Penambahan Ekstrak Biji Pinang (Areca Catechu L.) Dalam Pengencer Tris Kuning Telur Terhadap Kualitas Spermatozoa Sapi Bali Pada Penyimpanan Suhu -80o C

Main Author: Makrufa, Siti
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/11102/
Daftar Isi:
  • Sapi Bali merupakan salah satu ruminansia besar yang termasuk dalam kekayaan sumber daya genetik ternak lokal Indonesia yang mempunyai keunggulan dalam reproduksi, adaptasi dan persentase karkas yang tinggi sehingga berperan dalam menyumbang penyediaan daging di Indonesia. Untuk meningkatkan populasi dan mutu genetik sapi Bali di Indonesia, maka perlu adanya teknologi Inseminasi Buatan (IB). IB dilakukan untuk mengatasi keterbatasan jumlah semen dari pejantan unggul sapi Bali sehingga dapat diinseminasikan ke beberapa ternak betina. Keberhasilan IB dipengaruhi oleh kualitas semen yang digunakan untuk IB. Untuk mempertahankan kualitas semen dengan jangka waktu yang lebih panjang dari semen cair, maka perlu dilakukan pembekuan semen. Pembekuan semen berakibat pada peningkatkan PUFA (Poly Unsaturated Fatty Acid) dikarenakan adanya peningkatan ROS (Reactive Oxygen Species) di dalam membran spermatozoa yang dapat menyebabkan kerusakan morfologi spermatozoa sehingga vii perlu adanya suplementasi nutrisi lain di dalam pengencer semen berupa ekstrak biji pinang (Areca catechu L.) yang mengandung antioksidan tinggi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak biji pinang (Areca catechu L.) dengan level yang berbeda dalam pengencer Tris Kuning telur untuk mempertahankan kualitas spermatozoa sapi Bali post thawing yang disimpan pada suhu -80o C. Penelitian ini dilaksanakan di BBIB Singosari Malang dan Laboratorium Institut BioSains Universitas Brawijaya Malang dimulai pada 20 November sampai 22 Desember 2017. Materi yang digunakan untuk penelitian adalah semen yang ditampung dari pejantan sapi Bali berjumlah 5 ekor yang berumur 4 sampai 6 tahun dengan bobot badan 400 hingga 700 kg. Syarat semen yang digunakan memiliki kualitas rendah yang sudah tidak lolos untuk produksi semen beku di BBIB Singosari dengan motilitas individu 40% sampai 50% dan motilitas massa 2+. Pengencer yang digunakan yaitu Tris kuning telur dengan suplementasi ekstrak biji pinang (Areca catechu L.). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah percobaan atau eksperimental laboratorium dengan pengambilan semen sapi Bali menggunakan metode vagina buatan. Jenis rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan masing-masing 10 kali ulangan. Perlakuan dalam penelitian ini adalah semen sapi Bali yang diencerkan mengggunakan Tris kuning telur yang ditambahkan ekstrak biji pinang (Areca catechu L.) yang terbagi menjadi empat perlakuan, yaitu P0 (Tris Kuning Telur 100%), P1 (Tris Kuning Telur 100% + Ekstrak Biji Pinang 1%), P2 (Tris Kuning Telur 100% + Ekstrak Biji viii Pinang 3%), dan P3 (Tris Kuning Telur 100% + Ekstrak Biji Pinang 5%). Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh yang nyata (P<0,05) dari perlakuan dengan penambahan ekstrak biji pinang (Areca ctechu L.) terhadap kualitas spermatozoa sapi Bali yang meliputi motilitas individu, viabilitas, dan abnormalitas spermatozoa sapi Bali pada pengamatan before freezing dan post thawing. Nilai rataan motilitas individu dan abnormalitas spermatozoa before freezing terbaik yaitu perlakuan P1 dengan nilai masing-masing sebesar 38,5 ± 3,37% dan 7,64 ± 1,47%. Viabilitas before freezing terbaik pada P2 yaitu 69,04 ± 10,63%. Pada post thawing nilai rataan motilitas individu, viabilitas, dan abnormalitas spermatozoa sapi Bali sebesar 14 ± 4,59%; 31,19 ± 7,78%; dan 10,76±2,90%. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu penambahan 1% ekstrak biji pinang ke dalam pengencer Tris Kuning Telur memberikan pengaruh terbaik terhadap motilitas individu, viabilitas, dan abnormalitas spermatozoa post thawing dengan rata-rata 14 ± 4,59%; 31,19 ± 7,78%; dan 10,76±2,90%. Saran dari penelitian ini perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pembekuan semen dengan pemberian ekstrak biji pinang jenis lain ke dalam pengencer dengan motilitas individu spermatozoa awal ≥70%.