Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Terung (Solanum Melongena L.) Pada Sistem Tumpangsari Dengan Selada (Lactuca Sativa L.) Akibat Aplikasi Pupuk Kandang Kambing Dan Pgpr
Main Author: | Ludihargi, Rachma Jati |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/11090/ |
Daftar Isi:
- Tanaman terung (Solanum melongena L.) merupakan salah satu komoditas sayuran yang memiliki potensi besar untuk dibudidayakan karena memiliki kandungan gizi yang tinggi serta dapat digunakan sebagai obat tradisional. Dewasa ini, produksi tanaman terung semakin menurun yang disebabkan oleh beberapa masalah diantaranya adalah penurunan kesuburan tanah dan tingginya serangan hama dan penyakit. Untuk meningkatkan produksi terung dapat melalui pengelolaan hara terpadu dan sistem tanam yang tepat. Pemanfaatan pupuk kandang berperan penting dalam pengelolaan hara terpadu. Pemberian pupuk kandang kambing dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah serta dapat meningkatkan ketersediaan hara bagi tanaman. Aplikasi Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) dapat meningkatkan efisiensi serapan hara tanaman. Pemberian PGPR akan meningkatkan jumlah bakteri yang aktif di sekitar perakaran tanaman sehingga memberikan keuntungan bagi tanaman. Tingkat serangan OPT dapat dikurangi melalui penanaman tanaman terung dengan sistem tumpangsari. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga Juli 2017 di Desa Wonomulyo Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang (ketinggian 625 m dpl dengan jenis tanah Andosol). Penelitian dilaksanakan menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) dengan 2 faktor, yaitu dosis pupuk kandang kambing dan konsentrasi PGPR. Dosis pupuk kandang kambing terdiri atas 3 taraf, yaitu K1 = 10 ton ha -1, K2 = 20 ton ha-1 dan K3 = 30 ton ha-1. Konsentrasi PGPR terdiri atas 4 taraf, yaitu P0 = 0 ml, P1 = 10 ml/l, P2 = 15 ml/l dan P3 = 20 ml/l. Terdapat 12 kombinasi perlakuan diulang 3 kali sehingga memberikan perlakuan berjumlah 36 petak. Ditanam tanaman terung dan selada secara monokultur yang masing-masing diperlakukan dengan pupuk kandang kambing dan PGPR seperti pada tanaman tumpangsari untuk menghitung nisbah kesetaraan lahan (NKL). Pengamatan dibagi menjadi dua, yaitu pengamatan pertumbuhan dan pengamatan panen. Pengamatan pertumbuhan terdiri dari pengamatan secara non destruktif dan destruktif. Pengamatan non destruktif meliputi tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter batang yang dilakukan dengan interval 2 minggu sekali mulai umur 14 sampai 56 hst. Pengamatan destruktif selama 2 kali pada 64 dan 120 hst yang meliputi, bobot kering per tanaman dan luas daun. Pengamatan panen dilakukan sekitar 60-64 hst, pemungutan hasil dilakukan dengan interval 7 hari sekali, meliputi jumlah buah per tanaman, bobot per buah, bobot buah per tanaman, bobot buah per petak, bobot buah per ha, diameter buah per buah dan panjang buah per buah. Data yang didapatkan selanjutnya dianalisis menggunakan Analysis of Variance (ANOVA). Apabila terjadi pengaruh nyata pada perlakuan maka dilakukan uji lanjut dengan menggunakan BNJ pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan dosis pupuk kandang kambing dan konsentrasi PGPR dapat meningkatkan panjang buah tanaman terung yang ditanam ii secara tumpangsari dengan selada. Perlakuan dosis pupuk kandang kambing 30 ton ha-1 dengan konsentrasi PGPR 20 ml/l mampu menghasilkan panjang buah lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Secara terpisah, dosis pupuk kandang kambing dapat meningkatkan tinggi tanaman, diameter batang, berat kering, bobot buah per tanaman, bobot buah per petak dan bobot buah per ha. Perlakuan dosis pupuk kandang kambing 30 ton ha-1 memiliki hasil yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya. Sedangkan perlakuan konsentrasi PGPR dapat meningkatkan luas daun, jumlah buah per tanaman, bobot buah per tanaman, bobot buah per petak dan bobot buah per ha. Perlakuan konsentrasi PGPR 20 ml/l memiliki hasil yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya, namun pada parameter pengamatan luas daun konsentrasi PGPR 15 ml/l merupakan hasil yang lebih tinggi.