Korelasi Statistik Vital Dengan Bobot Badan Kambing Cross Boer Di Desa Sidomulyo Kecamatan Kebonagung Kabupaten Pacitan
Main Author: | Manasikana, Arina |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/10814/ |
Daftar Isi:
- Kambing Cross Boer adalah hasil persilangan antara Kambing Boer dan kambing lokal (jawarandu, PE, dan kacang). Diharapkan dengan adanya persilangan antara Kambing Boer dan kambing lokal dapat memperbaiki produktivitas ternak kambing di Indonesia baik dari pertumbuhan dan produksi daging. Bobot badan merupakan hal penting dalam menentukan nilai ekonomis pada usaha peternakan sehingga dapat menentukan jumlah produksi daging dan harga jual untuk memperhitungkan keuntungan yang diperoleh. Bobot badan dapat diketahui dengan 2 cara, yaitu penimbangan ternak secara langsung dan pendugaan bobot badan dengan cara pengukuran tubuh ternak. Pendugaan bobot badan dengan cara pengukuran tubuh ternak menggunakan beberapa parameter yaitu lingkar dada, panjang badan, dan tinggi badan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara ukuran statistik vital (lingkar dada, tinggi badan, dan panjang badan) dengan bobot badan Kambing Cross Boer jantan dan betina di Desa Sidomulyo Kecamatan Kebonagung Kabupaten Pacitan. Penelitian ini dilaksanakan pada Kelompok Ternak vii Sidodadi dan Rejomulyo yang berlokasi di Desa Sidomulyo Kecamatan Kebonagung Kabupaten Pacitan. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dari tanggal 27 Juli hingga 27 Agustus 2017. Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai bahan informasi dalam menduga bobot badan Kambing Cross Boer berdasarkan statistik vital di Desa Sidomulyo, Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Pacitan. Jumlah sampel yang diambil 148 ekor kambing Cross Boer. Materi penelitian yang digunakan adalah Kambing Cross Boer jantan sebanyak 56 ekor (PI0 = 23 ekor, PI1 = 10 ekor, PI2 = 17 ekor, P13 = 6 ekor) dan betina sebanyak 92 ekor (PI0 = 15 ekor, PI1 = 21 ekor, PI2 = 36 ekor, P13 = 20 ekor) yang diambil secara purposive sampling pada kelompok ternak Sidodadi dan Rejomulyo di Desa Sidomulyo Kecamatan Kebonagung Kabupaten Pacitan. Pengelompokan umur kambing Cross Boer, yaitu: PI0 = 6 bulan – 1 tahun, PI1 = 1 tahun – 1,5 tahun, PI2 = 1,5 tahun – 2 tahun, PI3 = ≥ 2 tahun. Peralatan yang digunakan adalah pita ukur, tongkat ukur dan timbangan gantung. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan mengumpulkan data primer dan sekunder. Pengambilan data primer dilakukan dengan pengukuran statistk vital dan bobot badan secara langsung pada ternak serta wawancara langsung dengan peternak. Data sekunder diperoleh dari catatan ketua kelompok ternak meliputi data peternak. Variabel yang diamati dalam penelitian ini meliputi tinggi badan, panjang badan, lingkar dada, dan bobot badan. Analisis data yang digunakan adalah korelasi dan regresi. Penentuan lokasi penelitian diambil secara purposive sampling dengan cara mengambil seluruh ternak kambing Cross Boer jantan dan betina pada lokasi yang telah ditentukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rataan nilai koefisien korelasi Kambing Cross Boer jantan dan betina pada tiap umur memiliki nilai yang berbeda-beda. Pola pertumbuhan viii pada ternak secara umum adalah semakin tua umur ternak maka semakin meningkat ukuran statistik vital serta bobot badan ternak tersebut. Koefisien korelasi paling tinggi pada PI0 sebesar 0,86 untuk kambing jantan dan 0,79 untuk kambing betina antara lingkar dada dengan bobot badan. Koefisien korelasi paling tinggi pada PI1 sebesar 0,94 untuk kambing jantan dan 0,90 untuk kambing betina antara lingkar dada dengan bobot badan. Koefisien korelasi paling tinggi pada PI2 sebesar 0,91 untuk kambing jantan dan 0,77 untuk kambing betina antara lingkar dada dengan bobot badan. Koefisien korelasi paling tinggi pada PI3 sebesar 0,91 untuk kambing jantan dan 0,35 untuk kambing betina antara panjang badan dengan bobot badan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah variabel lingkar dada pada Kambing Cross Boer jantan dan betina umur PI0 – PI2 memiliki korelasi yang kuat dengan bobot badan. Variabel panjang badan pada Kambing Cross Boer jantan umur PI3 memiliki korelasi yang kuat dengan bobot badan. Kambing Cross Boer betina umur PI3 memiliki korelasi yang lemah positif pada variabel panjang badan dengan bobot badan.