Pengaruh Penambahan Sari Buah Jambu Biji (Psidium Guajava L) Dalam Pengencer Andromed Terhadap Kualitas Semen Ayam Arab (Gallus Turcicus) Selama Penyimpanan Suhu 3-50c

Main Author: Fathonah, Nur Indah
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/11007/
Daftar Isi:
  • Perkembangbiakan ayam Arab pada umumnya masih dilakukan dengan cara alami dan dibiarkan kawin dengan sendirinya, sehingga perbanyakan bibit baik untuk keperluan penelitian maupun usaha komersial masih terbatas. Inovasi teknologi Inseminasi Buatan (IB) merupakan alternatif pemecahan masalah tentang pengadaan bibit dalam waktu singkat. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dalam pelaksanaan IB adalah kualitas semen yang digunakan. Guna mempertahankan kualitas semen dibutuhkan pengencer Andromed yang mampu mempertahankan spermatozoa selama penyimpanan suhu 3-5oC. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan kadar optimum penambahan sari buah jambu biji (SBJB) dalam pengencer Andromed terhadap kualitas spermatozoa ayam Arab selama penyimpanan suhu 3- 5oC. Materi yang digunakan adalah semen ayam Arab yang berasal dari satu ekor ayam Arab umur 1.8 tahun, dengan bobot badan 2.3 kg. Penampungan semen ayam Arab dilakukan dua viii kali dalam satu minggu menggunakan betina pemancing. Ayam Arab tersebut dipelihara di kandang B untuk koleksi semen pejantan. Kandang ini berada di dalam kawasan STPP Malang. Metode penelitian yang digunakan adalah percobaan laboratorium (laboratory experimental) dengan 4 perlakuan penambahan SBJB yang terdiri dari P0 (100 % Andromed + 0% SBJB), P1 ( 98% Andromed + 2% SBJB), P2 ( 96% Andromed+ 4% SBJB), P3 ( 94% Andromed + 6% SBJB) dilakukan penyimpanan pada suhu 3-5 0C menggunakan lima waktu pengamatan yang berbeda yaitu pada jam ke 0, 2, 4, 8 dan 24 jam. Dilakukan sebanyak 10 kali ulangan. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis ragam. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK), apabila hasil yang diperoleh menunjukkan perbedaan pengaruh yang nyata (P<0.05) atau sangat nyata (P<0.01) maka dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD). Ditinjau dari hasil pengamatan semen ayam Arab menunjukkan kualitas yang baik pada uji makroskopis yaitu volume sebanyak 0.35± 0.07 ml, warna putih susu dan pH 7.3±0.4 serta uji mikroskopisnya dengan motilitas massa 2+ sampai 3+, motilitas individu sebesar 86.5±2.41%, viabilitas sebesar 89.59±3.92 %, abnormalitas sebesar 3.27±0.75% dan konsentrasi sebesar 411.3±55.27 (107spermatozoa/ml). Hasil analiss terhadap motilitas individu spermatozoa diketahui bahwa Penambahan level SBJB 6% memberikan hasil yang paling baik dibandingkan dengan P0, P1 dan P2. Pada penyimpanan jam ke-24 dapat dilihat bahwa persentase motilitas pada perlakuan P3 dengan konsentrasi SBJB 6% sebesar 36.01±3.57 %, lebih tinggi jika dibandingkan dengan perlakuan penambahan konsentrasi SBJB 0%, 2% dan 4% , yaitu berturut-turut adalah SBJB 0% (17.27±4.64%), SBJB 2% (25.74±2.94%) dan SBJB 4% (30.45±3.29%), akan tetapi yang layak dilanjutkan untuk proses Inseminasi Buatan adalah persentase motilitas spermatozoa pada jam ke 0, 2, 4 dan 8. Solihati dkk (2008) menyatakan bahwa, motilitas spermatozoa ix yang harus dimiliki sebelum IB adalah sebesar 40 %. Persentase terbaik motilitas individu spermatozoa ayam Arab terlihat pada P3 jam ke-0 yaitu sebesar 83.04±0.85 %. Hasil analisis statistik terhadap viabilitas spermatozoa ayam Arab menunjukkan nilai viabilitas yang berpengaruh sangat nyata (P<0.01) mulai dari jam ke-0 hingga jam ke-24. Penambahan SBJB sebanyak 6% memberikan perbedaan viabilitas yang lebih tinggi daripada perlakuan lain yang dicobakan. Persentase viabilitas spermatozoa P3 pada jam ke-0 sampai jam ke-24 berturut-turut sebesar 86.04±0.85; 80.65±2.45; 72.27±3.10; 66.69±2.82; 38.56±4.47. persentase viabilitas spermatozoa pada jam ke-0 pada P3 merupakan persentase viabilitas terbaik yang digunakan untuk IB. Hal ini karena pemberian antioksidan yang tepat memberikan hasil yang maksimal untuk mencegah peroksidasi lipid pada membran sel spermatozoa dengan cara memutus atau mencegah reaksi rantai peroksidasi lipid pada membran plasma sel, sehingga mengurangi kerusakan yang terjadi pada membran plasma selama proses pengenceran dan penyimpanan semen pada suhu dingin. Hasil analisis statistik terhadap abnormalitas spermatozoa ayam Arab menunjukkan bahwa persentase abnormalitas semen ayam Arab pada penyimpanan suhu 3-5oC selama jam ke-24 tidak menunjukkan perbedaan yang nyata dari ke empat perlakuan yang dicobakan (P0, P1, P2 dan P3) pada pengamatan jam ke-4 (P>0.05), akan tetapi pada penyimpanan jam ke- 0, 2, 8 dan jam ke-24 persentase abnormalitas spermatozoa ayam Arab mengalami perbedaan yang sangat nyata (P<0.01). Rataan dan SD abnormalitas menunjukkan bahwa perlakuan P3 (94% Andromed +6% SBJB) memberikan hasil terbaik mulai jam ke 0 hingga jam ke 24 masing-masing (4.80±1.30%; 6.28±1.21%; 7.17±1.84%; 8.85±1.19%). persentase abnormalitas spermatozoa ayam Arab terbaik pada level penambahan SBJB 6% pada jam ke-0 yaitu sebesar 4.80±1.30, dan persentase abnormalitas spermatozoa tertinggi pada P0 pada jam ke-24 yaitu sebesar 13.61±1.78. Rataan tersebut masih berada dalam kisaran normal. Diperkuat oleh x (Campbell et al., 2003 dalam Arifiantini dkk., 2005) semen yang berkualitas baik memiliki 5-15% spermatozoa abnormal, tetapi Iskandar dkk (2006) melaporkan bahwa abnormalitas spermatozoa semen ayam Arab sebesar 14.75 %. Hal ini menunjukkan bahwa abnormalitas spermatozoa dalam penelitian ini relatif rendah dibanding penelitian sebelumnya. Kesimpulan dalam penelitian ini bahwa Penambahan sari buah jambu biji (Psidium Guajava Linn) pada pengencer Andromed dapat mempertahankan motilitas, viabilitas dan abnormalitas spermatozoa ayam Arab pada penyimpanan suhu 3-50C. Penambahan sari buah jambu biji sebanyak 6% dalam pengencer Andromed merupakan perlakuan terbaik.