Pengaruh Komposisi Pupuk Organik Anorganik Dan Konsentrasi Pemberian Pgpr Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Bawang Merah (Allium Cepa L. Var. Ascalonicum) Varietas Bauji

Main Author: Maskur, A’an Ali
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/11063/
Daftar Isi:
  • Bawang merah (Allium cepa L. var. ascalonicum) merupakan salah satu komoditas hortikultura unggulan yang secara intensif telah lama dibudidayakan oleh petani. Bawang merah memiliki keunggulan baik secara ekonomi maupun dari segi manfaatnya sebagai bahan bumbu masakan dan khasiat sebagai obat-obatan. Kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap bawang merah semakin tinggi beriringan dengan meningkatnya jumlah penduduk setiap tahunnya. Menurut Badan Pusat Statistika, produksi bawang merah di Indonesia pada tahun 2014-2015 mengalami penurunan 0,39% dengan masing-masing nilai produksi sebesar 1.233.984 ton dan 1.229.184 ton. Kemudian pada tahun 2014 Indonesia melakukan impor bawang merah sebesar 74.903 ton (Anonymous, 2016). Hal tersebut menunjukkan bahwa kebutuhan nasional bawang merah belum terpenuhi. Masalah yang sering dihadapi dalam melakukan budidaya bawang merah adalah pengunaan pupuk anorganik yang berlebih menyebabkan tanah olah menjadi rusak sehingga perkembangan akar dan umbi tanaman menjadi tidak sempurna. Selain itu, kondisi cuaca yang tidak menentu yang menjadikan lingkungan tumbuh tanaman kurang mendukung sehingga tanaman rentan terhadap serangan hama dan penyakit yang menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman kurang maksimal. Peningkatan efisiensi pemupukan dan perbaikan kualitas tanah dapat dilakukan dengan pemberian bahan organik dan pengaplikasian PGPR. Pupuk kandang kotoran ayam merupakan salah satu pupuk organik alternatif untuk menambah unsur hara dan menambah bahan organik tanah, selain itu pupuk kandang juga dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. PGPR merupakan sekelompok bakteri menguntungkan bagi tanaman karena mampu menyediakan atau memfiksasi dan memobilisasi penyerapan unsur hara dalam tanah, mensintesis dan mengubah konsentrasi berbagai fitohormon, serta memiliki kemampuan dalam menekan aktivitas pathogen dengan cara menghasilkan senyawa atau metabolik sehingga tanaman akan lebih tahan terhadap serangan penyakit (Kafrawi et al., 2015). Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari dan mengetahui komposisi pupuk organik anorganik yang efektif dan konsentrasi pemberian PGPR yang tepat serta pengaruh interaksi keduanya terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah varietas Bauji. Hipotesis dari penelitian ini yaitu (1) Terdapat interaksi antara perbedaan komposisi pupuk organik anorganik dengan berbagai konsentrasi pemberian PGPR terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah varietas Bauji. (2) Pemberian komposisi pupuk organik 50% dan anorganik 50% memberikan hasil terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah varietas Bauji. (3) Pemberian PGPR dengan konsentrasi 15 ml/liter air memberikan hasil terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah varietas Bauji. Penelitian ini dilaksanakan di lahan pertanian Sumberpancur Desa Kepung Kecamatan Kepung Kabupaten Kediri Jawa Timur dengan ketinggian ±200 meter diatas permukaan laut pada bulan Juni hingga Agustus 2017. Penelitian ini ii dilaksanakan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah komposisi pupuk organik (pupuk kandang Ayam) dan pupuk anorganik (ZA 21% N + UREA 46% N) yang terdiri dari 3 taraf yaitu A1 = 0% Organik + 100% Anorganik, A2 = 25% Organik + 75% Anorganik dan A3 = 50% Organik + 50% Anorganik. Faktor kedua adalah konsentrasi pemberian PGPR (Dosis 600 liter larutan PGPR/ha) yang terdiri dari 4 taraf yaitu P0 = 0 ml/liter, P1 = 5 ml/liter, P2 = 10 ml/liter dan P3 = 15 ml/liter. Sehingga diperoleh 12 kombinasi perlakuan, kemudian diulang sebanyak 3 kali menghasilkan 36 satuan percobaan. Parameter pengamatan non destruktif meliputi panjang tanaman, jumlah daun, luas daun dan jumlah anakan. Parameter pengamatan destruktif (komponen hasil) meliputi jumlah umbi, diameter umbi, bobot kering brangkasan, bobot kering umbi dan produksi per hektar. Data pengamatan yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (uji F) pada taraf 5%. Jika F hitung lebih besar dari F tabel 5% atau hasil pengujian diperoleh pengaruh yang nyata antar perlakuan maka akan diuji lanjut dengan BNJ pada taraf 5%. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah tidak terdapat interaksi antara perlakuan komposisi pupuk organik-anorganik dengan konsentrasi pemberian PGPR pada semua parameter pertumbuhan dan parameter hasil tanaman bawang merah. Secara terpisah, Perlakuan komposisi pupuk organik 50% + anorganik 50% menghasilkan pengaruh yang lebih baik dan berbeda nyata dibandingkan dengan perlakuan pupuk anorganik 100% terhadap parameter jumlah daun, panjang tanaman, luas daun, jumlah anakan, jumlah umbi, diameter umbi, bobot kering brangkasan dan bobot kering umbi bawang merah, namun menunjukkan pengaruh yang tidak berbeda nyata dibandingkan dengan perlakuan komposisi pupuk organik 25% + anorganik 75% terhadap parameter jumlah daun umur 56 hst, panjang tanaman, jumlah anakan umur 56 hst, jumlah umbi dan diameter umbi. Hasil analisis usaha tani menunjukkan perlakuan komposisi pupuk organik 50% + anorganik 50% lebih menguntungkan (efisien) dan layak untuk diusahakan dengan nilai R/C rasio 2,2 dan keuntungan sebesar Rp. 105.134.500. Perlakuan konsentrasi PGPR 15 ml/liter menunjukkan pengaruh yang lebih baik dan berbeda nyata dibandingkan dengan perlakuan konsentrasi PGPR 0 ml/liter terhadap semua parameter pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah, namun tidak berbeda nyata dibandingkan dengan perlakuan konsentrasi PGPR 5 ml/liter terhadap parameter jumlah daun, panjang tanaman, luas daun, jumlah anakan, jumlah umbi dan diameter umbi, serta tidak berbeda nyata dibandingkan dengan perlakuan konsentrasi PGPR 10 ml/liter terhadap parameter bobot kering brangkasan dan bobot kering umbi bawang merah. Hasil analisis usaha tani menunjukkan perlakuan konsentrasi PGPR 15 ml/liter lebih menguntungkan (efisien) dan layak untuk diusahakan dengan nilai R/C rasio 2,2 dan keuntungan sebesar Rp. 103.883.000.