Struktur, Perilaku Dan Kinerja Pasar Benih Kentang Di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu
Main Author: | Tarseno, Puji |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/10763/ |
Daftar Isi:
- Benih menjadi input yang penting dalam budidaya kentang. Benih yang bagus dibutuhkan untuk menghasilkan tanaman yang bagus. Permasalahan dalam budidaya kentang adalah harga benih yang mahal serta akses benih yang sulit. Petani menginginkan benih yang bagus, namun dengan harga yang terjangkau. Tujuannya adalah untuk menekan biaya produksi sehingga biaya total menjadi lebih efisien. Kecamatan Bumiaji merupakan sentra produksi kentang di Kota Batu. Luas tanam kentang di Kecamatan Bumiaji mencapai 94% dari total luas lahan kentang di Kota Batu. Kecamatan Bumiaji juga memiliki jumlah rumah tangga usaha kentang paling tinggi. Daerah penghasil kentang di Kecamatan Bumiaji berada pada Desa Sumberbrantas dan Desa Tulungrejo. Produksi kentang paling banyak berasal dari Desa Sumberbrantas sebanyak 5.600 ton, sementara produksi kentang di Desa Tulungrejo sebanyak 1.500 ton. Penelitian efisiensi pemasaran di dalam pasar input penting dilakukan karena masih kurangnya informasi tersebut. Penelitian kali ini menggunakan SCP (Structure, Conduct, Performance) sebagai metode pendekatan. SCP digunakan untuk mengetahui hubungan sebab-akibat yang berpengaruh terhadap efisiensi pasar input benih kentang di Kecamatan Bumiaji. Pendekatan SCP menunjukkan adanya keterkaitan secara linier antara struktur, perilaku dan kinerja di dalam pasar. Tujuan penelitian SCP pasar benih kentang Kecamatan Bumiaji berdasarkan rumusan masalah di atas adalah: 1) Menganalisis struktur pasar benih kentang di Kecamatan Bumiaji, 2) Menganalisis perilaku setiap pelaku pasar yang terlibat di dalam pemasaran benih kentang di Kecamatan Bumiaji, 3) Menganalisis kinerja pasar benih kentang di Kecamatan Bumiaji. Lokasi penelitian ditentukan secara purposive di Desa Sumberbrantas dan Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Lokasi tersebut merupakan sentra pertanian kentang di Kota Batu menurut Badan Pusat Statistik Kota Batu (2013). Waktu penelitian berlangsung pada bulan Juni hingga bulan Juli 2017. Responden penelitian merupakan petani kentang dan lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat dalam pasar benih kentang di Kecamatan Bumiaji. Penentuan responden petani di Desa Sumberbrantas menggunakan teknik non-probability sampling, sementara di Desa Tulungrejo dilakukan sensus. Penentuan responden lembaga pemasaran ditentukan dengan teknik non-probability sampling dengan metode snowball sampling. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui observasi atau studi secara langsung pada objek penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Penelitian SCP pasar benih kentang di Kecamatan Bumiaji akan menganalisis pasar melalui pendekatan struktur pasar, pendekatan perilaku pasar dan pendekatan kinerja pasar. Struktur pasar akan dianalisis melalui konsentrasi pasar, yaitu dengan menganalisis Concentration Ratio for Biggest Four (CR4), Indeks Hirscman - Herfindhal (IHH), Koefisien Gini, dan Indeks Rosenbhult (IR). Perilaku pasar benih kentang dianalisis dengan pendekatan deskriptif, sedangkan ii kinerja pasar dianalisi dengan mengukur marjin pemasaran, share harga penangkar, share biaya dan share keuntungan, dan Market Efficiency Index (MEI). Hasil penelitian analisis SCP terhadap pasar benih kentang di Kecamatan Bumiaji menunjukan bahwa struktur pasar merupakan pasar oligopoli. Terdapat beberapa penjual dengan produk yang sama atau produk dengan sedikit perbedaan di dalam pasar. Perilaku pasar cenderung menguntungkan lembaga pemasaran (penangkar) benih kentang, sementara petani cenderung mengikuti kebijakan pasar. Dari segi kinerja pasar, setiap saluran pemasaran dapat dibilang tidak efisien, dengan nilai MEI rata-rata di bawah satu. Usaha pemasaran benih kentang yang paling efisien dilakukan oleh penangkar benih kentang G0. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlu adanya perbaikan sistem pemasaran, perilaku petani kentang dan perilaku penangkar benih kentang. Beberapa saran perbaikan tersebut adalah: 1) Petani kentang dapat menggunakan benih kentang G2 sebagai benih tanam awal, 2) Adanya sistem sertifikasi benih kentang sebagai nilai tambah bagi lembaga pemasaran dan sebagai jaminan mutu bagi petani, 3) Penangkar benih kentang dapat melakukan produksi benih dari benih asal planlet untuk memperoleh laba lebih tinggi.