Pengaruh Kompos Lumpur Organik Unit Gas Bio Dan Jerami Padi (Oryza Sativa L) Terhadap Pertumbuhan Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus)
Main Author: | Azizah, Fihdha Nurul |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/11141/ |
Daftar Isi:
- Limbah ternak merupakan sisa buangan dari suatu kegiatan usaha peternakan, seperti pemeliharaan ternak, rumah potong hewan dan pengolahan produk peternakan. Feses ternak bisa dikembangkan menjadi sumber energi alternatif seperti biogas untuk keperluan rumah tangga. Hasil dari pengolahan biogas yaitu berupa Lumpur Organik Unit Gas Bio (LOUGB) yang belum semua dimanfaatkan oleh peternak. Ketersediaan LOUGB yang melimpah dan memiliki kandungan nutrisi yang baik dapat dimanfaatkan sebagai kompos untuk media tanam alternatif dan akan memiliki nilai ekonomis. Jamur tiram dapat tumbuh pada media yang cukup selulosa, hemiselulosa dan lignin, seperti yang terkandung dalam serbuk kayu, ampas tebu (Saccharum officinarum), dan jerami padi (Oryza sativa L). Lumpur Organik Unit Gas Bio (LOUGB) merupakan limbah dari pembuangan digester biogas yang berbentuk lumpur. LOUGB sangat baik dijadikan kompos karena mengandung fosfor, magnesium, kalium, kalsium, tembaga dan seng yang berguna untuk pertumbuhan tanaman. Beberapa penelitian membuktikan bahwa LOUGB ditambah vi jerami padi dengan dekomposer nabati dapat dijadikan sebagai media tanam jamur tiram putih. Jerami memiliki kandungan hemiselulosa 27%, selulosa 39%, lignin 12% dan abu 11%. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh kompos lumpur organik unit gas bio dan jerami padi terhadap pertumbuhan jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus), serta mengetahui optimasi kompos lumpur organik unit gas bio dan jerami padi dalam menghasilkan perlakuan terbaik komposisi pada hasil pertumbuhan jamur tiram putih. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode percobaan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan 5 ulangan yaitu, P0: tanpa penambahan kompos LOUGB dan jerami padi pada media tanam dalam dedak, P1: penambahan kompos LOUGB dan jerami padi pada media tanam dalam dedak sebanyak 10%, P2: penambahan kompos LOUGB dan jerami padi pada media tanam dalam dedak sebanyak 20%, P3: penambahan kompos LOUGB dan jerami padi pada media tanam dalam dedak sebanyak 30%, P4: penambahan kompos LOUGB dan jerami padi pada media tanam dalam dedak sebanyak 40%. Data dianalisis menggunakan analisis ragam dan apabila terdapat perbedaan antar perlakuan dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan LOUGB dan jerami padi menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (P<0,01) terhadap diameter tudung jamur tiram putih dengan rataan yang terendah hingga tertinggi: 7,04± 0,41 cm (P0); 7,84± 0,46 cm (P1); 8,22 ± 0,22 cm (P2); 8,33 ± 0,07 cm (P3); 9,31± 1,03 cm (P4), namun tidak berbeda nyata terhadap lama pemanenan jamur tiram putih dengan rataan terendah hingga tertinggi:14,20± 2,41 hari (P4); 14,70± 1,57 hari (P3); 15,20± 2,64 hari (P2); 15,90± 2,07 hari (P1); 16,20 ± 2,49 hari vii (P0) dan tidak berbeda nyata dengan jumlah tubuh buah jamur tiram putih dengan rataan terendah hingga tertinggi: 7,70± 2,02 buah (P4); 8,70± 1,86 buah (P1); 9,80 ± 2,64 buah (P0); 10,20± 1,25 buah (P2); 10,20± 1,82 buah (P3). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, pemberian kompos LOUGB dan jerami padi pada media tanam jamur tiram putih dapat meningkatkan pertumbuhan jamur tiram putih meliputi lama panen dan diameter tudung jamur tiram putih rataan lama panen tercepat 14,20 hari, serta rataan tertinggi diameter tudung jamur tiram 9,31 cm. Persentase penggunaan Kompos LOUGB dan jerami padi sebagai media tanam jamur tiram yaitu dengan penambahan persentase kompos jamur 40% yang dapat menghasilkan lama panen yang tercepat, jumlah tubuh buah sedikit namun diameter tudung lebar. Saran dari penelitian ini adalah dianjurkan bagi masyarakat atau petani jamur dapat menggunakan media tanam dengan pemberian kompos LOUGB dan jerami padi sebanyak 40%.