Kualitas Spermatozoa Kambing Boer Dengan Penambahan Persentase Gliserol Yang Berbeda Pada Bahan Pengencer Komersial Disimpan Pada Suhu -800c
Main Author: | Ikhsan, Choirul |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/10905/ |
Daftar Isi:
- Kambing merupakan ternak ruminansia yang banyak dipelihara di negara Indonesia, perkembangan jumlah populasi ternak kambing di Indonesia didaerah Jawa Timur, pada tahun 2011 populasi kambing mencapai 2.830.915 ekor dan meningkat pada tahun 2015 mencapai 3.136.513 ekor. Upaya pengembangan kambing Boer akan efektif dengan penggunaan teknologi Inseminasi Buatan (IB). Teknologi IB berperan penting dalam peningkatan kualitas mutu genetik dengan memanfaatkan ternak pejantan unggul, dan pengontrolan penyakit reproduksi menjadi lebih mudah apabila dibandingkan dengan kawin alam. Permasalahan dalam proses teknologi IB yaitu pada saat proses pembekuan semen beku, selama proses pembekuan semen akan mengalami kerusakan hal ini disebabkan oleh adanya pembentukan kristal es, akibatnya terjadi penurunan kualitas semen khususnya motilitas dan viabilitas. Penambahan persentase krioprotektan (gliserol) yang viii ditambahkan dalam bahan pengencer diharapkan mampu memberikan perlindungan semen dalam kondisi penyimpanan beku. Keberhasilan semen beku yang disimpan dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu diantaranya suhu penyimpanan, bahan krioprotektan serta bahan pengencer yang digunakan. Penentuan suhu, persentase gliserol dan bahan pengencer yang tepat dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap perkembangan kualitas spermatozoa selama proses penyimpanan. Berdasarkan uraian diatas, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui kualitas semen yang diberi berbagai persentase gliserol yang berbeda pada bahan pengencer komersial dengan menggunakan metode pembekuan lambat -10C/menit yang disimpan dalam freezer suhu akhir -800 C. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Sumber Sekar, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang dan Laboratorium BioSains Universitas Brawijaya, pada tanggal 20 Juli-4 Oktober 2017. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas semen beku kambing Boer setelah Post Thawing Motility hasil pembekuan lambat -10C/menit terhadap pengaruh persentase gliserol berbeda yang ditambahkan kedalam bahan pengencer komersial pada penyimpanan suhu akhir -800C, dan untuk mengetahui fisibilitas semen beku pada metode pembekuan lambat -10C/menit dengan penggunaan persentase gliserol yang berbeda disimpan pada suhu akhir -800C. Materi penelitian yang digunakan adalah semen segar yang diberi penambahan persentase gliserol yang berbeda pada bahan pengencer Andromed® yang disimpan pada suhu akhir -800C. Metode penelitian yang digunakan adalah metode percobaan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 7 ulangan, terdiri dari ix perlakuan 0% gliserol (P0), 7% gliserol (P1), 14% gliserol (P2) dan 21% gliserol (P3). Variabel yang diukur adalah motilitas individu spermatozoa, viabilitas spermatozoa dan abnormalitas spermatozoa. Data analisis dengan menggunakan analisis sidik ragam dan dilakukan dengan Uji Jarak Berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase gliserol yang berbeda dengan menggunakan pembekuan lambat Mr. Frosty® -10C/menit pada suhu akhir pembekuan -800C memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap motilitas individu spermatozoa dan viabilitas spermatozoa, nilai motilitas dan persentase viabilitas Post Thawing Motility tertinggi didapatkan pada P0(0%), hal ini dikarenakan didalam pengencer komersial Andromed® sudah memiliki kandungan gliserol. P1, P2 dan P3 menunjukkan nilai motilitas dan persentase viabilitas yang lebih rendah dibandingkan dengan P0 hal ini disebabkan semakin tinggi penambahan persentase gliserol kedalam bahan pengencer Andromed® akan menimbulkan sifat toksik bagi spermatozoa dan terjadinya tekanan osmotik yang tinggi sehingga dapat menyebabkan dehidrasi karena air yang terkandung didalam sel akan tertarik keluar. Nilai rataan abnormalitas spermatozoa dari ke 4 perlakuan tidak menunjukkan pengaruh yang nyata (P>0,05). Nilai rataan motilitas dan viabilitas spermatozoa terbaik pada perlakuan P0 setelah pembekuan dengan nilai masing-masing sebesar 6,43±2,44% dan 9,59±2,74%. Persentase motilitas dan persentase viabilitas spermatozoa yang dievaluasi setelah post thawing menunjukkan adanya penurunan jika dibandingkan dengan persentase motilitas dan viabilitas yang dievaluasi before freezing. Proses pembekuan menyebabkan terjadinya penurunan kualitas semen, hal ini karena pada proses pendinginan dan pembekuan terjadi penurunan suhu yang x drastis menyebabkan terjadinya cold shock sehingga berdampak terhadap penurunan persentase motilitas dan persentase viabilitas spermatozoa post thawing. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengaruh penambahan persentase gliserol terhadap kualitas semen kambing Boer post thawing dalam bahan pengencer komersial Andromed® memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap motilitas dan viabilitas spermatozoa pada penyimpanan suhu -800C dengan menggunakan metode pembekuan lambat-10C/menit dan uji kelayakan (fisibilitas) kualitas semen beku dengan metode pembekuan lambat -10C/menit pada suhu -800C tidak dapat digunakan untuk program teknologi Inseminasi Buatan (IB). Disarankan bahwa hasil penelitian ini tidak dianjurkan untuk program IB melainkan digunakan untuk teknologi reproduksi lainnya seperti teknologi in-vitro serta masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pengembangan metode pembekuan lambat khususnya dalam pengaruh lama thawing dengan menggunakan alat Mr. Frosty®.