Analisis Strategi Mitigasi Risiko Proses Produksi Yoghurt Menggunakan Metode Fuzzy Fmea Dan Metode Fuzzy Anp (Studi Kasus Pada PT Kusumasatria Agrobio Taniperkasa, Batu, Jawa Timur)

Main Author: Utoyo, Rachma Dina Asrori
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/1116/1/Rachma%20Dina%20Asrori%20Utoyo.pdf
http://repository.ub.ac.id/1116/
Daftar Isi:
  • Yoghurt didefinisikan sebagai susu yang dibuat melalui proses fermentasi dengan menggunakan bakteri penghasil asam laktat Streptococcus thermophilus dan Lactobacilus bulgaricus yang mengubah gula susu (laktosa) menjadi asam laktat. Tingkat konsumsi yoghurt di Indonesia cenderung meningkat seiring dengan semakin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan pencernaan. Produsen yoghurt tersebar di beberapa wilayah di Indonesia, salah satu produsen yoghurt ialah PT Kusumasatria Agrobio Taniperkasa, Batu, Jawa Timur. Terdapat beberapa risiko yang berpotensi mempengaruhi kegagalan dalam proses produksi yoghurt, seperti risiko yang diakibatkan oleh bahan baku, mesin, SDM, maupun SOP. Sehingga berdasarkan hal tersebut, maka dibutuhkan analisis risiko untuk mengetahui kemungkinan kegagalan yang dapat mempengaruhi proses produksi yang berdampak pada kualitas produk. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan prioritas risiko yang terjadi pada proses produksi yoghurt dan menentukan strategi mitigasi risiko untuk penanganan risiko yang paling berpengaruh di PT Kusumasatria Agrobio Taniperkasa. Metode yang digunakan untuk penilaian risiko proses produksi yoghurt adalah metode Fuzzy FMEA. Fuzzy FMEA digunakan untuk mengukur risiko, kemudian diperoleh tingkat prioritas risiko pada tiap kepentingan. Setelah mengetahui potensi risiko yang paling berpengaruh, maka dibutuhkan penentuan strategi penanganan risiko menggunakan Fuzzy Analytical Network Process (FANP). Metode FANP digunakan sebagai alat bantu dalam mengambil keputusan untuk menentukan prioritas kriteria yang akan dipilih. Hasil dari metode FANP berupa alternatif solusi yang diharapkan dapat membantu pihak perusahaan dalam meminimalisir risiko. Hasil penelitian ini menunjukkan prioritas nilai FRPN dari masing-masing risiko yang kemudian dikelompokkan menjadi empat faktor risiko yaitu risiko bahan baku, risiko manajemen mesin, risiko SDM, dan risiko implementasi SOP. Berdasarkan empat faktor risiko tersebut, risiko bahan baku memiliki nilai yang paling tinggi yang berpotensi menyebabkan kegagalan dalam proses produksi yoghurt. Adapun strategi yang tepat untuk mengatasi risiko bahan baku yaitu optimalisasi proses produksi dengan nilai 0,24. Strategi yang tepat untuk mengatasi risiko manajemen mesin yaitu perawatan mesin dengan nilai 0,09. Strategi yang tepat untuk mengatasi risiko SDM yaitu peningkatan kemampuan manajemen SDM dengan nilai 0,03. Strategi yang tepat untuk mengatasi risiko implementasi SOP yaitu penerapan SOP secara konsisten dengan nilai 0,01.