Karakteristik Lahan Sentra Tembakau (Nicotiana Tabaccum L.) Ditinjau Dari Fisiografi Lahan Di Kabupaten Temanggung Jawa Tengah
Main Author: | Jaya, Aulia Rachman |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/10784/ |
Daftar Isi:
- Kabupaten Temanggung merupakan salah satu daerah di Indonesia yang mempunyai keunggulan dalam bidang pertanian khususnya tanaman tembakau. Tembakau temanggung terkenal dengan kadar nikotinnya yang tinggi sekitar 5-8 % dan aroma yang khas untuk pembuatan rokok kretek. Kemloko merupakan varietas lokal yang banyak ditanam oleh petani, karena bila ditanam di kawasan pegunungan dan lingkungan yang sesuai dapat menghasilkan mutu yang sangat tinggi. Sentra tembakau yang ada di Kabupaten Temanggung adalah Kidulan, Paksi, Lamuk, Lamsi, Tionggang, Tualo, dan Swanbin. Setiap sentra tembakau memiliki ciri dan karakteristik lahan tersendiri. Perbedaan karakteristik lahan ini yang mengakibatkan adanya perbedaan produksi dan mutu tembakau Temanggung. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sebaran produksi dan mutu tembakau varietas Kemloko dan mengkaji faktor fisiografi lahan yang berpengaruh terhadap produksi dan mutu tembakau. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus - Oktober 2016 di lahan petani sentra produksi tembakau di lereng Gunung Sumbing, Gunung Sindoro, dan Gunung Prau Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Analisa nikotin dilakukan di Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat (BALITTAS) Malang. Analisa spasial dilakukan di Laboratorium Pedologi dan Sistem Informasi Sumberdaya Lahan, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang. Variabel pengamatan fisiografi lahan meliputi ketinggian tempat, kemiringan lahan, aspek lereng, dan posisi lereng. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei grid bebas dengan titik pengamatan sebanyak 72 titik berdasarkan posisi lereng. Wawancara petani dilakukan untuk mencari data produksi dan mutu serta cara budidaya tembakau, sedangkan pengamatan fisiografi lahan dilakukan melalui analisa spasial dan validasi di lapangan. Analisa data menggunakan uji korelasi dan regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi tertinggi di sentra Lamuk sebesar 918,3 kg.ha-1, produksi terendah di sentra Tualo sebesar 75 kg.ha-1. Berdasarkan posisi lereng, rata-rata produksi tertinggi terdapat di bagian lereng sebesar 764,67 kg.ha-1 dan terendah di bagian punggungan sebesar 585 kg.ha-1. Rata-rata indeks mutu tertinggi terdapat di bagian lembah sebesar 56,2 dan terendah di bagian lereng sebesar 40. Kadar nikotin tertinggi terdapat di sentra Kidulan sebesar 4,2% dan terendah di sentra Tualo sebesar 1,3%. Ketinggian tempat lokasi penanaman berada pada 827-1385 mdpl. Hasil analisa korelasi antara fisiografi lahan (ketinggian, kemiringan lahan, dan arah lereng) dengan produksi, Indeks Mutu, dan Indeks Tanaman menunjukkan nilai korelasi yang sangat lemah. Curah hujan yang tinggi pada masa panen diduga menjadi penyebab nilai korelasi yang sangat lemah karena curah hujan tinggi membuat produksi dan mutu tembakau menjadi lebih rendah. Tidak adanya bulan kering membuat daun tembakau menjadi rusak dan menurunkan kualitas dan kuantitas daun tembakau.