Pembungaan Kembali Tanaman Krisan Pot (Chrysanthemum Sp.) Dengan Pengaturan Fotoperiodisitas Dan Konsentrasi Paklobutrazol

Main Author: Syamrusdianti, Fetrisari
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/10996/
Daftar Isi:
  • Krisan (Chrysanthemum sp.) merupakan salah satu tanaman yang populer dikalangan masyarakat Indonesia karena memiliki warna bunga yang beragam dan disajikan dalam bentuk bunga potong maupun bunga pot. Tanaman krisan biasanya digunakan untuk memperindah jalur hijau di kota Malang karena tanaman krisan memiliki warna bunga yang beragam dan menimbulkan rasa nyaman bagi masyarakat sekitar. Dalam memenuhi kebutuhan tanaman krisan di Kota Malang dibutuhkan yaitu 62 Pot bulat merah yang berisi kira-kira 744 tanaman. Tanaman krisan di jalur hijau hanya akan bertahan selama 2-3 bulan saat berbunga setelah itu bunga akan layu kemudian dibuang atau mati karena tak terawat. Nyatanya krisan dapat berbunga setidaknya 2-3 kali dalam setahun. Upaya yang dapat dilakukan agar tanaman krisan dapat berbunga kembali yaitu dengan pemberian sungkup plastik hitam (blackout). Dalam menciptakan tanaman krisan yang sesuai dengan ukuran pot, maka krisan perlu dilakukan pemberian ZPT agar dapat memenuhi tinggi tanaman yang diharapkan. Paklobutrazol merupakan salah satu bentuk zat pengatur tumbuh yang bersifat menghambat biosintesis giberelin sehingga pertumbuhan vegetatif terhambat. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui interaksi penyungkupan tanaman dan pemberian berbagai konsentrasi paklobutrazol terhadap pertumbuhan dan pembungaan tanaman krisan dalam pot. Hipotesis pada penelitian ini yaitu terdapat interaksi antara perlakuan penyungkupan dan pemberian konsentrasi paklobutrazol terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman krisan, semakin lama penyungkupan tanaman akan mempercepat proses pembentukan bunga dan pemberian paklobutrazol 100 ppm akan menghambat pertumbuhan vegetatif terutama tinggi tanaman. Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan yaitu Agustus hingga November 2017 di Kebun Bibit Tunggulwulung milik Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Malang Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur dengan ketinggian tempat 600 mdpl. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah tanaman krisan yang telah berbunga, Cultar dengan 25% paklobutrazol, cocopeat, arang sekam, pupuk NPK 16:16:16 dan aquades. Penelitian dilaksanakan menggunakan Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design) yang terdiri dari 2 faktor yaitu, faktor 1 sebagai petak utama (PU) menggunakan penyungkupan dengan 4 taraf yaitu S0: Fotoperiodisitas 10 jam, S1: Fotoperiodisitas 12 jam, S2: Fotoperiodisitas 14 jam dan S3: Fotoperiodisitas 16 jam. Sedangkan pada faktor 2 sebagai anak petak (AP) adalah pemberian konsentrasi paklobutrazol dengan 3 taraf yaitu P1: 0 ppm, P2: 100 ppm dan P3: 200 ppm. Pengulangan yang dilakukan yaitu sebanyak 3 kali sehingga terdapat 36 satuan percobaan. Setiap satuan percobaan terdiri dari 4 sampel tanaman. Parameter pengamatan yang diukur dan diamati terdiri dari tiga yaitu pengamatan vegetatif, pengamatan generatif dan kualitas bunga. Pengamatan vegetatif yaitu, tinggi tanaman (cm/tanaman), luas daun (cm2/tanaman), jumlah daun (helai/tanaman), jumlah cabang (tangkai/tanaman), dan panjang tangkai iv (cm/tanaman). Sedangkan pengamatan generatif yaitu umur inisiasi bunga (hst), umur coloring (hst) dan umur panen (hst). Pengamatan kualitas bunga yaitu diameter bunga (cm/tanaman) dan lama kesegaran bunga (hsp). Data Pengamatan yang diperoleh akan dianalisis menggunakan analisis ragam (Uji F) pada taraf 5% untuk mengetahui apakah terjadi interaksi antar perlakuan atau terdapat pengaruh pada perlakuan. Apabila terdapat pengaruh nyata maka dilanjutkan engan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5%. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara perlakuan fotoperiodisitas 14 jam dan konsentrasi paklobutrazol 100 ppm terhadap parameter umur panen dengan perbandingan 6,97% dari perlakuan fotoperiodisitas 10 jam dan konsentrasi paklobutrazol 100 ppm. Pada masing-masing faktor, pemberian fotoperiodisitas 14 jam mampu meningkatkan luas daun tanaman krisan pot sebesar 56,6 % dari fotoperiodisitas 10 jam. Sedangkan, pada perlakuan konsentrasi paklobutrazol, semakin tinggi konsentrasi paklobutrazol mampu menghambat tinggi tanaman, peningkatan jumlah daun, panjang cabang, dan diameter bunga dengan perbandingan berturut-turut sebesar 37,5%, 26,5%, 51,0%, dan 10,7% dari konsentrasi paklobutrazol 0 ppm (kontrol). Selain itu, konsentrasi paklobutrazol 100 ppm mampu mempertahankan lama kesegaran bunga (vase life) sebesar 31.4% dari konsentrasi paklobutrazol 0 ppm. Perlakuan fotoperiodisitas 14 jam dan konsentrasi 100 ppm menunjukkan hasil terbaik.