Ekstraksi Kandungan Tanin Pada Daun jambu Biji (psidii folium) Dengan Metode Microwave Assisted Extraction (MAE)
Main Author: | Putra, Rezal Dwi Permana |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/10890/ |
Daftar Isi:
- Ekstraksi merupakan proses pemisahan senyawa antimikroba dari bahan asalnya. Senyawa antimikroba yang terdapat dalam rempah-rempah dapat digolongkan ke dalam golongan minyak atsiri, alkaloid, flavonoid, dan terpenoid. Metode Microwave Assisted Extraction (MAE) ini merupakan teknik ekstraksi relatif baru yang mengkombinasikan energi gelombang mikro dan teknik ekstraksi konvensional dengan pelarut. Daun jambu biji memiliki kandungan tanin yang dipercaya mampu mengobati diare. Dari penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil kandungan tanin yang paling optimal yaitu pada perlakuan massa bahan 1 gram dan lama waktu ekstraksi 6 menit dengan nilai total kandungan tanin sebesar 6,078%. Pada perlakuan massa 1 gram menunjukkan bahwa dari waktu 2 menit ke waktu 4 menit kemudian kewaktu 6 menit mengalami kenaikan total tanin, namun pada waktu 8 menit mengalami penurunan total tanin. Hal itu dipengaruhi oleh kenaikan suhu yang terjadi pada proses ekstraksi. Pada waktu 2 menit dan 4 menit memiliki kadar total tanin rendah. Hal ini dikarenakan lama waktu tersebut masih belum mampu memberikan panas yang sesuai dan belum bisa merusak dinding-dinding sel bahan dengan optimal. Sedangkan pada waktu 6 menit menunjukkan kadar total tanin yang optimal. Ini karena suhu pada perlakuan ini sesuai dengan kebutuhan proses ekstraksinya. Pada perlakuan waktu 2 sampai 6 menit suhu pada proses ekstraksi masih berkisar antara 62 – 80 0C, namun pada waktu 8 menit suhu mengalami peningkatan mencapai 87 0C. Sehingga hal itu dapat disimpulkan bahwa suhu yang optimal untuk proses ekstraksi ini adalah tidak lebih dari 80 0C, karena ketika melebihi suhu 80 0C kadar total tanin akan mengalami penurunan. Hal tersebut menunjukkan bahwa sel-sel daun jambu biji dapat dirusak oleh gelombang mikro yang diradiasikan, serta pelarut (akuades) yang diberikan dapat membantu proses pengekstrakan dengan baik tapi kemungkinan juga pelarut memberikan kerusakan senyawa target secara termal lebih kecil. Suhu yang terlalu tinggi dapat mendegradasi senyawa target karena terlalu panas sehingga kadar total tanin yang didapatkan menjadi rendah.