Uji Keamanan Susu Sapi Pasca Pengobatan Antibiotik Berdasarkan Angka Reduktase Dan Uji Yoghurt Ditingkat Peternak Wilayah Karangploso

Main Author: Herdiati, Prima
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/11005/
Daftar Isi:
  • Penggunaan antibiotik dalam pencegahan dan pengobatan penyakit pada sapi perah telah banyak digunakan. Pemanfaatan antibiotik untuk pengobatan akan menimbulkan dampak pada produk yang dihasilkan berupa terdapatnya residu di dalam susu yang dihasilkan oleh sapi perah. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui keamanan pada susu sapi pasca pengobatan antibiotik aman dikonsumsi setelah 7 hari berdasarkan angka reduktase dan uji yoghurt. Keberadaan residu antibiotik pada susu akan berpengaruh terhadap jumlah mikroba di dalam susu, sehingga susu tidak layak untuk dikonsumsi. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Epidemiologi Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Malang. Mulai tanggal 31 Agustus 2017 hingga 22 September 2017. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan informasi bagi para peternak dan petugas pos penampungan susu serta petugas kesehatan hewan diwilayah penelitian untuk lebih memperhatikan pentingnya keamanan pangan pada susu demi menjaga kesehatan masyarakat terutama konsumen susu. Materi penelitian yang dipergunakan adalah 17 puting sapi perah viii pasca pengobatan antibiotik yang diperoleh dari peternak rakyat di wilayah Karangploso. Metode penelitian adalah percobaan dengan Rancangan Acak Kelompok. Dilakukan pengelompokan hasil data Uji Reduktase berdasarkan penilaian bakteri yaitu, good (6-8 jam) dan fair (2-6 jam). Masing-masing kelompok terdiri atas tujuh perlakuan dan enam ulangan untuk data dengan jam perubahan warna cepat (fair). Untuk data dengan jam perubahan warna yang lama (good) terdiri atas tujuh perlakuan dan sebelas ulangan. Perlakuan penelitian berupa hari pengambilan sampel dan puting sebagai ulangan. Pengambilan sampel secara purposive sampling, yaitu dilakukan secara disengaja sesuai dengan kriteria. Kriteria yang dimaksud adalah sapi perah pasca pengobatan antibiotik dari peternakan rakyat di wilayah Karangploso berdasarkan informasi dari petugas kesehatan hewan KUD Karangploso. Variabel penelitian berupa angka reduktase dan estimasi jumlah bakteri dari susu sapi pasca pengobatan antibiotik. Pengamatan dilakukan pada hari ke-1 setelah pengobatan antibiotik hingga hari ke-7 secara berturut-turut. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian yang diperoleh pada data uji reduktase kelompok fair menunjukkan bahwa, terjadi penurunan estimasi jumlah bakteri pada susu secara bertahap selama 7 hari, dengan rataan angka reduktase dan estimasi jumlah bakteri dalam susu selama 7 hari yaitu, perlakuan H1 sebesar 2,58±1,43 jam, H2 2,25±1,69 jam, H3 3,92±3,20 jam, H4 3,58±3,54 jam, H5 4,50±3,67 jam dan H6 4,67±2,91 jam dengan estimasi jumlah bakteri sebanyak 0,5-4 x106/ml. Perlakuan H7 sebesar 6,75±1,67 jam dengan estimasi jumlah bakteri sebanyak 0,5x106/ml. ix Pada hasil data uji reduktase kelompok good menunjukkan bahwa, terjadi penurunan estimasi jumlah bakteri di dalam susu selama 7 hari, dengan hasil rataan angka reduktase dan estimasi jumlah bakteri pada susu sebagai berikut, perlakuan H1 7,90±0,20 jam, H2 5,18±2,73 jam dengan estimasi jumlah bakteri sebanyak 0,5-4 x106/ml. Perlakuan H3 sebesar 6,32±1,90 jam, H4 8,00±0,00 jam, H5 7,96±0,15 jam, H6 7,40±1,96 jam dan perlakuan H7 sebesar 7,82±0,60 jam. Estimasi jumlah bakteri pada perlakuan H1, H3, H4, H5, H6 dan H7 sebanyak 0,5x106/ml. Untuk hasil uji residu antibiotik diperoleh hasil pada kelompok fair bahwa, residu antibiotik terdapat di dalam susu rata-rata pada H1 dan H2, namun pada salah satu puting pada kelompok fair residu antibiotik masih mencemari susu hingga perlakuan H7. Pada kelompok good rata-rata keberadaan residu antibiotik di dalam susu pada H1 dan H2. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian berdasarkan uji yoghurt pada kelompok fair susu aman untuk dikonsumsi setelah 7 hari dan kelompok good aman untuk dikonsumsi setelah 6 hari pasca pengobatan antibiotik. Berdasarkan uji reduktase, jumlah bakteri pada susu dalam kategori aman sebagai bahan pangan. Saran dari penelitian ini berdasarkan SNI, susu aman untuk dikonsumsi setelah berstatus negatif antibiotik dan perlu dilakukan perbaikan dalam manajemen pemeliharaan yang terkait dengan sanitasi dan higien untuk menghindari terjadinya kontaminasi pada susu segar, serta perlu dilakukan peninjauan terhadap ketegasan dalam penyetoran susu setelah 7 hari pasca pengobatan antibiotik.