Keanekaragaman Kepik Predator Hemipteran Pada Perkebunan Kelapa Sawit Di Pt. Astra Agro Lestari, Kalimantan Tengah

Main Author: Fitriani, Ima
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/10885/
Daftar Isi:
  • Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas perkebunan yang penting dan berperan dalam peningkatan perekonomian Indonesia. Hambatan yang ditemukan dalam upaya pemenuhan kebutuhan hasil produksi kelapa sawit yaitu serangan hama. Salah satu teknik pengendalian hama yang berbasis ramah lingkungan yaitu pemanfaatan musuh alami berupa predator. Pada penelitian ini hanya mengkaji predator dari ordo Hemiptera karena di perkebunan kelapa sawit hama penting yang menyebabkan kehilangan hasil yang signifikan yaitu ulat api Sethotosea asigna Eecke (Lepidoptera: Limacodidae) dan ulat kantung Mahasena corbetti Tams (Lepidoptera: Psychidae). Predator ulat api S. asigna dan ulat kantung M. corbetti yang sering ditemukan adalah kepik predator hemipteran yaitu Sycanus leucomesus Stal. (Reduviidae) dan Eocanthecona furcellata Wolff (Pentatomidae). Informasi tentang keanekaragaman kepik predator hemipteran di perkebunan kelapa sawit belum banyak dilaporkan. Oleh karena itu, studi keanekaragaman kepik predator hemipteran di kelapa sawit pada berbagai jarak dari habitat alami menjadi kajian untuk melihat pengaruh keberadaan habitat alami dalam menunjang kegiatan budidaya tanaman kelapa sawit. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji keanekaragaman kepik predator hemipteran pada perkebunan kelapa sawit, mengkaji pengaruh jarak dari habitat alami terhadap keanekaragaman dan komposisi kepik predator hemipteran. Penelitian ini dilakukan di perkebunan kelapa sawit PT. Astra Agro Lestari, Kalimantan Tengah. Kriteria lokasi pengamatan adalah perkebunan kelapa sawit yang telah menghasilkan. Pada perkebunan kelapa sawit terdapat enam habitat alami, kemudian ditetapkan empat habitat alami, mewakili habitat alami di perkebunan kelapa sawit. Plot pengamatan berupa lahan kelapa sawit dengan jarak yang berbeda dari habitat alami. Pada setiap lokasi habitat alami ditetapkan 3 jarak yaitu jarak dekat, kurang dari 200 m; jarak sedang sekitar 2 km dan jarak jauh sekitar 5 km. Total plot pengamatan adalah 12 plot. Setiap plot pengamatan ditetapkan 35 pohon kelapa sawit (7 x 5 pohon) dengan 6 pohon dipilih sebagai pohon contoh, sehingga jumlah seluruh pohon contoh yaitu 72 pohon. Setiap pohon contoh akan dilakukan pengasapan (fogging) untuk mendapatkan kepik contoh. Pengasapan menggunakan insektisida dengan bahan aktif lamda cyhalothrin. Pengasapan tersebut diaplikasikan menggunakan mesin pulsFOG K-22 BIO dengan bantuan petugas lapang. Sehari sebelum pengasapan, dilakukan analisis vegetasi. Sebelum pengasapan, dilakukan pengukuran kelembaban udara, suhu serta intensitas cahaya terlebih dahulu di plot pengamatan. Pada bagian bawah pohon contoh diberi alas banner 8 x 8 m. Lama waktu pengasapan untuk setiap pohon contoh adalah 5 menit, yaitu sampai seluruh kanopi pohon contoh tertutupi oleh asap. Serangga yang jatuh pada banner dikoleksi 60 menit setelah pengasapan, kemudian serangga dimasukkan ke dalam botol koleksi yang sudah berisi alkohol 70%. Pengamatan ini dilakukan sebulan sekali selama tiga bulan. Botol koleksi yang berisi serangga ii kemudian dibawa ke laboratorium untuk dilakukan pemisahan kepik dan diidentifikasi. Berdasarkan hasil penelitian, jumlah kepik yang ditemukan 30 spesies yaitu 11 kepik fitofag dari 7 famili dan 19 kepik predator dari 2 famili. Kepik predator yang ditemukan yaitu Sycanus sp., Eocanthecona sp. dan 17 spesies dari famili Reduviidae. Kepik predator yang dominan di perkebunan kelapa sawit yaitu Sycanus sp., Eocanthecona sp., dan Reduviidae sp.04. Jarak dari habitat alami tidak berpengaruh terhadap keanekaragaman kepik predator hemipteran. Salah satu faktor yang diduga mempengaruhi keanekaragaman kepik predator adalah proporsi habitat alami yang rendah pada skala lanskap perkebunan kelapa sawit. Waktu pengambilan sampel berpengaruh nyata terhadap keanekaragaman kepik predator pada jarak dekat dan jauh dari habitat alami ditandai dengan penurunan kekayaan spesies dan kelimpahan individu kepik predator hemipteran pada setiap bulan. Kondisi iklim mikro yaitu kelembaban, suhu dan intensitas cahaya tidak mempengaruhi keanekaragaman kepik predator. Keanekaragaman kepik predator dipengaruhi secara nyata oleh vegetasi berbunga di sekitar tanaman kelapa sawit daripada habitat alami. Tingkat kesamaan komunitas tertinggi pada jarak sedang dan jauh dari habitat alami yaitu 84,8% sedangkan tingkat kesamaan komunitas terendah pada jarak dekat dan jauh dari habitat alami yaitu 78,9%. Pada berbagai jarak dari habitat alami komposisi spesiesnya mirip, hal ini karena adanya kemiripan habitat pada lokasi pengamatan.