Pengaruh Penambahan Probiotik Bentuk Tepung Dalam Pakan Lengkap Terhadap Kualitas Karkas Kelinci Peranakan New Zealand White Periode Lepas Sapih

Main Author: Assalamah, Dzunuraini
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/1078/1/Dzunuraini%C2%A0Assalamah.pdf
http://repository.ub.ac.id/1078/
Daftar Isi:
  • Kelinci merupakan ternak yang mempunyai potensi besar sebagai penyedia daging, sehingga diharapkan dapat meningkatkan konsumsi protein hewani masyarakat. Daging kelinci memiliki kadar protein yang tinggi, kadar lemak rendah dan kadar kolesterol rendah. Manajemen pemeliharaan yang baik didukung oleh berbagai faktor, salah satunya adalah faktor pakan. Pakan merupakan faktor yang berpengaruh terhadap biaya produksi sehingga diperlukan efisiensi pakan, hal ini dapat dilakukan dengan penambahan feed additive. Selama ini feed additive yang banyak digunakan peternak adalah antibiotik yang dapat menimbulkan dampak negatif yaitu adanya residu pada daging. Probiotik mulai dikembangkan sebagai feed additive penganti antibiotik karena lebih aman. Probiotik dapat memaksimalkan penyerapan nutrisi melalui senyawa yang dihasilkan sehingga dapat meningkatkan kualitas karkas kelinci. Sejauh ini penggunaan probiotik sebagai feed additive pada kelinci belum banyak diterapkan. Maka perlu dilakukan penelitian dengan tujuan mengetahui pengaruh dan level pemberian probiotik bentuk tepung yang tepat dalam pakan lengkap terhadap kualitas karkas yang ditinjau dari bobot lemak abdominal, daya ikat air, keempukan dan kadar kolesterol daging kelinci peranakan New Zealand White periode lepas sapih. Penelitian dilaksanakan selama 8 minggu dari tanggal 28 November 2016 hingga 25 Januari 2017, lokasi penelitian di Azhar Farm Bumiaji, Kota Batu. Penelitian ini menggunakan kelinci peranakan New Zealand White periode lepas sapih sebanyak 40 ekor. Kandang yang digunakan adalah kandang battery ukuran 70 cm x 50 cm x 50 cm sebanyak 20 buah. Pakan basal yang digunakan adalah pakan lengkap dengan perlakuan penambahan probiotik berbentuk tepung dengan kadar P0 = 0%, P1 = 0,25%, P2 = 0,5%, P3 = 0,75% dan P4 = 1%. Pengelompokan kelinci didasarkan pada bobot badan yaitu dari yang terkecil 391 g dan bobot terbesar 704 g, yang kemudian dibagi menjadi 4 kelompok K1, K2, K3 dan K4. Variabel yang diamati meliputi bobot lemak abdominal, daya ikat air, keempukan dan kadar kolesterol daging. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah percobaan lapang dengan rancangan percobaan yaitu Rancangan Acak Kelompok (RAK) kemudian dilanjutkan uji jarak berganda Duncan’s apabila hasil yang didapat berbeda nyata. Hasil penelitian menunjukan bahwa penambahan probiotik bentuk tepung pada pakan kelinci dapat menurunkan kadar kolesterol daging, namun tidak berbeda nyata terhadap bobot lemak abdominal, daya ikat air dan keempukan daging. Perlakuan berpengaruh sangat nyata (P<0,01%) terhadap penurunan kadar kolesterol daging dimana pada penambahan 1% probiotik bentuk tepung menghasilkan daging dengan kadar kolesterol terendah. Bobot lemak abdominal, daya ikat air dan keempukan daging tidak berpengaruh nyata (P>0,05%) dengan penambahan probiotik bentuk tepung. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penambahan probiotik bentuk tepung dalam pakan lengkap kelinci peranakan New Zealand White periode lepas sapih belum dapat meningkatkan daya ikat air daging, menurunkan keempukan daging dan menurunkan bobot lemak abdominal. Meski demikian, pemberian probiotik mampu menurunkan kadar kolesterol daging. Penambahan probiotik tepung pada level 1% memberikan hasil optimal