hasil analisa didapatkan bahwa karakter pengamatan selama 6 BST terdapat karakter secara sigifikan dipengaruhi oleh interaksi genotipe (klon atau varietas) dan lingkungan lokasi pada karakter daya kecambah, serangan penyakit mosaic, presentase serangan penyakit pohkabung pada 3 BST dan 6 BST, dan presentase kerobohan. Pengaruh lokasi hanya berpengaruh pada karakter daya kecambah dan presentase kerobohan. Sedangkan untuk pengaruh genotipe secara signifikan berpengaruh pada semua karakter kecuali pada karakter presentase serangan penggerek pucuk pada 3 BST dan 6 BST, jumlah rumpun pada 6 BST, dan presentase penggerek batang pada 6 BST. Koefisien keragaman genotipe dalam kisaran rendah hingga cukup tinggi. Karakter dengan koefisien keragaman cukup tinggi secara umum terdapat pada karakter presentase hama penyakit, presentase kerobohan dan sogolan. Sedangkan karakter lain yang meliputi karakter komponen hasil memiliki keragaman genetik yang tergolong rendah. Pada pengamatan kualititaif klon-klon terbaik memiliki keragaman yang ditunjukkan dengan adanya beberapa perbedaan morfologi klon-klon tersebut.