Penampilan Fase Vegetatif 14 Klon Tebu Unggul Harapan (Saccharum Spp. Hybrid) Di Dua Lokasi Pasuruan Dan Malang

Main Author: Prasetyo, Danny Hary
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/10972/
Daftar Isi:
  • Indonesia merupakan wilayah yang memiliki iklim pendukung untuk banyak komoditas pertanian dari tanaman hortikultura hingga perkebunan. Salah satu komoditas yang menjadi unggulan bagi pasar nasional adalah tebu. Berdasarkan data statistik produksi gula tebu mulai tahun 2010 hingga 2015 terlihat cukup fluktuatif. Pada tahun 2010 nilai produksi tebu di Indonesia mencapai 2,37 juta ton, namun pada tahun 2011 nilai produksi hanya sebesar 2,24 juta ton atau mengalami penurunan sebesar 5,5 %. Kemudian pada tahun 2012 produksi tebu nasional mengalami kenaikan yang cukup besar yakni 16,6 % atau sebesar 2,59 juta ton. Namun pada 2013 mengalami penurunan kembali menjadi 2,55 juta ton atau sebesar 1,5 %. Penurunan ini tidak berlangsung lama karena pada tahun 2014 nilai produksi tebu mengalami kenaikan kembali menjadi 2,57 juta ton atau sebesar 0,78 %. Penurunan nilai produksi tebu kembali terjadi pada tahun 2015 sebesar 1,5 % menjadi 2,53 juta ton. Jumlah produksi ini sudah termasuk hasil produksi perkebunan rakyat yang ada (BPS, 2016). Berdasarkan data tersebut memperlihatkan nilai produksi gula tebu di indonesia masih mengalami pasang surut sehingga perlu adanya upaya agar nilai produksi terus meningkat dan dapat bersaing dengan negara penghasil gula di dunia. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui variasi pertumbuhan fase vegetatif pada 14 klon tebu harapan pada dua lokasi serta mengetahui interaksi antara genotipe dan lingkungan terhadap variasi pertumbuhan pada 14 klon tebu harapan pada dua lokasi pengujian yang berbeda. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai September 2017 bertempat di Kebun percobaan P3GI kota madya Pasuruan dan Kebun percobaan yang terletak pada desa Sempalwadak, Kec. Bululawang, Kab. Malang. Bahan yang dibutuhkan di antaranya adalah 14 klon harapan yang diuji bersama-sama dengan 2 varietas baku yakni Kidang Kencana (KK) dan Bululawang (BL). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 1 faktor perlakuan berupa 14 jenis klon harapan dengan 2 verietas baku sebagai kontrolnya sehingga total keseluruhan varietas yang di uji adalah 16 varietas. Seluruh klon yang diuji dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali. Pengamatan yang dilakukan terdiri dari pengamatan 3 bulan setelah tanam dan 6 bulan setelah tanam. Pada pengamatan 3 bulan setelah tanam dilakukan perhitungan terhadap jumlah tunas, pengamatan jumlah rumpun, intensitas serangan penyakit (mosaik dan pokahbung), dan intensitas serangan hama (penggerek pucuk dan penggerek batang). Untuk pengamatan 6 bulan terdiri dari pengamatan tinggi batang, diameter batang, jumlah batang, jumlah rumpun, volume batang per juring, intensitas serangan penyakit (mosaik dan pokahbung), dan intensitas serangan hama (penggerek pucuk dan penggerek batang). Setelah mendapatkan data pengamatan maka akan dilanjutkan dengan analisis ragam pada masing-masing lokasi dan ragam gabungan pada dua lokasi, kemudian dilakukan uji F 5% untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh genotipe, lokasi, dan interaksi GxE. Apabila terdapat karakter yang signifikan akan dilanjutkan dengan uji perbandingan berganda dengan uji BNJ pada taraf 5%. Berdasarkan hasil penelitian yang ada terdapat beberapa parameter pengamatan yang memiliki interaksi yang nyata antara genotipe dan lingkungan diantaranya perkecambahan, jumlah tunas, jumlah batang, tinggi batang (cm), diameter (mm) serta serangan penyakit mosaik dan pokahbung pada umur 3 bulan dan 6 bulan.