Analisis Keunggulan Komparatif Usahatani Kembang Kol (Brassica Oleracea Var. Botrytis L.) Di Desa Sarangan Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan

Main Author: Narassilva, Vandania
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/10737/
Daftar Isi:
  • Perdagangan internasional merupakan kegiatan ekspor dan impor yang dilakukan suatu negara dengan negara lain atas dasar saling menguntungkan. Salah satu keuntungan perdagangan internasional adalah memungkinkan suatu negara untuk dapat menghasilkan komoditas secara murah, baik segi bahan maupun cara berproduksi. Dengan terbentuknya perdagangan internasional memberikan peluang bagi negara untuk dapat dan mampu menciptakan komoditas yang dapat bersaing di pasar dunia (Firdaus, 2007). Salah satu cara pengukuran daya saing dalam memproduksi suatu komoditas adalah dengan melalui keunggulan komparatif. Keunggulan komparatif adalah kemampuan suatu negara untuk memproduksi komoditas dengan biaya produksi didalam negeri lebih murah dibandingkan negara lain. Kembang kol merupakan salah satu komoditas hortikultura memiliki prospek baik dan juga merupakan komoditas hortikultura ekspor. Peluang pasar kembang kol seiring dengan meningkatnya permintaan luar negeri. Beberapa negara tujuan ekspor kembang kol adalah negara tetangga yang jaraknya sangat dekat dengan Indonesia yaitu Singapura dan Malaysia. Singapura bersedia membeli kembang kol asal Indonesia karena harga yang murah dibanding kembang kol asal China serta kualitas sayuran untuk kembang kol memiliki keunggulan seperti tahan lama dan ukuran seragam (Wardana, 2010). Negara-negara pengimpor kembang kol asal Indonesia ialah Hong Kong dan Taiwan (BPS Jawa Timur, 2014). Keunggulan komparatif kembang kol di Desa Sarangan didukung dengan potensi sumberdaya alam meliputi kondisi geografis berada di dataran tinggi yang termasuk kawasan pegunungan yang tanah pertaniannya subur berdekatan dengan lereng Gunung Lawu dan berhawa sejuk. Hasil panen kembang kol melimpah berada di dataran tinggi karena sesuai dengan syarat tumbuh yang diperlukan tanaman kembang kol yaitu memiliki iklim 18°C dengan ketinggian 900 m dpl. Masa panen kembang kol terbilang singkat serta didukung ketersediaan air optimal untuk mengairi usahatani kembang kol yang diperoleh langsung dari sumber mata air pegunungan. Saat ini prospek permintaan kembang kol sebagai kebutuhan rumah tangga, hasil panen di jual ke beberapa daerah didalam maupun diluar Desa Sarangan. Akan tetapi produksi kembang kol mengalami penurunan produksi yang disebabkan faktor alam serta diiringi melemahnya nilai tukar rupiah terhadap Dollar Amerika sebesar 10-15% akan berpengaruh terhadap input yang diperdagangkan serta output penerimaan. Penelitian ini bertujuan untuk 1) Menganalisis biaya dan pendapatan usahatani kembang kol secara finansial dan ekonomi, 2) Menganalisis keunggulan ii komparatif usahatani kembang kol di Desa Sarangan, 3) Menganalisis perubahan keunggulan komparatif komoditas kembang kol apabila terjadi penurunan produksi dan melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika. Metode yang digunakan dalam penelitian ialah metode survey dengan melakukan wawancara dengan petani. Metode analisis data ialah analisis biaya dan pendapatan secara finansial dan ekonomi menggunakan R/C Ratio > 1, pengelompokan komponen biaya domestik dan biaya asing, penentuan harga bayangan input non tradable, input tradable dan output yang diperdagangkan, analisis keunggulan komparatif pendekatan Domestic Resource Cost Ratio < 1, analisis sensitivitas bertujuan mengukur kepekaan perubahan produksi serta nilai tukar Rupiah terhadap US$ terhadap keunggulan komparatif. Hasil dari penelitian antara lain: 1) Analisis usahatani kembang kol di Desa Sarangan menguntungkan dari segi finansial dan ekonomi. Keuntungan finansial usahatani kembang kol Rp 15.298.710,81/hektar/musim tanam, R/C Ratio 1,87. Sedangkan keuntungan ekonomi sebesar Rp 22.663.491,44/hektar/musim tanam, R/C ratio ekonomi sebesar 2,70 artinya usahatani kembang kol ini layak untuk dikembangkan. (2) Usahatani kembang kol di Desa Sarangan memiliki keunggulan komparatif dengan nilai DRCR < 1 yaitu 0,37 artinya penggunaan sumberdaya domestik usahatani kembang kol telah efisien dalam memproduksi kembang kol untuk di produksi di dalam negeri daripada melakukan impor. (3) Hasil analisis sensitivitas keunggulan komparatif usahatani kembang kol ketika terjadi perubahan variabel: a) Penurunan produksi kembang kol sebesar 20% di Desa Sarangan menunjukkan keunggulan komparatif peka terhadap perubahan penurunan produksi sebesar 20% yang akan berdampak menurunnya keunggulan komparatif kembang kol di lokasi penelitian sebesar 0,37 menjadi 0,47. Tetapi penurunan nilai DRCR masih memiliki keunggulan komparatif (DRCR < 1), apabila penurunan produksi semakin besar pada musim berikutnya, dipastikan usahatani kembang kol tidak lagi mempunyai keunggulan komparatif, b) Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika melemah sebesar 10%-15%, meningkatkan keunggulan komparatif terhadap usahatani kembang kol sebesar 0,30 dan 0,27. Melemahnya nilai tukar rupiah menguntungkan komoditas ekspor karena input domestik lebih besar dibandingkan input tradable berdampak output semakin menguntungkan, c) Penurunan produksi kembang kol sebesar 20% dan melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika sebesar 10% terjadi bersamaan-sama, menurunkan keunggulan komparatif sebesar 0,42 yang disebabkan penurunan produksi kembang kol lebih tinggi dibandingkan melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika serta output lebih kecil dibandingkan biaya produksi. Saran dalam penelitian ini: 1) Pemerintah harus fokus mendukung peningkatan produksi kembang kol didalam negeri dan dapat menghemat devisa negara. 2) Peran aktif Penyuluh Pertanian mengenai pengendalian dan pemberantasan hama penyakit tanaman. Diharapkan petani dapat membuat bibit unggul secara mandiri yang tahan terhadap hama penyakit di segala musim.