Tingkat Efisiensi Alokatif Usahatani Padi (Oryza Sativa) Dan Upaya Peningkatan Ketahanan Pangan Rumah Tangga (Studi Kasus Di Desa Kepuharjo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang
Main Author: | Sembiring, Enjelya |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/10981/ |
Daftar Isi:
- Padi adalah komoditas yang potensial untuk dikembangkan di Indoensia karena padi adalah bahan pangan utama bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Jika produksi bahan pangan di suatu daerah tinggi, maka kebutuhan bahan pangan di daerah tersebut juga dapat terpenuhi sehingga dapat meningkatkan ketahanan pangan di tempat tersebut. Provinsi Jawa Timur memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan pangan nasional karena jumlah produksi padi terbesar di Indonesia merupakan Jawa Timur. Pada tahun 2015 jumlah produksi padi di Jawa Timur sebanyak 13.154.967 ton (Badan Pusat Statistik, 2015). Desa Kepuharjo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Jawa Timur merupakan salah satu Kecamatan yang berada di Kabupaten Malang sebagai daerah penghasil padi. Jumlah luas panen padi di Kecamatan Karangploso 2.171 Ha, produktivitasnya 69,75 Ku/Ha dan produksi padi sebanyak 15.143 ton. Produktivitas padi di Kecamatan Karangploso tersebut juga masih berada di bawah rata-rata produktivitas padi di Kabupaten Malang. BPS Jawa Timur melalui Sensus Pertanian (ST) melakukan penelitian tentang “Analisis Sosial Ekonomi Pertanian Jawa Timur” pada tahun 2013. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diketahui bahwa 16 – 24 persen rumah tangga usaha pertanian di Jawa Timur mengalami kurang pangan. Berdasarkan dimensi keterjangkauan pangan, lebih dari 45 persen rumah tangga masih kesulitan menjangkau pangan karena harga pembelian tinggi. Sebanyak 71 persen petani adalah petani gurem atau petani yang menguasai lahan pertanian di bawah 0,5 Ha. Rumah tangga usaha pertanian yang mempunyai lahan kurang dari 0,25 Ha dan mempunyai pendapatan di bawah 5 juta rupiah dalam setahun (perkotaan + pedesaan) sebanyak 69 persen, sedangkan yang mempunyai pendapatan lebih dari 15 juta rupiah hanya sebesar 5 persen. Rendahnya pendapatan petani juga dipengaruhi oleh efisiensi biaya (efisiensi alokatif) produksi yang dikeluarkan oleh petani. Pendapatan petani yang rendah juga dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya adalah lahan usahatani yang relatif sempit, produktivitas padi di daerah tersebut rendah dan juga cuaca. Selain itu, penyebab rendahnya pendapatan petani diduga karena petani belum mengalokasikan input produksi secara efisien. Pendapatan petani yang rendah akan mempengaruhi kemampuan petani dalam memenuhi kebutuhan pangan rumah tangga. Berdasarkan uraian diatas, perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh efisiensi alokatif terhadap ketahanan pangan sehingga diketahui sejauh mana tingkat efisiensi alokatif usahatani padi berpengaruh terhadap tingkat ketahanan pangan rumah tangga petani. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk upaya peningkatan ketahanan pangan rumah tangga. Tujuan penelitian ini adalah: (1) Menganalisis pendapatan petani pada usahatani padi di Desa Kepuharjo, Kecamatan Karangploso. (2) Menganalisis tingkat efisiensi alokatif usahatani padi di Desa Kepuharjo, Kecamatan Karangploso (3) Menganalisis tingkat ketahanan pangan rumah tangga petani di Desa Kepuharjo, Kecamatan Karangploso. (4) Menganalisis pengaruh tingkat efisiensi alokatif usahatani padi terhadap ketahanan pangan rumah tangga petani di Desa Kepuharjo, Kecamatan Karangploso. Penelitian ini dilakukan di Desa Kepuharjo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive dan dilakukan pada bulan April-Mei 2017. Metode penentuan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah Stratified Random Sampling dengan 3 luasan lahan usahatani yaitu sempit, sedang dan luas. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 20 responden. Sebanyak 6 petani dengan kategori luas lahan sempit yaitu antara 0,08 – 0,3 Ha, 8 petani dengan kategori lahan sedang yaitu antara 0,4-0,75 Ha, dan 6 petani dengan kategori lahan luas yaitu antara 0,8-2 Ha. Tujuan pertama dari penelitian ini dianalisis dengan membandingkan rata-rata pendapatan usahatani padi di daerah penelitian dengan hasil penelitian-penelitian terdahulu. Tujuan kedua dianalisis dengan membandingkan nilai produk marginal dengan harga faktor produksi (NPMx/Px). Tujuan ketiga dianalisis dengan menghitung persentase proporsi pengeluaran pangan petani dan tingkat konsumsi energi. Tujuan keempat ini dianalisis dengan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Rata-rata pendapatan usahatani padi di daerah penelitian tergolong lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata pendapatan usahatani padi pada penelitian terdahulu di Jawa Timur. Rata-rata pendapatan usahatani padi di daerah penelitian sebesar Rp. 11.425.146/Ha sedangkan rata-rata pendapatan usahatani padi pada penelitian terdahulu sebesar Rp. 15.595.773/Ha. (2) Penggunaan benih yang dilakukan petani tidak efisien secara alokatif karena nilai NPMx/Px benih <1 dan penggunaan tenaga kerja belum efisien karena nilai NPMx/Px lebih besar dari satu. (3) Sebagian besar petani di daerah penelitian tergolong belum tahan pangan, hanya sebanyak 35% rumah tangga yang tahan pangan. (4) Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda, diketahui bahwa pendapatan dan produksi padi berpengaruh positif terhadap ketahanan pangan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, disarankan hal sebagai berikut: (1) Petani di daerah penelitian perlu mengurangi penggunaan benih dan menambah tenaga kerja. (2) Di daerah penelitian juga perlu dilakukan diversifikasi pangan untuk mencapai pola makan yang seimbang dan peningkatan pendapatan serta produksi padi