Kajian Komunikasi Kepresidenan Indonesia (Studi Komunikasi Kepresidenan Ir. H. Joko Widodo (Jokowi) Melalui Pemberitaan Media Tahun 2014-2016)
Main Author: | Setiawan, Revin |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/10760/ |
Daftar Isi:
- Presiden Jokowi merupakan Presiden Indonesia pertama yang tidak memiliki latar belakang sebagai elite politik maupun militer. Terpilihnya Ir. H. Joko Widodo (Jokowi) sebagai Presiden RI ke-7 tentunya menjadi perhatian banyak media. Jokowi mulai menjadi sorotan media sejak menjabat sebagai Wali Kota Sola/Surakarta. Saat itu Jokowi menarik perhatian media melalui kegiatan blusukan. Kegiatan tersebut kembali menjadi highlight pemberitaan media masa saat Jokowi menjabat sebagai Gubernur DKI dan pada masa kampenya capres-cawapres 2014 lalu. Selain itu, Presiden Jokowi menggunakan media sosial seperti Website, Facebook, Twitter, Instagram, dan Youtube untuk lebih mendekatkan diri dengan masyarakat. Hal tersebut juga berpengaruh pada tahun pertama dan tahun kedua masa pemerintahan Presiden Jokowi yang kembali menjadi sorotan media dengan kebjakan dan program kerja yang dibuatnya. Berdasarkan hal tersebut peelitiingin mengetahui lebih lanjut mengenai pemberitaan Presiden Jokowi pada masa awal kampanye hingga terpilih menjadi presiden serta bagaimana pemberitaan media mengenai Presiden Jokowi pada dua tahun masa kerjanya. Beberapa pemberitaan telah dikumpulkan oleh peneliti, khususnya pemberitaan mengenai Presiden Jokowi pada tahun 2014, 2015, dan 2016. Berita yang digunakan diambil dari media cetak seperti, majalah Kompas, Tempo, dan media online seperti, VOA.com, official website Sekretariat Negara dan sejenisnya. Peneliti membagi sumber berita menjadi dua bagian. Pertama, berita utama yang menjadi sumber data primer adalah buku biografi, berita, dan website. Kedua, sumber berita pendamping yang menjadi sumber data sekunder adalah new media platform (Instagram, Facebook, Youtube, Twitter) milik Presiden Jokowi. Pemberitaan yang digunakan adalah masa kampanye Jokowi di tahun 2014 dan bagaimana perjalanan Joko Widodo hingga terpilih menjadi Presiden RI ke-7. Kemudian berita mengenai Presiden Jokowi di tahun 2015 tentang tahun pertama masa kerja Presiden Jokowi seperti, perampingan kabinet, dan konflik-konflik yang terjadi di dalamya. Terakhir, peneliti juga menggunakan berita mengenai Presiden Jokowi di tahun 2016 yang membahas mengenai pencapaian Presiden Jokowi pada masa dua tahun kepemimpinannya. Pemberitaan-pemberitaan tersebut kemudian diolah peneliti menggunakan pendekatan ‘Heurmeneutika Gadamer’ yang disajikan secara ‘Deskriptif Kualitatif’. Berdasarkan hasil analisa, terdapat empat hasil temuan dalam penelitian ini yaitu, pertama Presiden Jokowi menggunakan beberapa unsur komunikasi politik seperti komunikator politik, pesan politik, dan target politik yang dimanfaatkan sebagai strategi mencapai kemenangan dalam pilpres 2014. Kedua, kegiatan presidential yang dilakukan oleh Presiden Jokowi dinilai berbeda dengan apa yang dilakukan oleh presiden sebelumnya. Presiden Jokowi dikenal dengan sistem kerja yang maksimal, cepat, dan tepat. Ketiga, terdapat beberapa konflik yang harus dilalui oleh Presiden Jokowi seperti, terjadinya perombakan atau reshuffle kabinet menteri, pemilihan calon menteri serta juga konflik lainnya di seputar Istana Negara. Keempat, Presiden Jokowi mampu memanfaatkan media sosial dan teknologi baru untuk lebih mendekatkan diri kepada masyarakat dengan mennjukkan transparansi kegiatan yang dilakukan. Selain itu masyarakat dapat dengan mudah melakukan akses terhadap media tersebut untuk mengetahui kegiatan Presiden Jokowi maupun kementerian lainnya serta laporan hasil kerja masa Presiden Jokowi setiap tahunnya.