Apakah Aplikasi Pupuk Anorganik Pk 52-34 Dapat Meningkatkan Perkembangan Perakaran Dan Produktivitas Tanaman Jagung?

Main Author: Irawan, Dwi Bagus
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/11009/
Daftar Isi:
  • Produksi jagung di Indonesia belum dapat memenuhi kebutuhan nasional, diantaranya rendahnya produktivitas (berkisar antara 4-5 ton ha-1) luas area pertanaman relatif sempit karena kalah bersaing dengan komoditas ekonomis lainnya. Secara umum keberagaman produktivitas jagung antar wilayah di Indonesia dan antar petani disebabkan oleh perbedaan penerapan teknologi budidaya yang mencakup penggunaan benih unggul, pupuk, dan pengelolaan air. Jagung memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan di daerah tropis dan dapat mencapai hasil hingga 7,5 ton ha-1 apabila tanaman dikelola dengan baik. Tujuan dari kegiatan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk P dan K 52-34 yang berbeda terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung dan untuk mengetahui total panjang akar dan berat akar akibat pemberian pupuk anorganik PK 52-34. Penelitian dilaksanakan pada lahan sawah musim tanam ke-2 dengan pengolahan lahan zero tillage dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Perlakuan menggunakan kombinasi pupuk anorganik berbeda dosis diantaranya (N0P0K0) kontrol, (N1P0K0) dosis rekomendasi urea 400 kg ha-1, (N1P1K1) dosis PK 52-34 100 kg ha-1 + Urea 400 kg ha-1, (N1P2K2) dosis PK 52-34 150 kg ha-1 + Urea 400 kg ha-1, (N1P3K3) dosis PK 52-34 200 kg ha-1 + Urea 400 kg ha-1, (N1P4K4)dosis PK 52-34 250 kg ha-1 + Urea 400 kg ha-1, (N1P5K5) dosis dosis KCl 85 kg ha-1, SP-36 215 kg ha-1+ Urea 400 kg ha-1, (N1P6K6) dosis KCl 110 kg ha-1, SP-36 300 kg ha-1+ Urea 400 kg ha-1, (N2P7K7) dosis NPK 300 kg ha-1+Urea 400 kg ha-1. Parameter yang diamati meliputi komponen vegetatif seperti tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, indeks luas daun dan bobot biomasa. Parameter produksi yang diamati meliputi bobot gelondong per plot, rerata bobot gelondong 5 tanaman, dan bobot 100 butir sedangkan pada variabel perakaran yang diamati mencakup total panjang akar (LRV), kerapatan panjang akar (DRV) dan biomasa akar. Analisis data menggunaan Genstat edition 18th dari hasil pengamatan dianalisis menggunakan Uji F dilanjutkan dengan uji perbandingan nyata DMRT taraf 5%. Perlakuan aplikasi pupuk PK 52-34 250 kg ha-1 + Urea 400 kg ha-1 memberikan hasil yang tidak berbeda nyata terhadap varibel pertumbuhan tinggi tanaman 12 MST. Jumlah produksi per plot perlakuan aplikasi pupuk PK 52-34 250 kg ha-1 + Urea 400 kg ha-1 menghasilkan rerata bobot tertinggi dari semua perlakuan. Sedangkan total panjang akar (LRV) 50 HST dan 65 HST memberikan hasil yang berbeda nyata terhadap perlakuan aplikasi pupuk NPK majemuk. Kerapatan panjang akar (DRV) 50 HST dan 65 HST memberikan hasil yang tidak berbeda nyata kecuali pada DRV 65 HST perlakuan aplikasi pupuk NPK majemuk. Terdapat hubungan korelasi positif antara total panjang akar terhadap tinggi tanaman, diameter batang dan jumlah daun 12 MST. Hubungan korelasi positif bearti setiap penambahan total panjang akar akan diikuti oleh kenaikan dari tinggi tanaman, diameter batang dan jumlah daun 12 MST.