Respon Tanaman Sorgum (Sorghum Bicolor L.) Varietas Super 1 Pada Pemberian Zeolit Dan Pupuk N
Main Author: | Setyawan, Syahidda Farah Dita |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/10951/ |
Daftar Isi:
- Sorgum merupakan tanaman serealia yang dapat digunakan sebagai sumber pangan alternatif. Adanya peningkatan jumlah penduduk yang tidak diimbangi dengan peningkatan ketersediaan bahan pangan, dapat menyebabkan terjadinya krisis pangan. Untuk meningkatkan ketersediaan pangan, tanaman pangan alternatif seperti sorgum perlu ditingkatkan produktivitasnya. Tanaman sorgum menghendaki tersedianya N secara terus menerus pada seluruh tahap pertumbuhan hingga pembentukan biji. Kekurangan nitrogen pada tanaman sorgum dapat disebabkan sifat dasar dari unsur N yang mudah hilang dari tanah sehingga tanaman tidak dapat memanfaatkan unsur N. Tingkat kehilangan nitrogen dalam tanah akan semakin meningkat, apabila tanah tersebut memiliki kapasitas tukar kation yang rendah. Untuk meningkatkan daya jerap tanah atau KTK yaitu dengan cara menambah bahan pembenah tanah dan pendamping pupuk diantaranya ialah zeolit.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari respon pertumbuhan dan hasil tanaman sorgum pada berbagai tingkat pemberian zeolit dan pupuk N serta menentukan dosis pupuk N dan zeolit yang sesuai untuk tanaman sorgum. Hipotesis penelitian adalah aplikasi zeolit pada dosis yang berbeda diperlukan pupuk N yang berbeda untuk mencapai hasil yang tertinggi. Penelitian dilaksanakan pada bulan April hingga Juli 2017 di lahan sawah di Desa Sumberduren Kecamatan Tarokan Kabupaten Kediri. Alat yang digunakan berupa cangkul, tugal, gembor, gunting, kamera, timbangan, meteran, oven, LAM (Leaf Area Meter) dan lain sebagainya. Bahan yang digunakan ialah benih sorgum varietas Super 1 yang diperoleh dari Balai Penelitian Serealia Maros Sulawesi Selatan, pupuk N (Urea: 46% N), pupuk P (SP36: 36% P2O5), dan pupuk K (KCl: 60% K2O) dan zeolit. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Petak Terbagi (RPT) dengan menempatkan dosis pupuk N pada petak utama yang terdiri dari 3 taraf, yaitu N1: 50 %, N2: 100 %, N3: 150 %. Sedangkan dosis zeolit ditempatkan pada anak petak terdiri dari 4 taraf, yaitu Z0 : 0 %, Z1: 50 %, Z2: 100 %, Z3: 150 %. Kedua perlakuan menghasikan 12 kombinasi perlakuan dan diulang 3 kali sehingga terdapat 36 petak percobaan. Pengamatan dilakukan secara destruktif dengan cara mengambil 2 tanaman contoh untuk setiap kombinasi perlakuan yang dilakukan pada saat tanaman berumur 28 hst, 42 hst, 56 hst, 70 hst dan pada saat panen. Parameter pengamatan meliputi jumlah daun, luas daun, bobot segar total tanaman, bobot kering total tanaman, waktu muncul malai, panjang malai per tanaman, bobot malai per tanaman, bobot biji per tanaman, bobot 1000 biji, hasil panen per petak panen, hasil panen per hektar, Crop Growth Rate (CGR), dan indeks panen. Data hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan uji F pada taraf 5% untuk mengetahui adanya pengaruh pada setiap perlakuan dan interaksi antar perlakuan. Apabila terdapat interaksi dan pengaruh nyata dari perlakuan, maka dilanjutkan dengan menggunakan uji BNJ pada taraf 5%. ii Hasil penenelitian menunjukkan terjadi interaksi nyata dari pemberian zeolit dan pupuk N pada komponen panen seperti bobot kering total tanaman saat panen, bobot malai per tanaman, bobot biji per tanaman, hasil panen per petak panen, dan hasil panen per hektar. Akan tetapi, pada pengamatan panjang malai, bobot 1000 biji, indeks panen, jumlah daun, luas daun, bobot segar total tanaman, bobot kering total tanaman, umur berbunga 50% dan laju pertumbuhan tanaman, hanya terjadi pengaruh nyata dari kedua faktor tersebut. Pada hasil panen per petak maupun per hektar, hasil yang lebih tinggi didapatkan pada interaksi antara 150% N dengan zeolit dosis 0% maupun 150% zeolit. Namun demikian, berdasarkan nilai R/C tertinggi didapatkan pada perlakuan 150% N yang diikuti pemberian 0% zeolit yaitu sebesar 1,95 dengan hasil panen sebesar 5,01 ton ha