Pengaruh Konsentrasi Nutrisi Ab Mix Pada Sistem Hidroponik Rakit Apung Terhadap Infeksi Cmv Pada Tanaman Mentimun
Main Author: | Rachmawati, Sholikah Widyanitta |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/10735/ |
Daftar Isi:
- Sistem budidaya tanpa tanah atau hidroponik menjadi salah satu pilihan untuk memanfaatkan lahan sempit sebagai usaha mengembangkan hasil pertanian. Rakit apung merupakan salah satu sistem hidroponik dengan larutan nutrisi tergenang dalam suatu wadah dengan tanaman terapung dan akar terendam larutan nutrisi. Pemberian nutrisi pada tanaman secara tidak seimbang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Selain menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman, pemberian nutrisi yang tidak optimal berdampak pada kerentanan tanaman akibat serangan penyakit. Salah satu penyakit tanaman mentimun pada rumah kaca adalah Cucumber Mosaic Virus atau CMV. Infeksi CMV pada tanaman mentimun mengganggu sistem metabolisme sehingga terjadi penyimpangan pertumbuhan. Salah satu keunggulan sistem hidroponik rakit apung adalah menyediakan nutrisi optimal bagi tanaman dengan biaya instalasi rendah. Nutrisi hidroponik yang digunakan adalah AB mix. Nutrisi AB mix adalah nutrisi campuran pupuk kemasan A dan kemasan B. AB mix dijual dalam kemasan berbeda karena kalsium pada kemasan A tidak boleh tercampur dengan sulfat dan fosfat pada kemasan B. Nutrisi AB mix mengandung unsur hara makro dan mikro yang berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pemberian nutrisi yang tepat berpengaruh baik terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Kadar nutrisi berlebih dapat berakibat toksik bagi tanaman dan meningkatkan keparahan penyakit. Sementara itu kekurangan nutrisi dapat menurunkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Penelitian mengenai pengaruh konsentrasi nutrisi AB mix pada sistem hidroponik rakit apung terhadap infeksi CMV pada tanaman mentimun belum dilakukan di Indonesia. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengkaji berbagai konsentrasi nutrisi yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman serta memicu ketahanan tanaman akibat infeksi CMV pada mentimun dengan sistem hidroponik rakit apung. Penelitian ini dilakukan di rumah kawat dan Laboratorium Penyakit Tumbuhan, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Malang. Pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan Juli hingga Oktober 2017. Inokulum CMV berasal dari lahan mentimun di daerah Junrejo, Batu. Identifikasi CMV dilakukan pada tanaman indikator berupa gulma berbunga yaitu Chenopodium amaranticolor Coste and Reyn. dan Gomphrena globosa L. (Amaranthaceae). Bak nutrisi hidroponik dibuat dari foam bekas yang bagian dalamnya dilapisi dengan plastik mulsa. Lubang tanam pada setiap bak nutrisi dibuat sebanyak 3 lubang. Tanaman mentimun varietas Hijau Roket disemai di rockwool yang telah dipotong 2 x 2 cm selama 14 hari. Pembuatan nutrisi AB mix pekat dilakukan dengan melarutkan kemasan nutrisi A dan B dengan 5 l air pada wadah yang berbeda. Larutan pekat yang telah dibuat diukur sesuai dengan perlakuan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan perlakuan yang digunakan adalah kontrol positif, kontrol negatif, konsentrasi nutrisi AB mix 2, 5, 8 dan 11 ml/l dan diulang sebanyak 4 kali. Nutrisi pekat AB mix dilarutkan dalam 1 l air. Dalam satu bak nutrisi diperlukan 11 l air, sehingga larutan pekat yang disiapkan adalah 22, 55, 88, 121 ml. Larutan pekat ii tersebut dituangkan ke dalam bak nutrisi dan diaduk hingga tercampur merata. Penularan CMV dari inokulum ke tanaman mentimun dilakukan secara mekanis melalui cairan sap. Penularan dilakukan ketika tanaman mentimun berumur 15 hari di dalam bak nutrisi. Variabel pengamatan yang diamati adalah jumlah daun, panjang tanaman, intensitas penyakit, masa inkubasi, jumlah buah dan indeks ketahanan tanaman. Dari hasil penelitian masa inkubasi menunjukkan perlakuan berbagai konsentrasi nutrisi berpengaruh secara nyata terhadap masa inkubasi CMV pada tanaman mentimun. Masa inkubasi CMV pada tanaman paling lama pada konsentrasi nutrisi 11 ml/l. Perlakuan berbagai konsentrasi nutrisi AB mix berpengaruh secara nyata terhadap intensitas penyakit CMV. Intensitas penyakit paling rendah terdapat pada tanaman mentimun yang diperlakukan dengan konsentrasi nutrisi 11 ml/l. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan berbagai konsentrasi nutrisi AB mix berpengaruh secara nyata terhadap jumlah daun mentimun. Jumlah daun paling tinggi terdapat pada tanaman mentimun yang diperlakukan dengan konsentrasi 11 ml/l. Perlakuan berbagai konsentrasi nutrisi AB mix berpengaruh secara nyata terhadap panjang tanaman mentimun. Dari hasil penelitian perlakuan berbagai konsentrasi nutrisi AB mix berpengaruh secara nyata terhadap jumlah buah. Jumlah buah paling tinggi terdapat pada tanaman mentimun yang diperlakukan dengan konsentrasi nutrisi 11 ml/l. Pada kategori tingkat ketahanan tanaman, konsentrasi 8 ml/l dan 11 ml/l termasuk dalam kategori tahan.